Kupang, mediantt.com – Selasa (2/2) kemarin, Wakil Menteri Perdagngan, Industri dan Lingkungan Hidup dari Republik Demokratik Timor Leste (RDTL), Filipus Pereira, menjadi tamu istimewa bagi Gubernur NTT, Drs Frans Lebu Raya. Dalam tatap muka penuh kekeluargaan itu, Lebu Raya menuturkan, secara territorial administratif, RDTL dan NTT berbeda, tapi secara kultural bersaudara. Yang menarik, Timor Leste menyatakan akan belajar berkoperasi di NTT.
“Secara teritorial administratif, kita berbeda. Namun secara kultural, kita bersaudara. Yang paling penting adalah merawat dan menjaga persaudaraan secara turun temurun. Kita bisa saling melengkapi satu sama lain sebagai satu suku bangsa dengan dua negara berbeda,” begitu sapaan awal Gubernur Lebu Raya terhadap kenegaraan itu, di ruang rapat gubernur.
Dalam siaran Pers Biro Humas yang diterima mediantt.com, Gubernur Lebu Raya juga menguraikan tentang kebijakan dan pelaksanaan 6 tekad Pemprov NTT serta Program Desa Mandiri Anggur Merah. Pun, menjelaskan gagasan Segitiga Pertumbuhan Kupang-Dili-Darwin. “Pembukaan jalur penerbangan langsung Kupang-Dili-Darwin diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi di kawasan ini. Pemerintah Pusat telah menjawab usulan Pemerintah Provinsi NTT untuk membangun Semen Kupang 3. Pembangunannya sedang berjalan. Kehadirannya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar semen dalam negeri juga bisa diekspor ke Timor Leste,” kata Gubernur.
Gubernur Frans juga menyinggung soal ide Tour de Timor. “Kalau sebelumnya Tour de Timor hanya menempuh rute dari Motain sampai Kupang, maka rutenya dapat diperluas dari Dili atau mungkin dari ujung timur Negara RDTL sampai Kupang. Kegiatan ini dapat meningkatkan rasa persaudaraan dan kekeluargaan sebagai satu suku bangsa,” kata Lebu Raya.
Belajar di NTT
Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan, Industri dan Lingkungan Hidup RDTL, Filipus Pereira. mengatakan, ada tiga maksud kunjungan mereka, yakni mengikat tali kekeluargaaan yang telah dibangun selama ini; memupuk dan menjaga hubungan persaudaaraan agar terawat sampai anak cucu; serta memperkuat jalinan ekonomi antara dua wilayah.
“NTT khususnya Timor dan Timor Leste adalah satu bangsa dengan dua negara. Ada pengaruh timbal balik terutama gerak pembangunan antara keduanya. Pembangunan di NTT punya pengaruh khususnya bagi masyarakat perbatasan Timor Leste, demikian pun sebaliknya,” kata Filipus. Ia juga mengapresiasi program Anggur Merah dan keberhasilan Koperasi yang begitu pesat di NTT.
Menurut Filipus, pembangunan Timor Leste tidak hanya bergantung pada hasil minyak di Celah Timor yang pasti akan habis suatu saat. “Karena itu Pemerintah Timor Leste sedang mencanangkan diversifikasi ekonomi di bidang pertanian, peternakan dengan berlandaskan pada koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Kami ingin datang belajar di tetangga kami yang terdekat yakni NTT,” tegasnya, seraya mengajak Pemerintah Provinsi NTT untuk melakukan kerjasama dari hal-hal yang kecil. (jdz)
Foto : Gubernur NTT, Drs Frans Lebu Raya, memberikan cinderamata kepada Wakil Menteri Perdagangan, Industri dan Lingkungan Hidup RDTL, Filipus Pereira.