Buwas Janji Miskinkan Bandar Narkoba

oleh -16 Dilihat

JAKARTA – Pemiskinan para bandar menjadi salah satu upaya mematikan keberlangsungan sindikat narkoba. Hal itu disampaikan Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso (Buwas) saat membuka diskusi staf ahli Badan Nakotika Nasional (BNN) bertema “Penanganan Aset Tindak Pidana Pencucian Uang Narkoba” yang digelar di gedung BeritaSatu Plaza, Jakarta, Kamis (17/9/2015).

Menurutnya, sindikat narkoba begitu kuat. Meskipun para bandar sudah dipenjara, mereka masih bisa mengatur peredaran narkoba dari balik bui. “Itu semua bisa terjadi karena sindikat narkoba mempunyai kekuatan finansial luar biasa. Karena itu penanganan harus dilakukan bersama-sama, yakni bukan hanya menangkap, namun lebih jauh lagi dengan menjerat mereka melalui pasal-pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU,Red),” katanya.

Bila penanganan melalui TPPU berjalan maksimal, kata Buwas, bandar narkoba tak lagi punya kekuatan. “Karena dia telah dimiskinkan,” kata mantan kabareskrim Polri ini.

Ditambahkan, serangan narkoba sangat masif. Tak ada kelompok yang tak masuk menjadi sasaran mafia narkoba. “Presiden Jokowi telah menyatakan negara dalam kondisi darurat narkoba. Kondisi kita sangat kritis, sehingga semua harus peduli dalam proses pencegahan, penindakan dan rehabilitasi. Semuanya menjadi prioritas, bukan salah satu yang dikedepankan, yang lainnya terbelakang,” katanya.

Buwas menaruh harapan besar agar semua komponen berbuat untuk memberantas peredaran narkoba. Buwas juga mengaku masih akan mempelajari ketentuan perampasan aset milik bandar narkoba untuk kepentingan negara.

Lebih jauh dikatakan, narkoba adalah serangan yang sangat masif di Indonesia. Dari hasil survei, pengguna narkoba di Indonesia mencapai 4 juta jiwa. Bahkan setiap hari korban meninggalmencapai 30 orang sampai 40 orang.

“Ini kejahatan yang luar biasa. Penanganan masalah ini harus segera kita lakukan secara terintegrasi,” katanya. (beritasatu.com)

Ket Foto : Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Pol. Budi Waseso (tengah) bersama konsultan ahli BNN Ahwil Luthan (dua Kiri), Ahli TPPU Yenti Garnasih (kiri), dan Pemimpin Redaksi Suara Pembaruan Primus Dorimulu (kanan) berbincang sesaat sebelum diskusi BNN di Jakarta, 17 September 2015.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *