Kupang, mediantt.com – Even berskala internasional, Tour de Flores, yang dijadwalkan pada Mei 2016, dipastikan adiikuti 200 pebalap internasional dari 30 negara. Ajang ini menjadi kesempatan berharga bagi pemerintah untuk mempromosikan pariwisata Indonesia, khsusunya NTT ke dunia internasional, karena tidak mengeluarkan biaya banyak.
Ketika menggelar konferensi pers, Kamis (21/4), Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Dr Marius Jelamu menjelaskan, tour de Flores yang menempuh jarak 700 km ini melintasi sejumlah etape yang menantang mulai dari Flores Timur dan finis di Labuan Bajo, Manggarai Barat.
“Peserta akan melintasi dua rintangan yang lebih menantang dari Tour de Singkarak yakni ketika akan memasuki Kabupaten Ende dan Kabupaten Manggarai Timur,” kata Marinus Jelamu.
Menurut dia, Tour de Flores akan digelar secara rutin setiap tahun dan akan menjadi lomba balap sepeda internasional seperti Tour de Singkarak. Kata dia, saat ini hanya empat race yang dimanfaatkan atlet internasional untuk menaikan peringkat mereka yakni Tour de France, Tour de Singkarak, dan Tour de Ijen.
“Kami harapan tour de Flores ini juga akan dijadikan para atlet untuk menaikkan peringkat mereka karena ada sejumlah tantangan yang tidak ad di tour lainnya,” ujarnya.
Marinus menegaskan, Tour de Flores akan membantu mempromosikan pariwisata NTT secara gratis ke 30 negara asal pebalap tersebut. “Di setiap etape, para atlet pasti memotret dan mengunggah foto mereka di media sosial. Dia punya banyak followers sehingga ini menjadi promosi yang lumayan besar dan murah,” ujarnya.
Menurut mantan Penjabat Manggarai ini, anggaran promosi Dinas Pariwisata NTT sangat terbatas, karena anggaran Dinas Pariwisata di kabupaten dan kota sekitar Rp 2,2 miliar, termasuk gaji pegawai. Akibatnya anggaran promosi pariwisata nyaris tidak ada.
“Kita tidak bisa melakukan promosi dengan anggaran yang sedikit. Butuh anggarn besar. Keterbatasan anggaran tersebut yang membuat banyak obyek wisata belum dikelola secara professional,” katanya.
Ia juga mengajak semua masyarakat NTT untuk ikut dalam touring tour de Flores untuk meramaikan event tersebut. Untuk itu, bagi yang akan mengikuti touring akan berangkat lebih dulu sekitar dua atau tiga jam sebelum para atlet itu berangkat.
“Mari kita bersama meramaikan Tour de Flores dengan ikut touring dengan menggunakan sepeda. Touring ini nantinya akan diikuti juga warga dari Bali dan Jawa dan jumlah mereka cukup banyak,” ujar Marius, yang saat itu didampingi Kabid Ekonomi Kreatif Berbasis Media Desain dan Iptek, Geradus Naisoko.
Marius juga meminta para bupati di daratan Flores untuk tidak melihat besarnya dan menilai nomimal dana untuk penyelenggaraan Tour de Flores, tetapi lihat dari dampak yang akan dihasilkan, karena tour de Flores ini merupakan promosi pariwisata yang murah.
“Tour de flores merupakan salah satu cara pemerintah untuk perkenalkan Flores, tapi juga NTT dan Indonesia. Bayangkan ada 200 peserta dari 30-an negara yang akan ikut race internasional. Kalau kita promosikan ke 30 negara tentunya biaya sangat mahal tapi ini merupakan bentuk promosi yang sangat murah,” katanya
Ia juga menghimbau para bupati di Flores agar menjelang Tour de Flores, bisa membuat event budaya sehingga menghidupkan setiap kota yang dilintasi para pebalap internasional. (jdz)
Foto : Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT, Dr. Marius A Jelamu, didampingi Kabid Ekonomi Kreatif Berbasis Media Desain dan Iptek, Geradus Naisoko, menggelar jumpa pers, Kamis (21/4).