JAKARTA – Indonesia terluka. Lagi! Dua ledakan bom terjadi di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5/2017) malam. Duka jelas tak terelakkan bagi korban dan keluarganya. Belasungkawa pun sudah selayaknya turut kita sampaikan beserta dukungan untuk keluarga para korban. Polisi memastikan ledakan merupakan bom bunuh diri.
Ledakan itu terdengar dua kali dengan jeda waktu sekitar 10 menit. Ledakan pertama terdengar sekitar pukul 21.00 WIB, sedangkan yang kedua dengan jeda sekitar 10 menit kemudian, kata saksi mata, Aris, 27, pengendali bus TransJakarta, Rabu malam.
Ledakan sendiri terjadi di depan WC umum Stasiun Bus Kampung Melayu. Dua korban ledakan di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, dilarikan ke Rumah Sakit Budi Asih, Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur, kata Iwan, 35, pengendali arus bus TransJakarta.
“Dua korban itu laki-laki dan perempuan,” katanya yang membantu korban tersebut.
Disebutkan korban lelaki diperkirakan anggota kepolisian dengan luka di kepala, sedangkan perempuan seorang karyawati luka di bagian lengan. Keduanya diantar ke RS Budi Asih, sekitar 5 kilometer dari tempat ledakan, katanya.
Tragisnya, polisi yang menjadi korban bom Kampung Melayu itu sedang menjaga pawai obor yang dilakukan FPI menjelang bulan Suci Ramadan. “Ada empat polisi yang sedang dinas menjaga pawai obor FPI menjelang bulan suci. Kemudian jadi korban,” kata Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki usai menjenguk korban di RS Premiere Jatinegara, Kamis (25/5) malam.
Satu anggota polisi, Brigadir Taufan Tsunami meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju rumah sakit. Sementara itu, anggota polisi lainnya, yakni Ferri Nurcahya dan Yogi Aryo.
Teten memastikan korban yang dirawat di RS Premier Jatinegara telah mendapatkan perawatan. Dua masyarakat sipil yang juga dirawat di RS Premier Jatinegara, yakni Jihan Thalib dan Agung Nugroho.
Diketahui, Front Pembela Islam melakukan pawai obor dengan berkeliling Jakarta yang dimulai dari Petamburan, Jakarta Barat. Pihak kepolisian pun melakukan pengamanan di lokasi yang akan dilewati oleh FPI.
Teten menegaskan, pemerintah mengutuk aksi teror yang kembali terjadi di tengah masyarakat. Menurut dia, aksi-aksi teror ini harus dilawan bersama. “Tentu kita harus mengutuk tindakan teror ini, ini merupakan satu teror yang nyata. Sehingga kita bersama, masyarakat dan pemerintah harus melawan teror ini,” tandasnya.
Teten Masduki juga meminta masyarakat tak takut dengan aksi ledakan bom di Terminal Kampung Melayu. Teten menyebut, teror tersebut memang sengaja dibuat agar masyarakat takut.
Menurut Teten, pemerintah dan masyarakat harus bersama-bersama melawan teror, yang masih kerap terjadi di Indonesia. “Tindakan teror kan untuk buat kita takut. Kita tidak boleh takut. Pemerintah dan masyarakat harus bersama melawan teror,” kata Teten di RS Premier Jatinegara, Kamis (25/5) dini hari.
15 Korban
Sebanyak 15 orang menjadi korban dalam serangan bom panci yang terjadi di Kampung Melayu. Dari jumlah tersebut, lima diantaranya tewas, termasuk dua pelaku bom panci.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, korban yang tewas adalah dua pelaku dan tiga anggota polisi, yakni Bripda Taufan, Bripda Rido dan Bripda Adinata. “Jadi dua diduga pelaku. Tiga anggota Polri gugur dalam tugas, lima anggota Polri luka-luka dan lima warga masyarakat luka-luka,” kata Setyo di lokasi, Kamis (25/5) dini hari.
