KUPANG, mediantt.com – Pos pelayanan terpadu (Posyandu) lanjut usia (Lansia) menjadi salah satu program inovatif di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kupang yang dikhususkan untuk Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) lanjut usia. Pada Sabtu (14/9), kegiatan Posyandu Lansia dilaksanakan oleh Klinik Pratama Cendana Lapas Kupang di Aula Lapas Kupang, dengan tujuan memberikan pelayanan kesehatan kepada para WBP lansia.
Posyandu lansia ini terselenggara secara rutin dan bekerja sama dengan Puskesmas Oesapa. Kegiatan dimulai dengan sesi relaksasi yang dipimpin oleh dr. Rensi dari Puskesmas Oesapa Selatan, yang membantu para WBP lansia merasa lebih tenang dan siap untuk menerima penyuluhan kesehatan.
Setelah itu, penyuluhan disampaikan oleh dr. Dickson Legoh, seorang dokter spesialis gangguan jiwa. Dalam paparannya, dr. Dickson menjelaskan beberapa diagnosa gangguan jiwa yang sering ditemukan pada pelayanan primer, seperti gangguan psikotik, depresi, kecemasan, dan demensia. Kali ini, dia fokus membahas tentang demensia, karena peserta Posyandu Lansia merupakan WBP lanjut usia yang rentan terhadap kondisi ini.
“Demensia adalah salah satu masalah kesehatan yang sering muncul pada usia lanjut. Kita harus mengenali gejalanya sejak dini agar bisa memberikan perawatan yang tepat,” jelas dr. Dikson dalam sesi penyuluhannya.
Dia juga mengingatkan bahwa kondisi kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, terutama di lingkungan pemasyarakatan, di mana stres dan isolasi sosial bisa memperburuk kondisi para lansia.
Kalapas Kupang, Antonius H. Jawa Gili, menyampaikan rasa terima kasih kepada Puskesmas Oesapa dan dr. Dickson Legoh atas dukungannya dalam program ini, “Para WBP lansia sangat membutuhkan perhatian, baik secara fisik maupun psikologis. Dukungan seperti ini sangat berarti bagi mereka, yang jauh dari keluarga dan menjalani masa pidana dengan berbagai tantangan. Sentuhan psikis sangat membantu mereka menerima situasi dengan ikhlas dan menjalani pembinaan dengan baik,” ujar Antonius.
Program Posyandu Lansia di Lapas Kupang ini juga diharapkan menjadi sarana yang efektif untuk mendukung kesehatan mental dan fisik WBP lansia. Melalui program ini, Lapas Kupang ingin memastikan bahwa para WBP, khususnya yang lansia, tetap mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan demi kesejahteraan mereka selama menjalani pidana.
Tidak hanya Posyandu Lansia, Lapas Kupang juga menyelenggarakan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) bagi para WBP, untuk deteksi dini penyakit serta meningkatkan kualitas hidup WBP.
Selain penyuluhan, kegiatan kali ini juga dilengkapi dengan sesi konsultasi jiwa dengan dr. Dickson Legoh dan pemeriksaan kesehatan rutin untuk memantau kondisi fisik para WBP lansia, seperti tekanan darah, kadar gula dan lain-lain. Diharapkan, kegiatan ini akan terus berjalan secara berkesinambungan, menjadi bagian dari komitmen Lapas Kupang dalam memberikan layanan prima bagi seluruh WBP tanpa terkecuali.
Seorang peserta Posyandu Lansia, FS (68), mengungkapkan rasa syukurnya atas program ini. “Kegiatan seperti ini sangat membantu kami, bukan hanya secara fisik, tapi juga secara mental. Saya merasa lebih tenang dan senang setelah mengikuti relaksasi dan penyuluhan ini. Terima kasih kepada dokter dan semua pihak yang peduli pada kesehatan kami,” ujarnya. (mm/st)