LAMADALE, mediantt.com – Paskalis Ola Tapo Bali tak ingin gagal dalam memimpin pemerintahan di Kabupaten Lembata. Ia menyadari ketika melangkah menjadi Penjabat Bupati Lembata, banyak persoalan dan tantangan yang harus dihadapi.
Dia sadar bahwa kekuasaan yang diperoleh hari ini mengandung amanat penderitaan rakyat yang harus bisa dikelola secara baik untuk mensejahterakan masyarakat Lembata.
Dengan menyandang status orang nomor satu di bumi ikan Paus, bukan berarti segala persoalan dapat diselesaikan. Malah dengan menyandang status sebagai Penjabat Bupati Lembata, banyak tantangan berat siap menghadang langkahnya. Karena itu, ia butuh kekuatan besar, kekuatan pendukung yang mampu mengatasi rintangan yang ada.
Kekuatan itu harus bersumber dari dukungan keluarga dan restu leluhur Rela Wulan Tanah Ekan.
Untuk memuluskan langkahnya memimpin dan memberikan rasa keadilan bagi seluruh masyarakat Lembata, Penjabat Bupati, Paskalis Ola Tapo Bali bersama Pj Ketua TP PKK Kabupaten Lembata, Maria Anastasia Bara Baje, menyambangi tanah leluhurnya di Desa Lamadale, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata, Kamis (30/5).
Pantauan media, ketika dari Lewoleba tiba di Desa Lamadale, Pj Bupati bersama Ny. Anastasia diterima dengan sukacita dan tangisan kebahagiaan di gapura penjemputan. Sebelum Pj Bupati bersama rombongan memasuki kampung Lamadale, ia terlebih dahulu disambut dengan ritual penerimaan oleh tokoh adat setempat.
Sebuah parang panjang diserahkan kepada Pj Bupati kemudian dengan memohon restu leluhur Lewotana ia menebas tali penghalang hingga putus. Dengan putusnya tali pembatas, maka Pj Bupati secara resmi dapat memasuki Desa Lamadale.
Pj Bupati dan Pj Ketua TP PKK juga sempat dikenakan kain nowing khas Lembata dan minum tuak sebagai simbol menjadi satu keluarga. Setelah itu, ia diarak menuju rumah besar Tapo Bali dengan iringan tarian Hedung dan tarian Liang Nobo yang mengandung makna mengajak leluhur untuk berjalan bersama.
Dia juga sempat sujud syukur dan berdoa sejenak di depan Salib Yesus Kristus yang berada di tepi jalan menuju perkampungan warga. Di Desa Lamadale, Pj Bupati mengikuti berbagai rangkaian tradisi adat yang telah dipersiapkan oleh pihak keluarga.
Menariknya, pada kunjungan ini Pj Bupati juga didampingi Ketua DPRD Petrus Gero bersama istri yang juga merupakan anak tanah dari Desa Lamadale. Kedua pembesar di tanah Lembata ini terlihat begitu kompak, mengikuti setiap rangkaian ritual adat bersama-sama.
Dimulai dari memasuki rumah besar Tapo Bali, Pj Bupati diurapi oleh tetua penjaga rumah besar dan kemudian disilakan masuk untuk kemudian melakukan ritual mohon doa restu leluhur di ria hikung, tempat bersemayamnya arwah leluhur bagi keyakinan orang Lamaholot.
Tak cukup di rumah besar Tapo Bali, Pj Bupati bersama Pj Ketua TP PKK dan Ketua DPRD bersama istri juga butuh restu dari para leluhur Desa Lamadale. Ia kemudian dihantar menuju rumah besar ke-4 suku dan rumpun suku terkait lainnya.
Tercatat, sekitar kurang lebih 10 rumah besar yang telah didatangi oleh Pj Bupati untuk memperoleh restu. Setelah itu, Pj Bupati dan rombongan kemudian diarak menuju tempat keramat, dimana leluhur Ola bersemedi yakni ‘Rebong Pu’e’.
Di tempat Rebong Pu’e’ yang berjarak kurang lebih 100 meter dari kampung warga, Pj Bupati dan Ketua DPRD mengikuti ritual adat amet prat meminta restu leluhur Tapo Bali yang diyakini mendiami kawasan tersebut.
Ada 2 ekor ayam jantan dan betina yang dijadikan kurban persembahan bagi arwah leluhur di samping tuak, siri pinang dan lilin yang menyala.
Setelah selesai meminta restu para leluhur, selanjutnya Pj Bupati dan Ketua DPRD kembali ke kampung warga untuk mengikuti acara ramatama bersama di aula gereja Lamadale.
Sebagai informasi, ada 4 rumah besar suku yang saat ini mendiami Desa Lamadale, yakni rumah besar suku Tapo Bali, Lewera, Langkeru, dan Olepue (Mudapue tergabung di dalamnya).
Di dalam 4 suku besar tersebut, terdapat rumpun keluarga lainnya. Suku Tapo Bali memiliki 4 rumah besar, suku Olepue miliki 2 rumah besar, suku Langkeru miliki 2 rumah besar, Lewera milik 2 rumah besar dan rumah besar Dalotereng. (baoon)