Ilustrasi
KUPANG – Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKH) melaporkan, fenomena angin kencang yang melanda sejumlah pulau di wilayah Nusa Tenggara Timur akibat adanya perbedaan tekanan di belahan bumi utara dan selatan.
“Angin kencang ini dipicu dengan perbedaan tekanan di belahan bumi utara (BBU) dan juga belahan bumi selatan (BBS) yaitu di BBU 1000-1012 Hpa dan di BBS 1016-1034 Hpa,” kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi ketika dihubungi di Kupang, Rabu (8/9).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan faktor penyebab fenomena angin kencang yang saat ini melanda sebagian wilayah NTT.
Pihaknya mencatat potensi angin kencang dengan kecepatan 45-50 km/jam melanda tiga pulau di wilayah selatan NTT yaitu Pulau Timor, Pulau Rote, dan Pulau Sabu yang diprakirakan berlangsung selama 6-8 September.
Agung menjelaskan, angin kencang yang dialami saat ini adalah angin musiman yang sering terjadi pada setiap periode musim kemarau yang biasanya kita kenal dengan angin monsun timur.
Setiap tahun, kata dia, angin musiman ini melanda wilayah NTT bagian selatan seperti di Pulau Timor, Rote, Sabu, dan Sumba.
“Perbedaan tekanan di belahan bumi utara dan selatan yang menyebabkan terjadinya angin kencang untuk wilayah selatan NTT,” katanya.
Agung mengatakan, pihaknya memperkirakan kecepatan angin akan mulai menurun pada Jumat (10/9) malam hari tetapi berpotensi akan terjadi lagi pada Minggu (12/9).
Karena itu, ia mengimbau masyarakat terutama di wilayah terdampak agar tetap waspada karena angin kencang ini dapat berpotensi menimbulkan berbagai dampak seperti menumbangkan pohon, robohnya baliho atau papan reklame dan lainnya.
“Bahkan dapat membuat meluasnya kebakaran hutan dan lahan atau dari kegiatan membakar sampah yang dapat meluas, jika sumber api tidak dipadamkan dengan baik,” katanya. (ant)