BK DPRD TTU Segera Bersikap, AT Harus Minta Maaf kepada Korban dan Partai

oleh -98 Dilihat

Liby Sinlaeloe

KUPANG, mediantt.com – Viralnya berita dugaan tindakan tak etis Wakil Ketua DPRD TTU dari Fraksi Golkar, AT, juga mendapat tanggapan dari aktifis perempuan yang juga pengurus Golkar NTT, Liby Sinlaeloe. Dia minta Badan Kehormatan (BK) DPRD TTU segera mengambil sikap atas kasus AT ini.

Selain itu, Liby juga meminta AT harus minta maaf kepada dua staf Sekwan yang dilecehkan, juga terhadap lembaga DPRD TTU dan Partai Golkar.

“Kasus ini harus menjadi perhatian yg serius dari lembaga DPRD TTU melalui Badan Kehormatan. Artinya BK harus segera mengambil sikap atas AT. Dan, partai politik (Golkar, red) di mana AT bernaung harus memberikan sanksi untuk efek jerah kepadanya,” kata Wakil Ketua Bidang Perempuan Golkar NTT ini kepada mediantt.com, Selasa (2/11).

Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar ini juga mengatakan, jika benar dan terbukti AT melakukan pelecehan itilu, maka harus berani meminta maaf kepada YD dan BT, yang diduga sebagai korban, juga suami, anak dan keluarga besarnya.

“Jika benar harus minta maaf juga kepada masyarakat dan lembaga DPRD TTU karena mencoreng lembaga terhormat itu. Masih pantaskah oknum tersebut dipanggil anggota DPRD yang terhormat. Jadi kalau benar, harus mintai maaf juga ke partai Golkar,” tegas Liby, dan menambahkan, dugaan tindakan kilaf AT adalah urusan pribadinya, tidak ada kaitan dengan partai (Golkar).

Sangat Memalukan

Sementara itu, sebagai Pendiri LSM Rumah Perempuan NTT, Liby mengaku sangat prihatin atas kejadian yang menimpa 2 staf Sekretariat DPRD TTU yakni YD dan BT. Di tengah upaya mempersiapkan rangkaian kampanye hari anti kekerasan terhadap perempuan sedunia pada 25 November, hari anti kekerasan terhafap perempuan sedunia, dan hari HAM 10 Desember, pihaknya dikejutkan dengan berita kekerasan seksual yang masuk dalam jenis pelecehan seksual.

“Ini sudah tentu menampar keras wajah kami. Karena sejak lama kami melakukan kampanye anti kekerasan terhadap perempuan dan anak. Salah satu bentuknya kekerasan seksual di tingkat nasional sedang didorong utk pemerintah Indonesia mensahkan RUU PKS, bersinergi dengan berbagai stakeholder. Tapi ternyata oknum AT (pimpinan DPRD TTU) diduga melakukan pelecehan seksual. Sungguh sangat memalukan.

Menurut dia, ini miris sekali karena sampai dengan saat ini perempuan tidak merasa aman dan nyaman dalam melakukan pekerjaannya, akibat relasi yang timpang antara perempuan dan laki-laki.

Ketua Golkar TTU, Kristoforus Efi, ST kepada mediantt.com, Selasa (2/11).
mengatakan, Partai Golkar tetap bersikap kritis obyektif dan proporsional menyikapi kasus AT.

“Ya, kita sangat sesalkan kasus yang menimpah kader kita. Tapi Golkar TTU tentu saja harus bersikap KOP (ktitis, obyektif dan proporsional) atas dugaan kasus itu. Wujudnya, akan segera usut tuntas dugaan kasusnya,” tegas Kristo Efi, ST.

Mantan Ketua PMKRI Kupang ini menjelaskan, partai akan memberikan sanksi yang setimpal atas AT jika dugaan kasus yang melibatkan dirinya terbukti benar.

Seperti diberitakan nttonline.com, chatt berisi rayuan hingga kiriman foto dalam kondisi bertelanjang badan diduga kiriman Wakil Ketua I DPRD Timor Tengah Utara (TTU), beredar luas melalui pesan WhatsAp.

Wakil Ketua I DPRD Timor Tengah Utara (TTU), AT diduga melakukan pelecehan melalui aplikasi WhatsAp terhadap dua orang PNS, YD dan BT yang bertugas sebagai staf di Sekretariat DPRD TTU.

Perbuatan tidak terpuji yang dilakukan AT melalui ponsel, terjadi saat seluruh anggota DPRD TTU berada di luar daerah, yakni dalam kegiatan kunjungan kerja di Bali, selama 5 hari, pekan lalu. Dimulai sejak Senin 25 Oktober hingga Jumat 29 Oktober 2021. (jdz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *