Ada Salah Kaprah Memahami Peran Penting Parpol

oleh -18 Dilihat

Kupang, mediantt.com — Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat NTT, Ir John Kaunang, MS, mengingatkan, eksistensi Parpol tidak sekadar nyata ketika proses pemilihan umum berlangsung, tetapi harus nyata dalam kesehari-harian yang mencakup keseluruhan aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika tidak, maka ada salah kaprah dalam memahami peran penting parpol.

Ketika memberikan pencerahan dan pendidikan politik kepada masyarakat di Belu pada akhir Maret 2015 lalu, John Kaunang, dalam makalah bertajuk “Peranan Parpol Menyiapkan Pemimpin Bangsa dan Negara/Daerah” menjelaskan, partai politik (parpol) adalah organisasi politik yang anggotanya adalah rakyat. Tidak ada rakyat, tidak ada Parpol. Namun, rakyat yang berparpol adalah rakyat yang terorganisasi sehingga suara Parpol adalah suara rakyat yang terorganisasi. Dalam suatu negara demokratis, kata dia, rakyat bebas untuk bersikap menjadi anggota Parpol atau tidak. Oleh sebab itu, dalam politik di Indonesia, suara rakyat selalu ada dua yaitu, pertama, suara rakyat terorganisasi yang sama dengan suara Parpol, dan kedua, suara rakyat yang tidak terorganisasi. “Kenyataan seperti ini sering menimbulkan salah tafsir atau sengaja dibuat salah tafsir untuk sekedar mendiskreditkan para elit Parpol yaitu mereka yang menduduki jabatan badan pengurus Parpol serta kader-kader Parpol yang ditempatkan sebagai pejabat di lembaga legislatif dan eksekutif di pemerintahan,” terang Kaunang.

Oleh sebab itu, menurut dia, Parpol harus secara terus-menerus melakukan hubungan-hubungan keorganisasian secara efektif di kalangan anggota masing-masing Parpol, tetapi juga jangan sampai melupakan pendidikan politik kepada rakyat yang tidak terorganisasi dalam Parpol. Dengan demikian, Parpol akan dapat mengeliminasikan permainan dibalik kata “salah tafsir”. Di samping itu, tentu saja, Parpol harus sungguh-sungguh berbenah-diri.

Ia menjelaskan, parpol, dalam menyiapkan pemimpin-pemimpin bangsa dan negara/daerah, sejatinya berfungsi sebagai sarana pendidikan politik bagi rakyat, penciptaan iklim persatuan dan kesatuan di kalangan rakyat, penyerap dan penyalur aspirasi politik rakyat dalam pembuatan kebijaksanaan publik, penggerak partisipasi politik rakyat, dan rekrutmen untuk pengisian jabatan politik. Fungsi-fungsi Parpol tersebut dapat terlaksana dengan cara menyediakan basis-basis serta prasarana dan sarana untuk berlatih dan memperoleh pengalaman, serta melengkapi para kandidat pemimpin dengan berbagai macam pengetahuan dan keterampilan, serta menawarkan sejumlah karir politik sebagai bagian dari proses belajar. “Ini berarti bahwa eksistensi Parpol tidak sekedar nyata ketika proses pemilihan umum berlangsung, tetapi harus nyata dalam kesehari-harian yang mencakup keseluruhan aspek kehidupan berbangsa dan bernegara,” tegasnya.

Bagi dia, parpol memainkan beberapa peran penting dan strategis. Pertama, Parpol adalah Pejuang Sejati demi Rakyat Berdaulat. Menurutnya, fungsi utama Parpol adalah memperjuangkan agar aspirasi rakyat dilaksanakan oleh pemerintah. Fungsi ini harus diperankan oleh Parpol, kader-kader Parpol, sebagai pejuang sejati kepentingan rakyat, bukan ‘monster atau vampire/pengisap-darah’ rakyat demi kepentingan diri-sendiri dari perorangan elit Parpol. Peranan ini dapat dimainkan dengan baik bila manajemen partai terorganisasi dengan baik, dan sistem politik bersifat terbuka, kompetitif dan adaptif, dimana Parpol dapat merespons aspirasi rakyat secara keseluruhan.

“Dalam praktek, peranan seperti tersebut diatas sangat sering dimainkan secara salahkaprah, dimana politik dipandang sebagai pasar dalam konteks ekonomi, rakyat dianggap berada pada satu sisi sebagai ‘pembeli’, sedang Parpol pada lain sisi sebagai ‘penjual’, dan transaksi diantara keduanya berbentuk negosiasi yang bersifat materialistik/kebendaan (bagi kekuasaan dan/atau bagi uang).

Kedua, Parpol adalah Wadah Penggodok Calon Pemimpin. Menurut Kaunang, Parpol menyediakan calon pemimpin formal dan informal. Artinya, Parpol harus memainkan peran sebagai ‘kawah candradimuka’, sebagai wadah penggodok, yang menghasilkan calon pemimpin bangsa dan negara/daerah yang memenuhi standar fisik dan kualitas, serta sesuai dengan kualifikasi kebutuhan yang ada. Dengan kalimat lain, lanjut dia, Parpol tidak hanya bereksistensi sebagai peserta perebutan kekuasaan pemerintahan, tetapi lebih jauh dari itu, Parpol harus menyelenggarakan berbagai kegiatan di semua aspek kehidupan berpolitik (berbangsa dan bernegara). Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka memberikan kesempatan kepada kader-kadernya untuk berlatih, dan diseleksi, sebagai calon-calon pemimpin. “Hal ini masih menjadi masalah besar bagi semua Parpol karena, dapat dikatakan, sama sekali tidak nampak; sebagai contoh: bagaimana mungkin Parpol dapat menempatkan kadernya sebagai Menteri Olahraga apabila Parpol sendiri tidak pernah menyelenggarakan dan/atau memberikan perhatian cukup terhadap kegiatan-kegiatan keolah-ragaan untuk melatih kadernya di bidang ini?” jelas John Kaunang.

Berinteraksi dan Bertransaksi

Point ketiga yang juga ditekankan Kaunang, Parpol adalah Wadah Rakyat Berinteraksi dan Bertransaksi. Dalam pandangannya, parpol sejatinya berfungsi sebagai wadah dimana rakyat dapat berinteraksi dan bertransaksi dalam menetapkan arah, harapan atau tujuan bersama/kolektif, serta menentukan pilihan-pilihan kebjiksanaan yang akan dijadikan sebagai program pemerintah oleh Parpol. Dalam hal ini, Parpol berperan, antara lain, menyelenggarakan berbagai macam pertemuan, baik dalam bentuk dialog, diskusi, konferensi, dan konvensi maupun dalam bentuk rapat, dan sebagainya.

“Peran ini sangat nyata dimainkan dalam Pemilu, dimana Parpol menggunakan instrumen program yang akan dilaksanakan bila nanti memegang kekuasaan pemerintahan. Dalam sistem pemerintahan parlementer, peran ini merupakan hal yang utama, namun sejarah menunjukkan bahwa dalam Pemilu, rakyat pada umumnya, lebih tertarik pada figur dan pencitraan daripada isu-isu tentang masalah kenegaraan dan program,” tegasnya, mengingatkan.

Keempat, Parpol adalah penata bentuk semua kepentingan rakyat. Menurutnya, salah satu landasan fungsional parpol adalah menampakkan secara jelas semua kepentingan rakyat yang beraneka-ragam ke permukaan, dan membuat semua kepentingan itu terhimpun untuk diintegrasikan dalam keseimbangan tertentu, bukan sekedar dicampurkan. Disini, peranan Parpol adalah sebagai inisiator, katalisator, fasilitator, dan instruktor, disingkat sebagai penata-bentuk. Namun, tidak dapat disangkal bahwa ada parpol yang didirikan dengan suatu kepentingan tertentu saja sebagai yang utama, dimana semua kepentingan lain menjadi orbiter dari kepentingan itu (contoh: Parpol buruh, Parpol pengusaha, Parpol etnik, dan Parpol sejenis lainnya). Parpol jenis ini bukanlah organ yang hidup bebas tetapi “benda mati berupa kendaraan” bagi kepentingan kelompok tertentu saja. “Ada satu hal yang harus selalu diingatkan agar tidak terjadi yaitu terpinggirnya kepentingan kelompok-kelompok kecil yang miskin, dan kumpulan-kumpulan rakyat yang tidak terorganisasikan,” katanya.

Ia menambahkan, Parpol dalam keseluruhan kehidupan berbangsa dan bernegara/berdaerah sangat dibutuhkan. Namun, dibutuhkan saja tidak cukup karena harus ditata-kelolakan dan dikontrol sedemikian-rupa sehingga tidak menjadi ‘kendaraan’ bagi kepentingan seseorang atau sekelompok-orang saja. Rakyat perlu menyadari bahwa berpolitik dan berparpol dalam politik adalah cara-hidup seluruh rakyat sebagai warganegara demi kesejahteraan lahir-bathin di masa kini, dan terus sejahtera dalam perjalanan menuju masa depan yang lebih baik lagi. “Hanya rakyat berpolitik yang mampu beradaptasi terhadap dinamika perubahan dunia dan jagad-raya seiring dengan perjalanan waktu,” tegasnya, dan mengingatkan bahwa konsensus nasional kita dalam berbangsa dan bernegara/berdaerah mempunyai empat pilar utama yang ‘abadi’ yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD ’45. “Keempat pilar inilah yang membuat Indonesia sampai sekarang masih tetap eksis sebagai negara yang merdeka dan berkedaulatan rakyat,” katanya. (jdz)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *