Blak-blakan Soal ASN dan Proyek, Siflan Angi Nyaris ‘Digebuk’

oleh -36 Dilihat

Maumere, mediantt.com – Ruang rapat paripurna DPRD Sikka, Rabu (29/3), hampir saja ricuh. Pasalnya, Ketua Fraksi Partai Nasdem Siflan Angi menuding sejumlah pejabat mencari muka untuk mendapatkan jabatan. Ia juga mensinyalir ada penyanyi yang mengancam akan melaporkan Pokja ke Bupati Sikka jika yang bersangkutan tidak mendapatkan proyek. Buntutnya, Siflan nyaris “digebuk”, tapi untung suasananya cepat ditengahi.

Peristiwa ini berawal dari skorsing yang dilakukan Ketua DPRD Sikka Rafael Raga, menyusul banyaknya pejabat Eselon II yang belum hadir pada paripurna dengan agenda Keterangan Pemerintah terhadap Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi atas Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Akhir TA 2016.

Mungkin saja kesal dengan banyaknya pejabat Eselon II yang tidak hadir, Siflan Angi mengatakan para pejabat hanya mencari muka saja untuk mendapatkan jabatan. Spontan beberapa pejabat Eselon II yang sudah hadir di bagian utara ruang paripurna langsung bereaksi.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kesnius Didimua, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Mauritz da Cunha, Kepala Badan Kepegawaian Daerah Martha Huberty Pega , dan beberapa lainnya langsung berdiri dan menantang Siflan Angi. Mereka sangat tersinggung dengan pernyataan anggota DPRD Sikka tiga periode itu.

Menurut beberapa aparatur sipil negara (ASN) yang menyaksikan kejadian ini, suasana waktu itu berubah tegang dan memanas. Saksi mata yang minta namanya dirahasiakan mengatakan kondisi tersebut bisa berubah ricuh jika tidak cepat ditenangkan. Rapat paripurna pun akhirnya diskors.

Ketua DPRD Rafael Raga ketika membuka rapat paripurna sempat menyampaikan permintaan maaf atas kejadian ini. Rapat paripurna ini dihadiri Wakil Bupati Sikka Paolus Nong Susar, termasuk sejumlah pejabat di lingkup Pemkab Sikka.

Fraksi Partai Nasdem mensinyalir ada seorang penyanyi yang mengancam akan melaporkan Pokja ke Bupati Sikka jika yang bersangkutan tidak mendapatkan proyek.  “Dari hasil investigasi kami, ada oknum penyanyi, namanya Yanto, datang ke Kantor Dinas PU dan ancam Pokja di sana. Kalau tidak dapat kerja proyek dia acam akan lapor ke Bupati, Wakil Bupati, dan Ibu Bupati,” ungkap Siflan Angi.

Siflan tidka menjelaskan lebih detail Pokja mana yang mendapat ancaman tersebut. Dia juga tidak menyebut paket pekerjaan yang diinginkan oleh oknum penyanyi yang dia maksudkan.

Sebelumnya, dalam pemandangan umum yang dibacakan Yohanes A.J. Lioduden, Senin (27/3), Fraksi Partai Nasdem mengingatkan Bupati agar harus tegas terhadap oknum-oknum yang menjual nama Bupati, Wabup, dan Ibu Bupati, hanya untuk mendapatkan pekerjaan jasa konstruksi.

“Fraksi Partai Nasdem menemukan ada oknum-oknum yang menjual nama Saudara Bupati, Wakil Bupati, dan Ibu Bupati, kalau pejabat di Dinas PU tidak memberikan proyek untuk dia kerja. Kami minta Bupati Sikka untuk mengambil tindakan tegas terhadap perilaku oknum-oknum seperti itu,” tegas Yohanes Lioduden.

Pantauan media ini, perilaku menjual nama pejabat seperti Bupati, Wabup, dan Ibu Bupati, sudah sering terdengar selama ini. Wabup Paolus Nong Susar beberapa waktu lalu dalam kesempatan sebuah kegiatan BPC Gapensi di Aula Hendrik juga pernah menyinggung soal oknum-oknum yang menjual nama pejabat untuk mendapatkan proyek.

Namun perilaku-perilaku seperti itu masih hanya sebatas cerita dan rumor saja. Buktinya, sampai sekarang belum pernah terjadi seorang kontraktor yang diseret proses hukum karena diduga telah menjual nama Bupati, Wabup, dan Ibu Bupati.

Jika benar ada kontraktor yang menjual nama pejabat, atau bahkan mengancam Pokja, maka Pokja yang merasa diancam sebaiknya melapor ke aparat kepolisian untuk diambil langkah-langkah hukum. (vicky da gomez)

Ket Foto : Suasana sidang paripurna di DPRD Sikka.