Bupati Dogiyai Bantu Beras 2 Ton untuk Korban Konflik Intan Jaya

oleh -18 Dilihat

Bupati Yakobus Dumupa

MOANEMANI – Bupati Kabupaten Dogiyai, Papua, Yakobus Dumupa, Rabu (3/3 2021), memberikan bantuan berupa beras dua ton untuk pengungsi konflik di Kabupaten Intan Jaya.

Bantuan itu diberikan menyusul meletus perang terbuka antara aparat Tentara Nasional Indonesia-Kepolisian Republik Indonesia (TNI-Polri) dengan Tentara Nasional Nasional-Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) di wilayah Intan Jaya.

“Bantuan ini saya berikan atas nama rasa kemanusiaan yang dialami warga. Saya prihatin dengan warga sipil yang menjadi korban akibat konflik atau perang terbuka antara TNI-Polri dan TPN-OPM. Warga sipil adalah pihak yang tidak bersalah. Mereka adalah korban konflik tersebut sehingga mereka harus ditolong,” ujar Dumupa dalam keterangan tertulis sebagaimana diterima media, Rabu (3/3/2021).

Menurut Dumupa, bantuan beras sebesar 2 ton atau 2000 kilogram untuk korban konflik Intan Jaya tersebut diserahkan melalui KAPP Intan Jaya di Nabire. Sejumlah warga sipil korban konflik Intan Jaya mengungsi ke Nabire, Papua.

Yakobus, mantan anggota Majelis Rakyat Papua, menambahkan pihaknya berharap bantuan yang diberikan tersebut dapat disalurkan dengan baik kepada sebagian korban yang saat ini berada di pengungsian.

“Saya berharap kiranya bantuan ala kadarnya ini membantu meringankan beban pengungsi. Saya juga meminta para korban tetap memiliki semangat hidup. Sebagai umat beriman, saya juga mendoakan warga semoga Tuhan bersama mereka,” katanya.

Bupati yang baru saja menyelesaikan studi S-2 di Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) APMD Yogyakarta Yogyakarta ini juga mengajak semua pihak untuk mengulurkan tangan membantu warga korban konflik Intan Jaya. Bantuan sekecil apapun, sebut Bupati Dumupa, sangat membantu meringankan beban penderitaan yang tengah dialami warga korban konflik Intan Jaya.

Menurut dia, konflik atau perang terbuka di Intan Jaya sebenarnya tak mesti terjadi di tengah kerja keras pemerintah pusat dan pemerintah daerah menangani virus korana global (pandemik) yang nyaris membuat ekonomi warga di daerah kelimpungan.

Sejak pekan pertama Februari 2021 pecah konflik antara TNI-Polri dan TPM-OPM di Intan Jaya. Menyusul konflik tersebut, sekitar 600 orang warga korban dilaporkan mengungsi. Mereka sempat bertahan di Gereja Katolik St Misael Bilogai, Intan Jaya Bilogai, Intan Jaya.

Sebagian warga korban mengungsi di sejumlah kabupaten tetangga seperti Nabire. Jumlahnya dilaporkan terus meningkat di tengah eskalasi konflik. Konflik Intan Jaya dikhawatirkan mengganggu umat Kristiani yang tengah bersiap merayakan Paskah.

Informasi yang diperoleh dari Nabire menyebutkan, seorang imam Katolik Pastor Benyamin Sugiyatanggu Magay di Nabire menemui warga dari Intan Jaya yang mengungsi ke Kabupaten Nabire menyusul eskalasi konflik di tempat asal mereka di Intan Jaya yang terus meningkat.

Kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan baru. Peperangan dalam bentuk apapun tidak menyelesaikan masalah. “Saya berharap agar para pihak yang bertikai atau berperang segera duduk bersama mencari solusi damai dan bermartabat. Saya juga turut berduka atas meninggalnya sejumlah warga masyarakat, anggota TNI dan Polri, dan anggota TPN-OPM akibat konflik dan perang tersebut. Semoga mereka mendapatkan tempat yang layak di surga,” kata Dumupa. (ans/jdz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *