Plt Bupati Lembata Thomas Ola sedang memimpin rapat terbatas di eks Rujab yang 6 tahun tidak digunakan.
LEWOLEBA, mediantt.com – Rupanya selama ini ada kebiasaan para pejabat di Pemkab Lembata lebih mengabdi pada orang (atasan) daripada kepada sistem. Karena itu, Plt Bupati Dr Thomas Ola Langoday, mengingatkan agar sudah saatnya mengabdi pada sistem, bukan kepada orang. Dia juga blak-blakan meminta kadis Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) untuk stop mengancam-ancam orang termasuk para kepala desa.
“Jangan mengabdi kepada saya. Jangan. Saya ada waktunya untuk selesai. Mengabdilah kepada sistem. Karena itu, tugas saya, sekda dan para asisten ini sedang membangun sebuah sistem supaya ke depan semua kita anak Lewotanah ini membangun di dalam sistem. Saya mohon, kalian jangan takut melakukan aktifitas di desa,” tegas Thomas Langoday saat memimpin rapat kerja terbatas bersama para camat dan kades wilayah seputaran gunung Ile Lewotolok, dalam penanganan dampak karhutla dan erupsi yang masih terjadi, Selasa (3/8/2021), di eks Rujab Bupati Lembata.
Dilansir dari vivatimur.com, Thomas Ola Langoday menjelaskan, sejak erupsi Ile Lewotolok dirinya telah memberitahukan ke camat Ile Ape dan Ile Ape Timur, agar menghimpun semua kepala desa agar duduk bersama, tetapi semua takut. Kedua camat dan kepala desa juga takut. Karena apa, jangan coba-coba mengabdi kepada orang, mengabdilah kepada sistem.
Menurut dia, setiap orang ada masa kepemimpinannya, setiap orang ada waktunya, setiap waktu ada orangnya. “Kita tidak menjabat terus, jadi bupati, sekda, asisten, camat, kepala desa tidak selamanya. Itu amanah, karena itu jangan sombong dengan jabatan ini, akan berakhir juga dan digantikan oleh yang lain,” tegas Thomas Ola.
Terkait erupsi dan kebakaran di puncak dan lereng Ile Lewotolok, lanjut Thomas Ola, tidak ada soal yang tidak bisa diselesaikan dan tidak ada satu orang pun yang bisa menyelesaikan semua masalah.
“Bupati sendiri tidak bisa mampu menyelesaikan semua soal. Karena itu saya butuh sekda, asisten. Dan kami harus menjadi sebuah tim kerja yang baik. Tim kerja yang saling mensupport dan saling percaya. Begitu hilang kepercayaan sudah selesai. Saya minta teman-teman di OPD, teman-teman di kecamatan dan desa bangun rasa saling percaya, tanggung jawab penuh terhadap pekerjaan. Tidak ada kepala desa yang super hebat. One man show untuk bisa menyelesaikan semua soal yang ada di desa,” tandas dia.
Dia juga menegaskan, “Jangan takut dengan bupati, sekda, kadis. Saya dengar PLT kadis PMD suka mengancam-ancam orang. Hebat sekali. Hentikan. Hentikan semua yang mengintimidasi masyarakat, staf dan masyarakat kita. Kalau diantara kita sudah tidak saling menghargai, siapa lagi yang menghargai kita”.
Menurut dia, menjadi kepala dinas itu waktunya terbatas. Jadi jangan mengintimidasi. Ini anak Lewotana semua. Diantara kita kalau sudah tidak lagi saling mengasihi, siapa lagi yang mengasihi kita.
“Saya minta kalian bekerja secara bahagia, bebas tetapi di dalam koridor hukum dan regulasi. Sekali lagi, saya tekankan, siapa yang melawan regulasi, dia akan dihukum oleh regulasi. Tapi siapa yang menjunjung tinggi regulasi, ia akan dilindungi oleh regulasi. Jadi kalau ada sesuatu dan lain hal, jangan bilang bupati yang hukum, sekda yang hukum, asisten yang hukum. Tidak, regulasi yang berbicara di situ,” tegasnya, mengingatkan. (*/jdz)