Ledalero, mediantt.com – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, mendapat apresiasi dari STFK Ledalero. Dari Bukit Leda itu juga ia mendapat nasehat agar semangat mantan Gubernur Ahok (Basuki Tjahaya Purnama) juga menjadi spirit Gubernur NTT.
“Kami berharap agar semangat mantan Gubernur Ahok (Basuki Tjahaja Purnama, red) juga menjadi semangat Gubernur NTT. Menggabungkan iman dan politik dalam kepemimpinan untuk NTT yang lebih baik. Dengan latar belakang Gubernur NTT sebagai orang berpengalaman dalam bidang bisnis, kami berharap bapak mampu menularkan semangat wirausaha kepada kaum muda,” kata Pembina Yayasan Santu Paulus Ende yang menaungi STFK Ledalero, Pater Lukas Jua, SVD.
Sabtu (24/11), Gubernur NTT, Viktor Laiskodat memberikan kuliah umum di Ledalero. Ia berharap, sebagai pusat pembelajaran Filsafat, Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero bisa berperan aktif serta menjadi salah satu penggerak utama kebangkitan NTT.
“Setiap kali hadir di Seminari Tinggi Ledalero ini, saya sangat senang karena pasti akan mendapatkan inspirasi. Saya pernah nginap di tempat ini dan berdiskusi secara mendalam tentang banyak hal, ” kata Viktor Laiskodat saat memberikan Kuliah Umum dengan tema “Merajut Mimpi dan Harapan Tentang NTT Yang Lebih Baik” di Aula St. Thomas Aquinas Ledalero, Maumere, Sabtu (24/11).
Di hadapan segenap Civitas STFK Ledalero, Gubernur memperkenalkan Visi NTT Bangkit Menuju Sejahtera. Menurut Viktor, untuk mengentaskan ketertinggalan dan keterbelakangan NTT dibutuhkan kerja luar biasa. Tidak mungkin lagi pendekatannya biasa-biasa saja.
“Kita belajar dari Yesus. Untuk menyelamatkan manusia dari situasi keterpurukan dosa, Dia telah mengorbankan Diri-Nya. Suatu langkah yang ekstrim. Begitu pun dengan NTT. Kalau kita ingin menyelamatkan situasi ini, Gubernur,Bupati dan gereja-gereja tidak bisa bergerak dengan cara biasa-biasa saja,” jelas Gubernur.
Viktor juga menjelaskan, hal utama yang perlu dibangkitkan adalah cara berpikir manusia NTT. Gereja memiliki peran penting untuk membantu Pemerintah Provinsi dalam menemukan kembali visi tentang NTT yang lebih baik melalui pendidikan. Persoalan tentang pendidikan tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab pemerintah.
“Sekolah harus kembali menjadi prioritas dari gereja-gereja. Saya sudah berbicara dengan para Uskup dan Sinode GMIT. Saya ingin semua gereja punya sekolah dari TK sampai SMA. Gereja tidak mungkin bisa menciptakan karakter manusia beriman jika pendidikan tidak dirapikan, “jelas Viktor.
Belajar dari peran besar zending atau misi gereja dalam menghasilkan manusia berkualitas pada masa lalu, Viktor Laiskodat mengajak para pastor dan pendeta untuk berperan juga sebagai pendidik. Menurut dia, iman sebagai sebuah imajinasi besar hanya bisa dikonkretkan terutama oleh manusia yang terdidik dan tersistem secara baik.
“Saya percaya, para pastor dan pendeta dengan visi keterpanggilannya untuk melayani, dapat melakukan transfer pengetahuan dan membentuk karakter manusia yang kuat. Menghasilkan manusia dengan moralitas hebat. Pemerintah akan mendukung secara penuh dari segi penganggaran. Berapapun yang dibutuhkan gereja, asalkan untuk pendidikan manusia berkualitas, pemerintah siap membantu,” tegas Viktor.
Budaya Literasi
Viktor berharap, STFK Ledalero dengan keunggulannya dalam filsafat turut serta dalam peningkatan budaya literasi masyarakat NTT yang sudah tergolong rendah. Kalau budaya literasi semakin meningkat, kebangkitan NTT bisa dicapai dalam waktu tidak terlalu lama.
“Kalau literasi kita rendah, bukan hanya Gubernur yang malu. Uskup, pastor, pendeta, polisi, tentara dan semua orang NTT pasti malu. Saya yakin kalau kita benahi pendidikan secara bersama, hasilnya akan luar biasa tampak dalam tiga tahun,” jelas Viktor Laiskodat.
Viktor juga membeberkan berbagai program dan kebijakan dalam Visi NTT Bangkit Menuju Sejahtera. Terutama pengembangan pariwisata sebagai penggerak utama kebangkitan NTT.
“Saya mengajak seluruh civitas akademika Ledalero untuk menjaga kebersihan lingkungan. Karena kebersihan adalah salah faktor penunjang utama menuju pariwisata NTT berkelas dunia,” kata Viktor.
STFK Dukung
Sementara itu, Pembina Yayasan Santu Paulus Ende yang menaungi STFK Ledalero, Pater Lukas Jua, SVD mengungkapkan kegembiraannya atas kehadiran Gubernur NTT. Ia juga mengapresiasi keputusan Gubernur terkait moratorium pengiriman Tenaga Kerja asal NTT ke luar negeri maupun ke daerah lainnya di NTT.
“SVD Ende bersama STFK Ledalero punya dua prioritas perhatian terkait pengabdian masyarakat yakni masalah HIV/AIDS dan pekerja migran. Kami dukung penuh kebijakan moratorium TKI. Sebagai lembaga ilmiah, SVD Ende bersama STFK ledalero dan Lembaga Penelitian Candraditya telah melakukan penelitian data tentang masalah migran pada lima kabupaten di Flores. Datanya sedang diolah untuk diseminarkan dan dapat menjadi pijakan untuk pengelolaan masalah migran di NTT,” ungkap Pater Provinsial SVD Ende itu.
Ia juga menitipkan beberapa persolan mendasar di NTT yang mesti segera diselesaikan seperti mutu pendidikan yang rendah, infrastruktur jalan provinsi yang rusak parah serta persoalan korupsi.
Di akhir acara, Ketua STFK Ledalero, Pater Dr. Otto Gusti Madung, SVD memberikan cinderamata kepada Gubernur NTT sebagai kenang-kenangan.
Hadir pada acara itu Uskup Maumere, Bupati Sikka, mantan Ketua DPRD NTT, Daniel Woda Pale, Ketua DPRD Sikka, pimpinan Perangkat Daerah Provinsi NTT, pimpinan Perangkat Daerah Kabupaten Sikka, pastor, suster, tokoh masyarakat, pelajar, dan undangan lainnya. (hms/aven/jdz)