JAKARTA – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena memimpin Komisi IX DPR RI menjemput langsung para Warga Negara Indonesia (WNI) yang dipulangkan dari Wuhan, China, karena virus corona yang melanda negeri itu. Para WNI yang disambut langsung di tangga pesawat di bandara Halim Perdana Kusuma itu adalah mereka yang selesai menjalankan masa observasi di Natuna, Provinsi Kepulauan Riau selama 14 hari setelah dijemput dari Wuhan.
Sebelumnya Kamis 13 Februari Melki dan 11 anggota DPR RI Komisi IX berkunjung dan nginap di Natuna untuk memastikan penanganan 238 WNI eks Wuhan dan tim penjemput dilakukan sesuai aturan dan protokol WHO.
“Kemarin saya bersama teman-teman anggota Komisi IX juga perwakilan Pemda asal dan keluarga dari masing masing WNI eks Wuhan termasuk Gubernur Kalimantan Timur Pak Isran Noor, pejabat pemda lainnya dan pejabat TNI Polri. Kami jemput mereka di tangga pesawat,” ujar Melki Laka Lena yang dihubungi dari Kupang Minggu (16/2/2020).
Ketua Partai Golkar NTT ini menggambarkan, suasana riang gembira serta dengan wajah berseri seri, para WNI eks Wuhan tidak sabar bertemu keluarganya. “Kami jabatan tangan dan pelukan dengan mereka dengan suka cita,” ujar Melki.
Rombongan komisi 9 yang ikut ke Halim kemarin Sri Rahayu, Kurniasih, Nur Yasin, Darul Siska, Meliyana, Aliyah.
Dijelaskan, Menteri Kesehatan dokter Terawan dan perwakilan WHO di Indonesia dokter Navaratnasamy berada pada rombongan pertama bersama para WNI eks Wuhan di Natuna dengan menggunakan pesawat Boeing milik TNI Angkatan Udara.
Kementerian Kesehatan melalui Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Achmad Yurianto, mengatakan, observasi WNI dari Wuhan yang di Natuna, berakhir pada 15 Februari 2020 pukul 12.00 setelah itu akan dibawa ke Jakarta selanjutnya dipulangkan ke keluarga masing masing.
”Sesuai jadwal jam 7 pagi dari Jakarta menuju Natuna akan berangkat 3 pesawat TNI AU, terdiri dari 2 Boeing 737 dan 1 Hercules. Ini adalah sejumlah pesawat yang sama pada waktu menjemput mereka dari Batam ke Natuna,” katanya.
Warga yang diobservasi sebagian besar adalah mahasiswa dari 30 provinsi (Perempuan 158 orang, Laki-laki 80 orang) dengan usia termuda 5 tahun dan usia tertua 64 tahun, beserta tim KBRI 5 orang, Tim penjemput 24 orang, dan crew Batik Air 18 orang.
”Data yang kami miliki saudara-saudara kita yang sebagian besar mahasiswa itu berasal dari 30 provinsi; sebarannya paling banyak adalah Jawa Timur 68 orang, Lampung 1 orang, Jakarta 12 orang, Aceh 13 orang, Papua 8 orang, Papua Barat 6 orang, dan seterusnya,” ucap dr. Yuri.
Pemerintah juga akan menyerahkan kru PT Lion yang menjemput WNI ke Wuhan dan menjalani masa observasi selama 14 hari. ”Ini yang akan dilakukan dalam mengakhiri masa observasi. Selanjutnya hanggar yang digunakan sebagai tempat observasi akan dilakukan desinfeksi,” ujar Yuri.
Melki Laka Lena berpesan semua pihak khususnya keluarga dan masyarakat sekitar bisa menerima kembali semua saudara saudari kita yang selesai observasi di Natuna karena mereka semua dipastikan sehat dan siap kembali menjalani kehidupan normal seperti sediakala.
Menurut dia, untuk proses kembalinya mereka ke Wuhan tentu masih perhitungkan situasi di Wuhan dan pemerintah pusat melalui Menko PMK sudah berkomitmen membantu mahasiswa mahasiswi yang akan kembali berkuliah ke Wuhan setelah situasi di Wuhan sudah pulih.
Kebersamaan dan sinergi berbagai pihak dalam penanganan penularan virus Covid 19 menunjukkan kemampuan bangsa Indonesia di mata internasional. Gerak cepat dan terukur Deplu melalui Kedubes RI di China, Kemenkes, TNI Polri, BNPB, Pemda dan berbagai kelompok di Natuna serta berbagai pihak lainnya berhasil mencegah dan mendeteksi penularan virus Covid 19 melalui masa observasi benar benar tidak terjadi.
Sampai saat ini berbagai kasus dugaan se-Indonesia juga dipastikan negatif oleh serangkaian uji oleh Kemenkes. “Ke depan pengalaman ini menjadi contoh yang baik untuk penanganan kasus sejenis,” ujar Melki mengakhiri wawancara. (*/st)