Biaya Angkut Sepeda Belum Dibayar, TdF Terancam Batal

oleh -25 Dilihat

Maumere, mediantt.com – Tour de Flores (TdF) yang digelar 19-25 Mei 2016 terancam batal digelar. Sebab, hingga saat ini, Alsemat selaku Event Oganizer (EO) belum membayar biaya pengangkutan sepeda pembalap dari Banyuwangi menuju Larantuka.

Informasi ini disampaikan Arya Murti Wardhana dari CV Marcapada Banyuwangi. Dia ditemui di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sikka, Selasa (17/5). Arya hendak bertemu Kepala Dinas Budpar Kensius Didimus untuk berkoordinasi soal ini.

Ia mengatakan, pihaknya mendapat kontrak dari EO untuk mengangkut barang-barang kebutuhan TdF. Barang-barang itu seperti 100 buah sepeda balap, 100 buah sepeda untuk latihan, panggung hiburan, perlengkapan sound system, rambu-rambu race, gate star, dan staging. Semua kebutuhan ini diangkut dengan 16 truk dan 5 buah mobil, dari Pelabuhan Tanjung Wangi Banyuwangi menuju Pelabuhan Larantuka menggunakan KM Dharma Kencana.

Arya menjelaskan, kontrak untuk kebutuhan barang-barang tersebut  dilakukan antara EO dan CV Marcapada dengan biaya kontrak Rp 1,4 miliar. Hingga kini pihak EO baru membayar uang muka sebesar Rp 100 juta.
“Dalam kontrak seharusnya EO membayar uang muka Rp 300 juta ketika seluruh barang dinaikkan ke kapal. Sebelum kapal berangkat semua pembiayaan harus dilunaskan. Tapi mereka baru membayar Rp 100 juta saja. Dengan segala macam pertimbangan, kami memberangkatkan kapal pada hari Minggu kemarin, dan diperkirakan tiba hari ini (Selasa) di Larantuka. EO janji akan melunaskan pada Senin, ternyata sampai sekarang belum cair juga,” jelas Arya.

Ia menambahkan, jika sampai Rabu (18/5) pihak EO belum melunaskan semua kewajiban, maka bisa saja pihaknya tidak akan menurunkan sepeda-sepeda pembalap dan seluruh kelengkapan kebutuhan lomba. Kalau pun untuk kepentingan lebih besar, mereka terpaksa menurunkan sepeda-sepeda balap, meski dengan sebuah pelaksanaan even yang sangat minimalis.

Untuk biaya pengangkutan, informasinya EO mendapat share dana dari pemerintah daerah di Flores. Namun berapa besar share dana ini belum bisa dideteksi karena manajemen keuangan yang sangat tertutup. Tim Divisi Peralatan Lomba ini juga menilai, masalah ini akibat dari lemahnya koordinasi antara EO dan pemerintah-pemerintah daerah di Flores.

Robert Epe Dando, Protokoler EO belum sempat dihubungi. Yang bersangkutan sulit ditemui di Maumere, karena mobilitas yang cukup tinggi. Diperkirakan dia sudah menuju Larantuka bersama peserta balap dan touring. (vicky da gomez)

Foto: Arya Murti Wardhana