600 Poktan dan Gapoktan Kehutanan di NTT Siap Jadi Koperasi Merah Putih

oleh -94 Dilihat

Gubernur Melki Laka Lena saat meninjau harga Sembako di Pasar Oeba.

KUPANG, mediantt.com – Sebanyak 600 kelompok tani (Poktan) dan gabungan kelompok tani (Gapoktan) Kehutanan di NTT siap bertransformasi menjadi Koperasi Merah Putih. Langkah inovatif ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mewujudkan program Koperasi Desa Merah Putih di 70 ribu desa di seluruh Indonesia, yang sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto.

Kepada wartawan, Rabu (12/3), Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi NTT, Ondy Siagian mengatakan, transformasi ini bukan sekadar perubahan nama, melainkan langkah strategis untuk mengoptimalkan potensi hutan dan memberdayakan ekonomi masyarakat desa melalui pengelolaan yang lebih terstruktur dan modern.

“Hari ini kita mulai melakukan sosialisai dan deklarasi untuk tiga Gapoktan Kehutanan di Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Kita juga mulai mempersiapkan administrasi awal untuk pembentukan di tiga desa di TTS ini untuk selanjutnya pada 600 Poktan/Gapoktan di NTT,” kata Ondy Siagian seperti dilanair SelatanIndonesia.com.

Tiga Gapoktan Kehutanan di Kabupaten TTS diantaranya Gapoktan Ora et Labora di Desa Noinbila, Gapoktan Bersaudara di Desa Eenbesi, dan Gapoktan Taheunpah di Fatukoto untuk bertransformasi masing-masing menjadi Koperasi Desa Merah Putih

Menurut Ondy, proses pembentukan koperasi akan dilakukan secara bertahap, dimulai dari koordinasi intensif antara instansi pemerintah, pemangku kepentingan lokal, dan komunitas perkoperasian. Rencana kerja mencakup pembuatan peta potensi koperasi, penyusunan modul pelatihan, sosialisasi, serta pendampingan kelembagaan.

“Kami tengah menyusun Peta Jalan yang akan menuntun setiap langkah pembentukan koperasi, dari tahap inisiasi hingga monitoring dan evaluasi pasca peluncuran,” ujar Ondy.

Lebih menarik lagi, program ini mengintegrasikan pemanfaatan kawasan Perhutanan Sosial sebagai basis pengembangan koperasi. Kelompok tani yang telah memanfaatkan hutan produksi dan hutan lindung diharapkan dapat meningkatkan kapasitas usaha, manajemen sumber daya, serta memperkuat jaringan pemasaran melalui outlet-outlet koperasi yang tersebar di berbagai desa.

“Revitalisasi kelompok yang sudah ada serta penataan ulang struktur kelembagaan akan membuka peluang ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat,” tambahnya.

Rangkaian kegiatan program ini diproyeksikan dimulai pada Maret 2025 dengan berbagai sesi sosialisasi dan pelatihan pendampingan kelembagaan. Puncak dari program ini dijadwalkan pada 12 Juli 2025, bertepatan dengan perayaan Hari Koperasi Nasional, di mana 70 ribu Koperasi Desa Merah Putih akan diluncurkan secara resmi.

Selanjutnya, fase pengembangan dan monitoring akan berlangsung hingga akhir tahun 2025 guna memastikan koperasi yang terbentuk benar-benar mampu memberikan dampak positif bagi kesejahteraan desa.

Dengan semangat inovasi dan kolaborasi lintas sektor, Ondy Siagian optimistis bahwa transformasi 600 Poktan/Gapoktan Kehutanan ini akan menjadi model sukses pemberdayaan ekonomi desa. “Dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat hingga aparat desa, sangat penting untuk mewujudkan koperasi yang mandiri, berdaya saing, dan mampu menggerakkan pertumbuhan ekonomi di tingkat akar rumput,” tegasnya.

Transformasi ini tidak hanya menghadirkan peluang ekonomi baru, tetapi juga menyiratkan komitmen pemerintah untuk menyempurnakan pengelolaan sumber daya alam melalui pemberdayaan masyarakat lokal. Sebuah terobosan yang diharapkan dapat menginspirasi daerah lain di seluruh Indonesia. (llt/jdz)