Kapal Fery Komodo Segera Layani Penyeberangan di Flores Timur

oleh -15 Dilihat

LAMAPAHA – Menteri BUMN, Rini Sormarno menjanjikan satu kapal Fery baru untuk mendukung konektivitas antara pulau di Flores Timur. Kapal yang diberi nama Komodo, dengan kapasitas 300 orang itu segera dioperasikan.

Hal itu disampaikan Menteri BUMN saat Penyerahan Corporate Social Responsibility (CSR)/Bina Lingkungan  Pulau Adonara di Desa Lamapaha, Kecamatan Klubagolit, Flores Timur, Rabu (7/3).

Menurut Rini, kehadiran kapal itu merupakan tanggapan atas permintaan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya. “Sesuai usulan dan permintaan Gubernur NTT, Ibu Ira (Ira Puspadewi, red), Direktur Utama (Dirut) ASDP sudah komit untuk menyediakan satu kapal khusus baru dalam waktu tiga bulan ke depan.Kapal ini akan secara regular melayani penyeberangan antara pulau di Flores Timur. Kapal ini akan dinamakan Kapal Komodo,” jelas Rini sembari meminta agar Dirut ASDP mulai mengoperasikan kapal Komodo itu akhir Mei 2018.

Menteri Rini juga menjekaskan, kehadiran kapal ini sangat penting untuk mendukung aktivitas ekonomi masyarakat. “Konektivitas antara pulau  diharapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Karena itu, perlu tambahan kapal penyeberangan, apalagi Flores Timur khususnya dan NTT umumnya adalah daerah kepulauan dengan 1.192 pulau,” kata Rini.

Dalam sinergisitas dengan BUMN, Menteri Rini juga sedang menjajaki kemungkinan untuk menghadirkan kapal pesiar dalam mendukung pengembangan pariwisata alam dan religius di Flores Timur.

“Tadi Bupati Flores Timur juga menjelaskan bahwa di Larantuka, ada wisata religius dengan jumlah wisatawan sampai puluhan ribu pada saat perayaan Paskah. Kami sedang menjajaki kemungkinan untuk menyediakan kapal pesiar dengan kapasitas 250 sampai 300 orang. Dengan keterbatasan tempat penginapan, wisatawan dapat menginap di kapal pesiar tersebut serta dapat mengunjungi pulau-pulau sekitar,” kata Menteri Rini.

Selain persoalan konektivitas, Menteri Rini juga menekankan pentingnya ketersediaan listrik dan sarana komunikasi. “Sesuai dengan permintaan Gubernur NTT pula, PLN juga berkomitmen agar pada akhir 2018, seluruh desa di NTT sudah diterangi listrik. Yang paling penting juga sambungan komunikasi harus semakin baik dengan penambahan BTS (Base Transceiver Station) baru,” kata Menteri Rini. (hms/aven)