Berdasarkan olah tempat kejadian perkara, jenazah dengan potongan tubuh yang tercerai-berai berasal dari dua pelaku yang berjenis kelamin laki-laki. Meski demikian, Setyo belum dapat memastikan identitas dua pelaku yang melakukan bom bunuh diri tersebut. Hanya saja pelaku ditemukan di dua lokasi antara halte Transjakarta dan toilet.
Sementara itu, menurut Setyo, polisi yang tewas adalah anggotanya yang tengah bertugas dalam mengamankan pawai FPI. “Rekan-rekan polisi bertugas untuk mengamankan pawai,” kata Setyo.
Hanya saja, lanjut Setyo, sebelum pawai melewati Terminal Kampung Melayu, pelaku sudah meledakan bom. Hingga kini, pihaknya belum dapat memastikan apakah bom itu menargetkan anggota polisi atau tidak. “Itu hasil analisa lebih lanjut,” ucapnya.
Jaringan ISIS
Markas Besar Polri menyatakan serangan bom bunuh diri di Kampung Melayu, diduga dilakukan oleh kelompok teror ISIS. “Memang ada peristiwa peledakan yang kami duga adalah low explosive. Kami duga pelakunya adalah dari jaringan ISIS,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Komisaris Besar Martinus Sitompul, Kamis (25/5).
Martinus menjelaskan, dugaan polisi berawal dari pola serangan yang hampir sama dengan beberapa peristiwa lain di dunia. Martinus secara spesifik menyebut serangan di Filipina dan Inggris yang “juga dari kelompok mereka.”
Dia juga mengatakan, penyelidikan hingga saat ini masih berlangsung, walaupun garis polisi sudah dibuka agar aktivitas masyarakat bisa kembali berjalan.
Diwawancara terpisah sebelumnya, pemerhati terorisme sekaligus pemilik situs Arrahmah.com, Muhammad Jibriel Abdul Rahman, juga mengatakan ciri-ciri serangan di Kampung Melayu menunjukkan aksi itu dilakukan oleh kelompok teror ISIS yang sedang melancarkan operasi global.
“Ini worldwide war (perang global). Pemanasannya kemarin di Manchester, sekarang di sini, untuk menyambut Bulan Ramadan,” kata Jibriel saat berbincang dengan CNNIndonesia.com lewat sambungan telepon, tak lama setelah kejadian.
Dia mengakui, analisis ini memang dibuat dalam waktu yang singkat. Namun, serangan yang tampak serampangan bisa membuatnya yakin pelaku berada di bawah pengaruh ISIS.
Tindakan Biadab
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar mengutuk keras bom Kampung Melayu. Cak Imin menyebut persitwa yang melukai belasan orang tak bersalah itu, merupakan tindakan biadab.
“Saya mengecan keras. Ini perbuatan tidak berprikemanusiaan yang dilakukan oleh orang-orang tak bertanggung jawab. Mereka terus merong-rong kita, membuat negara ini dalam kondisi tidak kondusif,” kata pria yang biasa disapa Cak Imin itu di Jakarta, Rabu (24/5).
Cak Imin meminta pihak Kepolisian segera memburu para pelaku. Dia juga meminta masyarakat memberikan informasi sekecil apapun kepada pihak Kepolisian agar para pelaku dapat ditangkap, dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.
“Para pelaku teror tidak boleh lagi dibiarkan tumbuh subur di bumi nusantara. Mari kita bantu pihak Kepolisian untuk mengungkap siapa dan dari kelompok mana pelaku pengeboman berasal,” tuturnya. (*/jdz)
Ket Foto : Polisi sampai saat ini masih melakukan olah tempat kejadian perkara ledakan bom bunuh diri dengan menyisir sekitar lokasi ledakan dengan bantuan anjing pelacak. Puluhan brimob bersenjata lengkap pun berjaga-jaga di sekitar lokasi kejadian. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)