Kalabahi, mediantt.com – Sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Alor sedang menjadi perhatian serius setelah pariwisata. Sebab, 2/3 penduduk bumi Seribu Moko itu ada di pesisir pantai. Dan, hasil tangkapan nelayan pun sudah bisa memasuki pangsa pasar Negara Republik Demokratik Timor Leste. Hanya saja, nelayan Alor diperkenankan berada di wilayah itu satu hari saja dengan bermodalkan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
“Hasil tangkapan ikan nelayan kita di Alor ini terus meningkat, dan sudah dipasarkan sampai ke negara Timor Leste,” kata Bupati Alor, Amon Djobo, dalam konferensi pers hari ke dua penyelenggaraan Expo Alor ke-10 di Kota Kalabahi, Rabu (10/8) malam.
Ia menjelaskan, dengan hasil ikan yang ada saat ini, Alor bisa melakukan pemasaran tidak hanya ke negara Timor Leste yang memiliki batas wilayah laut secara langsung dengan Alor, namun juga disalurkan ke Kupang, Atambua, dan juga ke Ternate.
Meski demikian, menurut Amon, ada kendala yang seringkali dihadapi para nelayan Alor saat melakukan pemasaran sampai ke negara Timor Leste, yakni hanya menggunakan identitas Kartu Tanda Penduduk (KTP) sehingga hanya diizinkan sehari berada di bekas provinsi ke-27 RI itu.
“Karena itu, kami minta pemerintah pusat agar bisa melakukan kesepakatan atau memorandum of understanding (MoU) dengan pemerintah Timor Leste agar bisa mempermudah keberadaan para nelayan di sana karena ini sudah menyangkut hubungan antarnegara,” katanya.
Ia juga berharap, kendala ini bisa dibantu pemerintah pusat karena hal tersebut menyangkut legalitas hukum dengan negara lain, sehingga hasil tangkapan ikan nelayan bisa dengan lancar dipasarkan untuk meningkatkan perekonomian mereka.
“Kalau nelayan bisa lebih lama berada di sana (Timor Leste) maka hasil ikan yang dipasarkan juga akan jauh lebih banyak,” katanya.
Bupati Amon juga menyebutkan, potensi lokal masyarakat Alor yang juga berkembang pesat adalah pada sektor produksi kain tenun lokal. Saat ini, kain tenun Alor sudah dipasarkan di mana-mana seperti Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Bali, Papua, dan beberapa kota lain di Indonesia.
Ia berjanji akan terus melakukan perluasan promosi potensi-potensi daerah yang dimiliki salah satunya dengan mengadakan dan mengikuti event expo di berbagai daerah. “Selain promosi, pemerintah tetap berprinsip untuk terus mendorong masyarakat lokal agar mampu bekerja meningkatkan kapasitas produksi berbagai sektor usaha sehingga mampu memiliki daya saing tidak hanya untuk nasional namun secara global,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, potensi yang lain yang akan dipacuh adalah kehutanan dan perkebunan, karena Alor memiliki banyak hasil hutan dan perkebunan yang berdaya saing tinggi seperti cendana, vanili, cengkeh, kenari, jati putih, dll. “Kita punya semua ini tapi perlu regulasi yang tidak terlalu kaku,” kata Amon Djobo. (jdz)
Foto : Bupati Alor, Amon Djobo, didampingi Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Alor Ny. Florence Gorangmau, juga Putri Pariwisata Alor, menggelar konferensi pers di Rujab Alor, Rabu (10/8).