Frans Sarong
KUPANG, mediantt.com – Hingga Minggu (31/10), realisasi pelaksanaan vaksinasi dari yellow clinic Golkar di setiap Kabupaten/kota sudah mencapai 50 persen. Meski demikian, ada pula yang belum karena berbagai alasan.
“Realisasi pelaksanaan kegiatan vaksinasi bervariatif. Ada yang sudah mulai dengan capaian rata rata masih di bawah 50 persen, ada pula yang sudah di atas 50 persen. Namun ada pula yang sama sekali belum mulai karena berbagai alasan,” demikian yang terungkap dalam rapat evaluasi vaksinasi oleh DPD I Golkar NTT bersama seluruh DPD II, Minggu (30/10) malam. Rapat itu dipimpin oleh Wakil Ketua Bidang Media dan Pengelolaan Opini Publik, Frans Sarong.
Dalam rapat virtual itu dilaporkan bahwa vaksinasi yang realisasinya masih di bawah 50 persen adalah Manggarai Timur; terpakai 280 dosis dari jatah 5.000 dosis; Sabu Raijua (854 dosis dari jatah 3.800 dosis); Sumba Timur (3.160 dosis dari 9.800 dosis); TTU (1.400 dosis dari 7.900 dosis).
Namun dari keseluruhan kabupaten,setidaknya ada dua kabupaten yang realisasi vaksinasinya di atas 50 persen. Kedua kabupaten itu adalah Kabupaten Kupang dengan vaksin terpakai 3.600 dosis dari jatah 6.100 dosis. Menyusul Lembata dengan realisasi mencapai 3.136 dosis dari jatah 5.100 dosis. Dari Ngada dilaporkan vaksinasi di kabupaten itu tuntas 100 persen sesuai jatah 5.000 dosis.
Selain itu, ada dua kabupaten yang pelaksanaan vaksinasinya agak terganggu akibat miskomunikasi. Pertama, Kabupaten Malaka dengan jatah 6.500 dosis. Sampai (Senin, 1/11) pagi, Dinas Kesehatan Malaka mengatakan vaksin dari Golkar belum masuk. Karena itu, Golkar Malaka sedang berkoordinasi kembali, sangat mungkin karena label paketnya bertuliskan Komisi IX DPR RI, bukan Golkar atau Pak Meli Laka Lena.
Sementara itu di Kabupaten Ende juga ada gangguan miskomunikasi. Vaksin sesuai jatah 6.200 dosis, sebenarnya sudah tiba Ende. Tapi karena labelnya bertuliskan Komisi IX DPR RI, maka keseluruhan paket digunakan
Dinkes setempat. Setelah dilakukan koordinasi baru diketahui vaksin yang sudah dipakai itu dari Golkar.
“Titik temunya, Dinkes menggantinya
bertahap, pertama 3.000 dosis dan 3.200 dosis lainnya menyusul. Untuk
yang 3.000 dosis, vaksinasinya dijadwalkan sejak 3 November di sejumlah titik,” kata Frans Sarong.
Dari Sabu Raijua juga melaporkan, kegiatan vaksinasi di wilauah itu agak tersendat akibat terus mengendurnya entusiasme masyarakat mengikuti vaksinasi. Jajaran DPD 2 Sabu Raijua saat ini terus berupaya mengimbau masyarakat mengikuti vaksinasi. Upaya mereka antara lain melalui
kepala desa, pimpinan umat beragama dan tokoh masyarakat.
“Ya, meski pelaksanaan kegiatan vaksinasi belum maksimal, keseluruhan kabupaten menyanggupi vaksinasi di daerahnya sesuai jatah yang didapat, dan akan tuntas selama November ini,” kata Frans. (jdz)