Gubernur Minta Pelindo III Kupang Harus Bebas Pungutan Liar

oleh -17 Dilihat

Kupang, mediantt.com – Kebijakan Presiden Joko Widodo untuk memberantas pungutan liar (Pungli) terus mendapat perhatian. Di NTT, Gubernur Gubernur NTT Drs Frans Lebu Raya meminta jajaran Pelindo III untuk bebas dari Pungli.

“Pelindo III harus bebas dari pungli. Untuk apa terima Rp 100.000 hanya untuk mengorbankan harga diri. Untuk apa terima Rp 1.000.000 hanya untuk mengorbankan integritas diri dan instansi. Jangan sekali-kali mengorbankan integritas diri demi pungli,” tegas Gubernur Frans Lebu Raya saat Peluncuran Rubber Tyred Gantri (RTG) Bertenaga Batarei di Pelabuhan Tenau Kupang, Jumad (11/11).

Dengan diluncurkan RTG, Frans Lebu Raya berharap, alat tersebut dapat memperlancar bongkar  muat di Pelabuhan Tenau dan tentunya membantu aktivitas para pekerja di Pelabuhan Tenau Kupang. “Saya mengapresiasi Pelindo III yang  terus-menerus berupaya untuk membenahi pelabuhan-pelabuhan di NTT. Pelabuhan NTT berjumlah 41. Dari ke 41 pelabuhan tersebut, ada pelabuhan yang berada dibawah kementrian perhubungan. Mudah-mudahan kementrian dapat mempercayakan sejumla pelabuhan kepada Pelindo III untuk dikelolah,” harap Frans Lebu Raya.

Gubernur juga menyentil kunjungan Tim Polhukam  yang mengunjungi daerah perbatasan Negara Timor Leste. Mereka menilai pembangunan pos lintas batas tidak ekonomis. Menanggapi hal itu, Gubernur mengatakan bahwa berbicara kepentingan rakyat, kadang-kadang kita perlu mengabaikan efisiensi dan ekonomis. Bila kita terus mempersoalkan efisiensi, ekonomis, maka pembangunan tetap tidak akan berjalan. Rencanyanya Pos Lintas Batas akan diresmikan Presiden Ir Jokowi bersamaan dengan Hari Nusantara yang akan diselenggarakan pada 13 Desember di Lembata.

Gubernur menambahkan, saat ini Presiden RI Jokowi sedang gencar-gencarnya membangun infrastrukur dan NTT juga mendukung penuh usaha presiden tersebut, meski faktanya ditemukan banyak kendala dilapangan. Salah satunya adalah persoalan dana.

Frans Lebu Raya mengakui bahwa persoalan tersebut tidak menyurutkan langkahnya untuk tetap bergerak maju. “Kalau anda memiliki banyak uang anda bisa bangun semuanya. Tetapi jika anda tidak memiliki banyak uang bangunlah infrastrukur,” kata Gubernur, seraya mengutip kalimat motivasi dari salah satu ahli.

Sejalan dengan tekad Presiden yaitu memajukan kawasan Timur Indonesia, Gubernur NTT mengakui bahwa, pembangunan di NTT dari hari ke hari semakin meningkat. Mulai dari pembangunan hotel berbintang, rumah sakit berstandar Internasional sampai pada tempat perbelanjaan elite. “NTT optimis untuk maju dan berangkat dari ketertinggalan, dari plesetan-plesetan miring dan menolak diberi predikat ‘miskin’,” tambah Frans Lebu Raya dengan yakin.

Leb Raya mengatakan, pertumbuhan kontainer saat ini mencapai 20 persen. “Ini tantangan dan menjadi tugas kita untuk mengisi kontainer tersebut. Selain garam yang sedang dibangun produksinya, mudah-mudahan hasil komoditi pertanian juga dapat mengisi kontainer untuk diekspor. Hasil produksi yang memuasakan tentunya didukung dengan kerja keras,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Utama Pelindo Kupang, Orias Petrus Moedak mengatakan, dua alat RTG yang diluncurkan ini digerakan oleh batrarei. Bila listriknya tidak ada/mati, maka alat ini dapat membantu kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan.

Perlu diketahui, menurut Direktur Pelindo III ini, di NTT, kargo yang masuk ke NTT jumlahnya 100 akan tetapi hanya terisi 20 persen dan 80 persen kosong. “Ini tantangan besar untuk NTT. Ke depannya, diharapkan agar NTT bisa mengekspor produk lokal agar Konteiner yang datang dapat terisi penuh,” katanya.

Petrus Moedak juga mengatakan, Pelindo III Kupang menjunjung tinggi integritas, dedikasi dan costumer focus (fokus pelanggan). Selain itu, menurutnya, ada banyak pelabuhan di NTT yang perlu dibenahi. Hal ini sekaligus mendukung program Presiden Jokowi yang akan menjadikan NTT sebagai Poros Maritim Dunia dan tekad Pemerintah Provinsi NTT yang menjadikan NTT sebagai Provinsi Pariwisata. Program PT Pelindo III juga berkaitan erat dengan wisata. “Besar harapan saya, menjadikan NTT sebagai Nusa Tujuan Wisata dengan menjadikan Labuan Bajo sebgai titik pusat wisata,” kata Moedak.

Ia juga menyuarakan tentang pembangunan NTT. Menurutnya, dia sejalan dengan prioritas Presiden yaitu membangun dari pinggir, dari halaman belakang NKRI. Dia menyesalkan persoalan tanah yang sudah dibeli PT Pelindo di Labuan Bajo. Baginya, ada saja pihak yang menghambat pembangunan tersebut.  Pembangunan pelabuhan di daerah tersebut tertunda karena persoalan tanah sengketa. Sementara itu, ia juga berharap berharap lahan kosong di daerah Tenau agar dapat dimanfaatkan BUMN untuk pembangunan.

“Jadilah dirimu sendiri, kenali diri, baik kekuranganmu ,kelebihanmu, dan lakukanlah yang terbaik, itulah prinsip yang saya amini,” ungkap pemuda yang sering disapa Orias ini, yang adalah NTT asal Oeba, Kota Kupang.  Orias mengaku bangga menjadi  anak NTT. Bagaimana tidak,  jika RTG yang baru saja diluncurkan, yang mengoperasikanya adalah putra-putra NTT. “Anak NTT bisa jadi apa saja,” ujarnya.

Hadir pada kegitan peluncuran itu, Ketua DPRD NTT, H. Anwar Puah Geno.SH,  Forkompimda Provinsi NTT yaitu perwakilan dari  Danlanud, Danlamtamal, Dandrem, Kapolda dan Kajati. Turut hadir juga pada acara peluncuran  RGT itu, Komisaris Utama Pelindo III, Direktur Pelindo III, Orias Petrus Moedak,  tokoh agama, masyarakat setempat dan insan pers. (hms/jdz)

Ket Foto : Gubernur NTT Der Frans Lebu Raya bersama Ketua DPRD NTT Anwar Pua Geno, dan staf pelindo III Kupang menekan sirene untuk peluncuran RTG di Pelabuhan Tenau Kupang, Jumat (11/11).