GP Ansor Harapkan Natal Nasional Digelar di Aceh

oleh -24 Dilihat

Kupang, mediantt.com – Natal Nasional yang digelar di Kupang, NTT, 28 Desember lalu, dianggap luar biasa. Namun, tidak demikian bagi Gerakan Pemuda (GP) Ansor NTT. Wadah kepemudaan dibawah Nadhatul Ulama (NU) ini berharap agar Natal Nasional itu dirayakan di daerah mayoritas muslim, seperti di Aceh atau di Jawa Barat. Sebab, makna kemajemukan dan toleransi hidup beragama benar-benar nampak.

“Merayakan Natal Nasional di Kupang, Manado, atau di Papua itu hal biasa saja. Tapia mat sangat luar biasa bila Natal Nasional itu dirayakan di Aceh atau Jawa Barat. Sebaliknya, Halal Bialal Nasional dirayakan di Kupang atau Papua,” begitu kata Ketua GP Ansor NTT, Abdul Muis pada malam perayaan Natal Bersama para Wartawan di Kupang, Minggu (3/1/2016).

Menurut Muis, seluruh wilayah di Provinsi NTT sejak dulu hingga saat ini sangat menghormati dan menghargai serta menjaga kemajemukan. Bukti keberhasilan kemajemukan di daerah ini mengantar Gubernur NTT, Frans Lebu Raya menerima penghargaan dari Menteri Agama RI di Jakarta, 30 Desember 2015.

Ia menambahkan, pada perayaan Natal di Kota Kupang tahun 2015, GP Ansor menerjunkan anggotanya untuk melalukan pengamanan di semua gereja, baik Katolik maupun Protestan.

“GP Ansor yang bernaung dibawah Nadhatul Ulama (NU) di seluruh Indonesia diperintahkan utuk melakukan pengamanan saat Perayaan Natal di seluruh Indonesia. Kami di seluruh NTT mengamankan perintah NU tersebut,” tegas Muis.

Wartawan senior Bone Pukan ketika memberikan sambutan mengkritik Gubernur Frans Lebu Raya yang tidak menyampaikan terima kasih kepada para pekerja media (wartawan) atas penghargaan yang diterima dari Menteri Agama RI karena NTT dinilai sebagai daerah dengan toleransi antar umat beragama yang baik. Padahal, penghargaan itu diterima karena pemberitaan wartawan di sejumlah media massa di NTT.

“Berapa banyak penghargaan yang diterima oleh Gubernur NTT, Frans Lebu Raya termasuk soal kemajukan antar umat beragama di NTT itu karena wartawan yang tulis. Tapi Gubernur tidak pernah berterima kasih buat wartawan, “ kata Bone Pukan.

Menurut dia, pada konfrensi pers akhir tahun 2015, Gubernur pun tidak menyampaikan terima kasih kepada wartawan atas penghargaan yang diterimanya. “Tapi tidak apa-apa,” ujarnya.

Natal bersama keluarga besar wartawan NTT yang bertugas di Kota Kupang, digelar secara sederhana di kediaman salah satu wartawan, Jefri Tapobali. Acara diawali dengan ibadat ekumene. Walaupun tanpa dihadiri Gubernur, Wakil Gubernur, Walikota, dan sejumlah muspida. Hanya perwakilan dari Korem 161 Wira Sakti Kupang. (che)