Buka Lokakarya PPGP, Bupati Theo Sebut Guru Garda Terdepan Pendidikan

oleh -23 Dilihat

LEWOLEBA, mediantt.com – Penjabat Bupati Lembata, Drs. Matheos Tan, M.M, menegaskan, guru merupakan garda terdepan pendidikan. Bagi dia, Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) oleh Kemendikbud merupakan bagian dari membentuk seorang tenaga pendidik menjadi pemimpin pembelajaran.

Penegasan ini disampaikan Pj Bupati Lembata ketika membuka Lokakarya 7 Angkatan 8 Program Pendidikan Guru Penggerak Tahun 2023, di Aula SDN 1 Lewoleba, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (2/12).

Lokakarya sendiri, dilakukan selama dua hari sejak 1 Desember hingga 2 Desember 2023, diisi dengan pernyataan sikap dari Kadis Pendidikan kemudian dilanjutkan dengan testimoni dari seorang peserta calon guru penggerak (CPG)yakni Leni Lege seorang guru TK Negeri 1 Nubatukan.

Leni Lege mengatakan, testimoni panen hasil belajar terhadap hasil karya anak-anak TK didikannya. Kemudian dilanjutkan dengan penyajian materi dari narasumber dan tanya-jawab serta ditutup dengan foto bersama dan menyaksikan produk-produk buah karya anak-anak peserta didik dari tingkat TK/Paud hingga SMA.

Pj Bupati Lembata dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala Dinas Pendidikan, Wenseslaus Ose, menekankan bahwa seorang Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran.

Sebagai pemimpin, harus bisa mendorong pertumbuhan siswa secara holistik, serta aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya dan mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada siswa.

Dia juga menggarisbawahi pentingnya pemimpin sekolah dalam menentukan keberhasilan sekolah. Dikatakan, pemimpin sekolah mempunyai tanggungjawab dalam mensinergikan berbagai elemen di dalamnya.

“Seorang pemimpin sekolah yang berkualitas akan mampu memberdayakan seluruh sumber daya di ekosistem sekolahnya, sehingga dapat bersatu padu membentuk siswa-siswa agar berkembang secara utuh, baik dalam rasa, karsa, dan ciptanya demi terwujudnya Profil Pelajar Pancasila (PPP),” tandas Pj Bupati Theo di hadapan Kepala Sekolah dan Calon Guru Penggerak (CGP).

Bupati Theo juga menyampaikan terima kasih kepada Balai Guru Penggerak Provinsi NTT (BGPP NTT) dan Dinas Pendidikan Kabupaten Lembata yang telah menyelenggarakan kegiatan ini.

“Tentunya, banyak hal yang nantinya akan disampaikan oleh para
narasumber dalam rangka penguatan kapasitas Calon Guru Penggerak,” ujar Bupati.

Untuk itu, bupati minta agar seluruh peserta fokus mengikuti semua
materi yang disampaikan para Narasumber.

“Jika ada hal-hal yang belum dimengerti atau dipahami, jangan segan-segan untuk meminta penjelasan tambahan dari para narasumber,” kata Bupati.

Dia meanjutkan lagi, “Nantinya setelah menjadi guru penggerak, kalian benar-benar dapat menjadi motor penggerak dalam mempercepat pencapaian visi dan misi serta sasaran pendidikan, sehingga pendidikan kita semakin baik, maju dan berkualitas”.

Hal ini menunjukkan bahwa komitmen pemerintah terhadap peningkatan kemampuan dan kapasitas guru di Kabupaten Lembata akan terus ditingkatkan. Semuanya ini, kata Bupati, demi mencapai mutu pendidikan yang berkualitas di tanah Lepan Batan.

Penegasan dari orang nomor satu di Kabupaten Lembata ini sejalan juga dengan komitmen Balai Guru Penggerak Provinsi NTT.

Melalui perwakilannya Natalia Kolo sebagai panitia kegiatan lokakarya 7 dengan tema panen hasil belajar Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 8, kepada media ini, berharap Pemkab Lembata terus mendukung dan mendorong para guru lain, yang belum terdaftar sebagai CGP, agar mau mendaftar dan mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak di waktu yang akan datang.

Menurut Natalia, kegiatan lokakarya 7 program pendidikan Guru Penggerak merupakan puncak dari proses pendidikan para CGP di angkatan 8 ini, yang dilaksanakan selama 6 bulan dimulai dari pembelajaran modul 1.1 hingga modul 3.3. Pada kegiatan lokakarya ini, pelaksanaan belajar secara penuh dilakukan dengan metode aktivitas kelompok, bersama pengajar praktik.

Dia berharap, Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 8 ini, bisa berhasil menjadi Guru Penggerak dan agen perubahan untuk transformasi pendidikan kedepan, sehingga dapat menjadi pemimpin pembelajaran dan teladan bagi guru-guru di sekolahnya maupun di sekolah yang lainnya.

Selain itu, Natalia Kolo juga menginginkan mereka dapat melakukan pengimbasan program pendidikan guru penggerak ini ke sekolah lain.

“Untuk bisa menjadi Kepala Sekolah pada sekolah penggerak, salah satu syarat yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah harus memiliki sertifikat sebagai Guru Penggerak,” tegas Natalia Kolo, selaku panitia kegiatan lokakarya 7 angkatan 8 di kabupaten Lembata.

Sejalan dengan hal ini, panitia dalam laporannya menjelaskan, bahwa program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, pendampingan selama 6 bulan bagi Calon Guru Penggerak.

Menariknya, selama mengikuti program ini, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru sehingga tidak menggangu proses belajar mengajar di kelas.

Dijelaskan juga bahwa tujuan dari program ini untuk mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi,
berbagi, dan kolaborasi. Disamping itu, guru akan memiliki kematangan moral, emosional, dan spiritual untuk
berperilaku sesuai kode etik.

Kemudaan lainnya, guru juga dimudahkan dalam merencanakan, menjalankan, merefleksikan, dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan melibatkan orang tua.

Selain itu, guru juga dapat mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi
satuan pendidikan yang mengoptimalkan proses belajar peserta didik yang berpihak pada peserta didik dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar satuan pendidikan.

Tak berhenti disitu, guru juga dituntut berkolaborasi dengan orang tua peserta didik dan komunitas untuk pengembangan satuan pendidikan dan kepemimpinan pembelajaran.

Terkait peserta, panitia melaporkan bahwa peserta CGP angkatan 8 ini berjumlah 20 orang, dan 4 orang Pengajar Praktik, dengan rincian: Tingkat TK/Paud 1 orang, Tingkat SD 8 orang, Tingkat SMP 6 orang, dan Tingkat SMA/SMK 5 orang. Sementara waktu pelaksanaan, dilaporkan dimulai sejak 10 Mei 2023 sampai 02 Desember 2023.

Diharapkan dengan adanya kegiatan peningkatan kapasitas guru ini, kualitas pendidikan di Kabupaten Lembata akan semakin baik, dan karya-karya inovatif dari anak-anak didik akan terus bermunculan.

Hadir saat itu selain Kadis Wenseslaus Ose, juga perwakilan Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi NTT, Verifikator Keuangan, Natalia Kolo, Kabid GTK Dinas Pendidikan Kabupaten Lembata, Suhartin Bungalaleng, para narasumber dan moderator, serta Guru Pengawas. (baoon)