Masyarakat di Tapal Batas Cuma Butuh Sentuhan Pembangunan

oleh -21 Dilihat

Pembangunan infrasruktur yang dirasakan warga di wilayah perbatasan lebih banyak disentuh oleh kegiatan TNI, yang diwujudkan melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang digelar selama beberapa tahun terakhir.

OEPOLI, mediantt.com – Kehidupan warga Indonesia di daerah Oepoli yang berbatasan dengan Distrik Oekusi, Timor Leste, masih sangat memprihatinkan. Sentuhan pembangunan masih minim. Karena itu, masyarakat di wilayah tapal batas itu cuma butuh sentuhan pembangunan. Keadilan sosial harus diberikan kepada mereka, yang menjadi wajah depan NKRI.

“Warga di daerah yang berbatasan dengan Distrik Oekusi, Timor Leste itu masih butuh banyak perhatian pembangunan dari pemerintah. Karena ada banyak aspek pembangunan di perbatasan yang masih memprihatinkan. Kondisi saat ini hampir semua aspek masih sangat terbatas,” kata tokoh agama yang juga Pastor Paroki Santa Maria Mater Dei Oepoli, Romo Yoseph Binsasi Pr, kepada wartawan usai pembukaan TMMD ke-105 tahun 2019 di Lapangan SMP San Daniel Oepoli, Desa Netemnanu Utara, Kecamatan Amfoang Timur, Rabu (10/7).

Padahal, menurut dia, masyarakat di Amfoang Timur memiliki potensi kekayaan alam yang melimpah, terutama dari sektor pertanian, peternakan, dan kelautan.

Akan tetapi, jelas dia, semua potensi ini belum dimanfaatkan secara baik untuk kemajuan dan kesejahteraan daerah perbatasan agar sejajar dengan daerah lainnya di Indonesia.

“Ini yang membuat warga mengeluh bahwa mereka belum merasakan masa kebebasan meskipun negara (Indonesia) kita sudah merdeka selama puluhan tahun,” ujarnya.

Di sisi lain, sebut dia, kondisi sarana prasarana, infrastruktur yang memang masih terbatas sehingga warga masih sulit keluar dari keterisolasian.

Menurut Rohaniwan katolik itu, pihak gereja juga terus berjuang menyadarkan warga bahwa mereka masih dan tetap menjadi bagian dari NKRI meskipun banyak aspek pembangunan yang belum bisa dinikmati.

Hanya Disentuh TNI

Romo Yos juga menjelaskan, pembangunan infrasruktur yang dirasakan warga di wilayah perbatasan lebih banyak disentuh melalui kegiatan pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Salah satunya, katanya, pembangunan yang diwujudkan melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang digelar selama beberapa tahun terakhir.

Ia mencontohkan, beberapa fasilitas keagamaan yang dibangun melalui TMMD 2019 di antaranya dua rumah pastoral dan satu gereja dan diikuti dengan sosialisi tentang berbagai hal untuk pembangunan sumber daya manusia.

“Ini menjadi salah satu bentuk nyata kehadiran negara, namun masih terbatas sehingga kita berharap ini menjadi pintu masuk agar pemerintah lebih gencar lagi membangun perbatasan,” katanya.

Pernyataan senada diungkapkan Pastor Paroki Naikliu, Romo Meks, Pr. Ia mengatakan, masyarakat di wilayah batas itu merasa tidak mendapat perhatian dari pemerintah. “Yang mereka lihat dan betul-betul bantu hanya TNI, di mana peran pemerintah. Karena itu, kami butuh perhatian pemerintah,” kata Romo Meks.

Kata dia, meski belum mendapat sentuhan pembangunan yang baik tapi rakyat di wilayah batas itu tetap setia kepada NKRI karena ada TNI yang selalu hadir membantu. “Ini yang harus dilihat oleh pemerintah. Jangan tutup mata sebelum terjadi hal-hal yang merugikan,” harap Romo Meks. (jdz)

Ket Foto : Warga Oepoli bersama prajurit TNI dari Kodim 1604 Kupang bergotong royong membangun sarana ibadah.