Buku Staf Gubernur NTT Karya Ansel Deri Masuk Takhta Suci Vatikan

oleh -20 Dilihat

Dr Markus Solo Kewuta SVD dan Sr Petro de Ona FSSE berfoto bersama sambil memegang buku Jejak dari Rantau di lapangan Basilika Santo Petrus, Vatikan, Selasa (18/5). Foto: Dok. Ansel Deri.

JAKARTA – Buku Jejak dari Rantau karya Ansel Deri, staf Viktor Bungtilu Laiskodat, Gubernur Nusa Tenggara Timur, saat masih menjabat Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Daerah Pemilihan NTT 2 periode 2014-2018, tiba di Takhta Suci Vatikan, Kota Roma, Italia, Selasa (18/5) waktu setempat.

“Siang ini saya bertemu adik Suster Petro de Ona di Lapangan Basilika Santo Petrus Vatikan. Beliau menyerahkan kepada saya buku Jejak dari Rantau, sebuah karya inspiratif. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas usaha dan kerja keras penulis hingga buku ini tiba langsung di tangan di Takhta Suci Vatikan, tempat saya berkantor,” ujar Pastor Dr Markus Solo Kewuta SVD, staf Dewan Kepausan untuk Dialog Antar Umat Beragama atau Pontifical Council for Interreligious Dialogue (PCID) di Takhta Suci Vatikan, negara terkecil di jantung kota Roma.

Buku tersebut dibawa langsung Sr Petro de Ona, FSSE bersama rekannya, Sr Yuventa Wea FSSE asal Ende dari Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, pada Jumat, 30 April lalu.

Sr Petro, biarawati dari Kongregasi Suster-suster Fransiskan Santa Elisabeth asal kampung Kluang, Desa Belabaja (Boto), Nagawutun, Lembata, Nusa Tenggara Timur, baru saja kembali dari kampung mengikuti misa untuk ayahnya, Baltasar Gelu de Ona, yang berpulang bulan Februari awal tahun ini. Kini, Sr Petro dan Sr Yuventa kembali menunaikan karya misi di Komunitas Istituto Hinneni di kota Assisi, kurang lebih dua jam perjalanan dengan kereta api dari kota Roma, Italia.

“Setiba di Assisi dari Jakarta bersama seorang rekan Suster masih melakukan karantina mandiri selama dua minggu sesuai ketentuan yang berlaku di Italia. Saya baru ke Roma untuk memperpanjang ijin tinggal saya sekaligus memohon waktu Pastor Markus untuk bertemu dan menyerahkan langsung buku ini. Saya juga merasa senang buku ini bisa tiba di tangan beliau,” kata Sr Petro, mahasiswa Scienza Religiosa Universita Istituto Teologi San Benedetto di Norcia, Assisi, Italia.

Pastor Markus mengatakan, di tengah kesibukan menunaikan tugas-tugas resminya di Vatikan ia berkenan menerima buku kiriman itu di sebuah kedai mini di dalam kompleks kantornya. Iman yang menangani desk dialog Islam-Kristen untuk wilayah Asia dan Pasifik di Takhta Suci Vatikan juga mengabadikan momen singkat penyerahan buku tersebut persis di tempat mereka bertemu.

“Saya mengabadikan momen menerima buku ini sebagai bentuk apresiasi tulus ikhlas kepada penulis yang sudah berjuang menulis dan merampungkan buku ini. Tentu hal ini sekadar merujuk pada tempat pertemuan sekaligus sebagai bentuk apresiasi saya atas kerja keras penulis,” kata Pastor Markus, ahli Islam atau Islamolog yang mendalami Studi Islamologi dan Arabistik di Dar Comboni, Kairo, Mesir dan pada Pontifical Institute for Arabic and Islamic Studies (PISAI) di Roma, Italia, itu.

Ansel Deri mengatakan, pihaknya berterima kasih buku karya tiba di tangan Pastor Markus, salah seorang sosok yang juga ditulis dalam buku itu. Sejak meniatkan diri menulis sejumlah tokoh dalam bukunya, Pastor Markus adalah salah seorang yang ada dalam agendanya.

“Selama dua Minggu saya berusaha menghubungi Pastor Markus agar kalau berkenan bisa diwawancarai lewat surat elektronik. Hingga dua minggu beliau bersedia saat saya hubungi saat menikmati waktu senggang di sekitar sungai Mississippi, Amerika Serikat, usai menunaikan tugas. Senang sekali karena Pastor Markus bersedia diwawancara secara tertulis. Setelah beliau menerima langsung buku itu dari adik Suster Petro di Basilika Santo Petrus, rasanya kebahagiaan saya digandakan,” kata Ansel dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (19/5).

Buku biografi mini sejumlah tokoh asal NTT di berbagai level dan bidang profesi tersebut diluncurkan dalam sebuah diskusi ringan Forum Pemuda Peduli Lembata Jakarta (FPPL), wadah komunikasi terbatas sejumlah warga asal Lembata di wilayah Jabodetabek yang berlangsung di Cikini, Menteng, Jakarta, Pusat, Minggu (2/5).

Niat menulis itu sudah lama terpendam. Beberapa kali ia sempat mendengar sekilas kisah Viktor Laiskodat dan Irjen Pol (Purn) Y. Jacki Uly, dua anggota DPR RI tentang sejumlah warga asal NTT sukses mengabdi di berbagai bidang tugas baik dalam maupun luar negeri. Para tokoh ini kemudian memacunya mengabadikan dalam bentuk buku berisi biografi mini.

Kisah para tokoh itu dapat memberi motivasi, pelajaran bagi generasi muda agar berjuang meraih sukses dengan memanfaatkan kemudahan teknologi informasi yang kian pesat. Meski banyak dari mereka sukses dan dipercaya mengemban tugas di bidangnya namun belum banyak dikenal luas terutama warga masyarakat yang tinggal di desa maupun kampung-kampung.

Ia mengatakan, banyak kisah tokoh asal NTT bisa saja masih gelap di kalangan warga masyarakat, terutama yang tinggal di desa bahkan kampung-kampung. Sehingga ia terdorong menelusuri lebih jauh jejak pengabdian mereka kemudian merampungkan dalam bentuk buku. Kelak, buku ini bisa menjadi sumber informasi para siswa dan mahasiswa agar mengenal lebih jauh jejak pengabdian para tokoh dengan lika liku yang menyertai perjuangan mereka hingga hingga meraih sukses.

“Buku ini tentu punya niat baik untuk menginspirasi generasi muda NTT supaya menjadi lebih maju dan lebih hebat dari generasi-generasi kita, menuju NTT yang lebih maju, aman, damai dan sejahtera lahir batin, kata Pastor Markus, imam Societas Verbi Divini yang baru saja kehilangan Pastor Yosef Buku Bala Kewuta SVD, saudara kandungnya yang berpulang di Komunitas SVD, Surabaya, Jawa Timur. (*/jdz)