Kepala Sekolah dan Guru Diminta Tidak Kerja Apa Adanya

oleh -17 Dilihat

Kesejahteraan dan kualitas guru belum merata. Masih banyak guru belum bersertifikasi. Kurangnya kualitas dan kapabilitas guru. Masih terdapat banyak gedung sekolah yang beratap alang-alang, gedung sekolah yang terbatas dan minimnya sarana pendukung proses belajar mengajar.

LARANTUKA – Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, usai mengukuhkan 56 orang kepala Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) Region I se-daratan Flores, di Aula Sekretaris Daerah Flores Timur, Larantuka, Sabtu (4/11), meminta para kepala sekolah dan guru agar jangan bekerja sesuai kondisi apa adanya. Tetapi, bekerjalah sesuai apa yang seharusnya dikerjakan.

Lebu Raya mencontohkan, kalau semua peralatan pendukung tersedia lengkap dan bisa bekerja menghasilkan sesuatu yang terbaik, itu biasa saja. Tetapi, kalau dalam berbagai keterbatasan mampu bekerja menghasilkan sesuatu yang luar biasa, disiitulah kehebatannya.

“Saya minta jangan bekerja apa adanya, bekerjalah sesuai dengan tuntutan yang seharusnya dikerjakan,” pinta Gubernur.

Didampingi Bupati Flores Timur, Antonius Hubertus Hadjon dan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) NTT, Emanuel Kara, Gubernur Frans menjelaskan secara gamblang perkembangan sektor pendidikan di NTT. Ia menyentil, terutama terkait kondisi terkini bidang pendidikan di NTT yang serba kekurangan, baik dari sisi kesejahteraan dan kualitas guru maupun dari aspek sarana dan prasarana pendidikannya.

Ia mengakui, soal kesejahteraan dan kualitas guru yang belum merata, masih banyak guru yang belum bersertifikasi. Kurangnya kualitas dan kapabilitas guru yang perlu ditingkatkan dan kesejahteraan guru yang belum terpenuhi. Untuk sarana dan prasarana pendidikan, kata Lebu Raya, masih terdapat banyak gedung sekolah yang beratap alang-alang, gedung sekolah yang terbatas dan minimnya sarana pendukung proses belajar mengajar.

“Berbagai kekurangan yang dihadapi dalam dunia pendidikan di NTT saat ini perlu dilengkapi. Tapi, untuk melengkapi secara serentak juga tidak mungkin. Karenanya, sangat diperlukan adanya program prioritas di bidang pendidikan, yaitu mana dan apa saja yang perlu dilengkapi,” tuturnya.

Dari kondisi keterbatasan itu, lanjut dia, dituntut perlunya kreatifitas. Kreatifitas itu bisa muncul dengan banyak melihat dan saling berbagi pengalaman. “Kreatifitas tidak muncul dari gosip, yang ada nantinya hanya hal negatif. Kita harus terus melakukan berbagai aksi positif dengan kreatifitas,” katanya.

Dalam forum bersama para kepala sekolah SMA dan SMK Region I meliputi Kabupaten Flores Timur, Sikka, Ende dan Lembata itu, Gubernur Lebu Raya mengajak para kepala sekolah dan guru termasuk staf administrasinya untuk bekerja dengan baik dan memiliki komitmen  yang tinggi demi memajukan pendidikan di NTT.

“Saya minta kepada semuanya, agar berkonsentrasi dalam melaksanakan proses belajar-mengajar menghasilkan anak didik yang berkualitas. Jangan berbondong-bondong ke kantor gubernur untuk mengurus kenaikan pangkat saja. Saya juga sudah perintahkan Pak Sekda bersama Kepala BKD NTT untuk mencari sistem yang baik dalam proses administrasi para guru di daerah,” tegas Lebu Raya.

Pelajaran Pancasila Penting

Gubernur Frans Lebu Raya juga mengatakan, untuk meningkatkan mutu pendidikan di NTT, hal penting untuk diperhatikan dan dilakukan  seorang kepala sekolah, yaitu soal manajemen. Perlu berpedoman pada manajemen sekolah yang kreatif. Kepala sekolah harus kreatif mencari solusi dan mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi untuk memenuhi kebutuhan sekolah.

“Setiap sekolah pasti ada banyak kebutuhan. Kebutuhan itu pasti tidak bisa dipenuhi dalam waktu yang bersamaan.

Kepala sekolah harus patuh pada manajemen, mulai dari perencanaan yang matang, pengawasan dan kontroling. Kepala sekolah juga harus terbuka terhadap stafnya, termasuk transparan dalam pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

“Apabila penerapan manajemen secara tertutup maka menimbulkan kecurigaan yang menjadi cikal bakal munculnya perpecahan. Saya minta kepala sekolah untuk dapat kelola bantuan apapun secara transparan dan bertanggungjawab,” pinta Lebu Raya.

Gubernur minta Kepala Sekolah SMA dan SMK dalam menjalankan proses belajar dan mengajar perlu juga mengusung program pemerintah, yaitu program Gubernur maupun program Bupati. Turut menyukseskan tekad pemerintah provinsi menjadikan NTT sebagai provinsi  jagung, pariwisata, ternak, cendana, koperasi, pariwisata, perikanan dan kelautan.

Kepala sekolah dan guru memiliki tanggungjawab yang besar untuk menghasilkan anak-anak yang berkualitas, terutama berkualitas dalam bidangnya. Sebab, anak-anak kedepan memiliki  tantangan dengan berbagai kompleksitas.

Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menjadi tantangan bagi kepala sekolah dan guru. Untuk itu, anak-anak harus diberikan pengetahuan terkait penbentukan karakter anak.

“Pendidikan karakter menjadi penting seiring dengan perkembangan IPTEK saat ini. Sehingga kepala sekolah dan guru harus bisa mendidik anak-anak menjadi orang Indonesia berkarakter Pancasila. Guru harus bisa mendidik anak menjadi manusia yang berkarakter Pancasila. Saya minta pelajaran Pancasila harus tetap diajarkan di sekolah,” tambahnya.

Gubernur juga meminta para guru dapat menjadi teladan sebagai manusia Indonesia yang berkarakter Pancasila. Sehingga pelajaran Pancasila mesti diajarkan di sekolah agar ana-anak dapat menjadi anak Indonesia yang berjiwa Pancasila.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) NTT, Emanuel Kara, mengatakan, Pengukuhan Kepala Sekolah SMA dan SMK Region I tersebut, meliputi Kabupaten Ende, Flores Timur, Sikka dan Lembata.

Menurut Eman Kara, pelaksanaan pengukuhan itu, mengingat pengalihan urusan pendidikan menengah atas menjadi urusan pemerintah provinsi. Sehingga demi kepentingan manajemen sekolah, tenaga guru dan tenaga kependidikan berkualitas dan berdaya saing, dipandang penting mengukuhkan jabatan kepala sekolah dalam lingkup pemerintah provinsi NTT. (son/hms/jdz)