Awang Apresiasi Malam Budaya PMKRI sebagai Aksi Nyata Jaga Budaya NTT

oleh -21 Dilihat

KUPANG – Ketua DPW PAN NTT, Awang Notoprawiro, mengapresiasi pentas budaya yang digelar Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kupang. Ia malah menyatakan, PMKRI telah memberikan contoh nyata bagaimana menjaga dan merawat budaya NTT.

Pernyataan ini disampaikan Awang, yang juga Caleg DPR RI ini, ketika menghadiri malam Pentas Budaya yang digagas PMKRI Cabang Kupang, di Taman Nostalgia, Minggu (22/10) malam.

Seperti disaksikan media, kendati hadir terlambat, karena masih menghadiri kegiatan lain, Awang ketika tiba di tempat kegiatan langsung disambut Ketua PMKRI Cabang Kupang, Marko Gani dan pengurus PMKRI lainnya. Awang pun menyalami satu persatu anggota PMKRI yang ada saat itu, dan langsung diajak foto bersama oleh para peserta maupun anggota PMKRI. Awang pun berdiskusi dengan anak-anak marga PMKRI.

Ketika dikonfirmasi wartawan, Awang menuturkan, saat ini budaya NTT diminati para pejabat mulai dari presiden, menteri-menteri hingga para pejabat nasional yang mampir atau melakukan kunjungan ke NTT. “Apa yang dilakukan PMKRI Cabang Kupang dengan Pentas Budaya ini merupakan suatu wujud atau contoh nyata PMKRI menjaga dan mempromosikan Budaya NTT,” kata Awang.

Ia melanjutkan, “Sekarang ini banyak Budaya, misalnya tenun NTT yang diminati pejabat-pejabat, seperti Presiden, Menteri dan juga para artis atau para desainer nasional, yang mulai melirik tenunan NTT untuk dijadikan bahan fashion yang dikombinasikan dengan pakaian modern. Tarian NTT juga menarik minat internasional. Jadi, apa yang telah dilakukan PMKRI ini adalah bentuk atau wajud nyata menjaga dan mempromosikan budaya kita, budaya NTT,” tegas pengusaha sukses ini.

Awang juga berharap kepada PMKRI, termasuk organisasi mahasiswa lainnya, untuk bahu-membahu menjaga keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia khususnya NTT dengan berbagai budaya di 22 kabupaten/kota.

Saat ini, sebut dia, budaya masyarakat di NTT yang sudah mengakar dapat dijadikan wahana mempererat persaudaraan untuk perdamaian. “Budaya kita ini harta karun yang tidak ternilai, yang harus kita jaga dan rawat warisan budaya dengan sepenuh hati dan dengan kebersamaan,” kata Awang.

Menurut dia, ada banyak ragam suku dan budaya di NTT, untuk itu keberagaman yang ada harus dirawat dengan baik sesuai landasan negara Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika.

Ketua PMKRI Cabang Kupang, Marko Gani menjelaskan, kegiatan pentas budaya itu digelar untuk menggali kembali tarian daerah yang hampir hilang.

“Dengan perlombaan ini, PMKRI mau menunjukan kepada dunia bahwa banyak tarian daerah yang harus kita promosikan dan dijadikan sebagai pariwisata budaya,” ujar Marko. Selain itu, tambah Marko, dengan perlombaan itu dapat memperekat hubungan baik dengan semua orang. (*/jdz)