Inisiator Aksi Bela Bumi Jadi Calon Pembina Lingkungan Hidup Sikka

oleh -19 Dilihat

Maumere, mediantt.com – Pastor Hendrik Maku, SVD dosen Islamologi STFK Ledalero Flores menjalani sesi wawancara seleksi Pembina Lingkungan Hidup di kantor Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sikka Selasa (5/5). Inisiator Aksi Bela Bumi ini menjadi calon pembina lingkungan hidup tahun 2020.

Berbagai pertanyaan berkaitan dengan keterlibatan jebolan Pontificio Institute di Studi Arabi e d’Islamica ( PISAI) Roma Italia dalam kegiatan penghijauan di mata air selama ini.

Di hadapan pewawancara dari tim independen yakni Amir Djonu sebagai ketua tim dan Lambertus Abdon dan Hilarius Heling sebagai anggota, dia mengatakan, bumi ibu untuk semua orang tanpa membedakan apapun latarbelakang sosial, agama, ras dan budaya yang menjadi identitas dari setiap pribadi.

Dosen Tetap STFK Ledalero ini menjelaskan, Aksi Bela Bumi nama kelompok lingkungan yang dibentuknya tahun 2017. Mengapa harus diberi nama Aksi Bela Bumi? Biarawan asal Manggarai kelahiran 40 tahun silam menjelaskan bumi kita hanya satu dialah Ibu untuk semua. Dia, Bumi telah “menyusui”, mengasuh dan membesarkan segenap umat manusia tanpa kecuali.

“Bumi untuk semua terkadang menangis karena ulah manusia yang tidak tahu berterimakasih. Ibu, bumi dieksplorasi dan dieksploitasi secara tidak bertanggungjawab oleh manusia yang rakus, ” keluhnya.

Selanjutnya, beber pastor Hendrik, hutan ditebang untuk tujuan ekonomis tanpa pertimbangkan keharmonisan dan keseimbangan ekosistem secara keseluruhan. Pabrik dan perusahaan dibuka dimana-mana, polusi udara tidak terhindari.

Semua itu diakuinya seakan dilimpahkan ke atas pundak sang bunda. Bumi seakan sedang memikul beban yang sangat berat. Namun, pernahkah kita manusia merasakan atau paling kurang memikirkan beban berat yang sedang dipikul oleh sang bunda, Bumi?

Terbentuknya kelompok dengan nama Aksi Bela Bumi yang diinisiasi pastor Hendrik adalah sebuah aksi solidaritas terhadap nasib ibu bumi yang sedang memikul beban yang berat. Ibu bumi perlu dibantu.

“Bantuan itu hadir dalam bentuk aksi nyata penghijauan di berbagai mata air dan juga aksi bersih- bersih di beberapa titik sampah di kota Maumere dan sekitarnya ” katanya.

Menjawab pewawancara soal Aksi Bela Bumi yang digagas dan dijalankan selama ini pelatih Pencak Silat Perisai Diri Ledalero ini mengatakan ini adalah sebuah kampanye kerukunan dan dialog antar agama.

“Saya menjadikan aksi penghijauan di mata air dan bersih-bersih sebagai media perjumpaan lintas agama. Semua kelompok sosial dari berbagai latar belakang saya libatkan. Puji Tuhan semua yang diundang selalu memberikan respon yang positif,” ungkap Pastor Hendrik.

Disini katanya saya sebetulnya sedang mendidik umat dari berbagai agama bahwa agama yang berbeda bukanlah alasan untuk tidak bekerjasama dengan yang lain.

“Agama bukanlah sekat yang memisahkan. Agama adalah jembatan perjumpaan dengan yang lain. Agama adalah jalan tol menuju perdamaian. Saya sangat yakin bahwa setiap agama mengajarkan nilai yang sama yakni merawat ibu bumi, menjaga kebersihan lingkungan, merawat hutan di kawasan mata air adalah bagian dari iman,” ujar Anggota FKUB Sikka ini.

Pastor Hendrik terlibat dalam kegiatan penghijauan sejak tahun 2002 ketika dirinya terlibat sebagai anggota Frapala ( Fratres Pencinta Alam) dan pernah mengadakan penghijauan di beberapa tempat antara lain Nilo dan Koro.

“Sebagai calon pembina lingkungan hidup tahun 2020 masih harus mengikuti tahap seleksi lanjutan dari tim independen dan saya akan hadir lagi untuk membagi pengalaman kegiatan penghijauan dan aksi Bela Bumi selama ini,” tutup Pastor Hendrik. (ven)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *