Bupati Lembata Perintahkan Seluruh ASN Wajib Tes HIV

oleh -19 Dilihat

LEWOLEBA, mediantt.com – Kabar buruk datang lagi dari Lembata. Hingga saat ini angka HIV/AIDS masih tinggi di wilayah itu. Karena itu, sebagai bentuk antisipaai, Penjabat Bupati Matheos Tan memerintahkan seluruh ASN untuk wajib menjalani tes pemeriksaan HIV.

Hal ini mengemuka dalam pertemuan kemitraan lintas sektor di kabupaten Lembata, di aula Hotel Olympic, Lewoleba, NTT, Kamis (30/11).

Acara yang diadakan oleh Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (Adinkes) bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi NTT, dan mitra kerja dari Bappelitbangda Kabupaten Lembata ini, mengundang unsur Forkopimda, tokoh masyarakat dan tokoh agama, serta LSM dan media massa.

Sebagai langkah awal, Penjabat Bupati Lembata, Matheos Tan telah menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan untuk melakukan pemeriksaan atau tes kesehatan HIV kepada seluruh ASN lingkup Pemerintah Kabupaten Lembata, tak terkecuali hingga ke kecamatan.

“Rencananya, tes HIV (Human immunodeficiency virus) ini akan dilakukan di bulan Januari atau Februari 2024 untuk memastikan bahwa ASN tidak terkontaminasi penyakit berbahaya tersebut,” ujar Bupati Lembata.

Langkah ini diambil Pj Bupati Lembata untuk memastikan kesiapan ASN dalam melaksanakan kerja-kerja pemerintah ke depan.

HIV itu sendiri adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.

HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.

Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Perlu diketahui, HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik

Menurut Bupati Theo, ASN yang sehat merupakan salah satu cerminan birokrasi yang sehat pula. Karena itu, tes kesehatan HIV ini sangat penting dilakukan untuk memastikan bahwa ASN bersih atau sehat dari perilaku menyimpang. Diharapkan langkah ini akan memberikan dampak bagi seluruh masyarakat Lembata.

Bupati Theo juga menyoroti tentang arus keluar masuk manusia, terutama yang datang dari luar pulau Lembata. “Mereka-mereka ini apakah sudah melalui pemeriksaan kesehatan atau tidak sama sekali,” tanya Bupati.

Karena orang yang datang dari luar terutama yang didatangkan untuk bekerja di tempat-tempat hiburan malam di Lembata, bukan tidak mungkin bisa jadi beresiko membawa bibit penyakit. Hal seperti ini perlu diantisipasi lebih jauh lagi.

Karena itu, dia mengajak semua stakeholder di Lembata, “Mari bergandengan tangan, berkolaborasi memberantas masalah ini. Mari kita sama-sama menyelamatkan kita punya masyarakat di Lembata, baik melalui sosialisasi atau melalui mimbar Gereja,” tegas Matheos Tan, putra kelahiran Ambon Maluku ini.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Halik, Perwakilan Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (Adinkes).

Dia mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan hari ini untuk menggalang kemitraan dan dukungan lintas sektor di Lembata guna menanggulangi 3 penyakit menular yaitu Aids (Acquired immunodeficiency syndrome), TBC dan Malaria.

Bagi dia, tiga penyakit menular ini, Indonesia sudah punya komitmen di tingkat global untuk eliminasi di tahun 2030. “Tahun 2030 itu tidak ada lagi infeksi paru dan tidak ada lagi kematian karena 3 penyakit ini dan tidak ada diskriminasi karena 3 penyakit ini,” ujar Halik.

Karena itu, diupayakan dengan dukungan lintas sektor dan semua pihak agar bisa memerangi penyakit ini. Apalagi tiga penyakit menular ini sudah ada obatnya.

“HIV ada obatnya, TBC ada obatnya dan malaria ada obatnya,” kata Halik.

Namun, sayangnya obat ini disediakan pemerintah tetapi yang mengakses dan meminum obatnya belum banyak. Padahal dari data yang ada potensi penderita HIV di Lembata tergolong tinggi.

Kalau hal ini dibiarkan, yang bersangkutan tidak minum obat, maka akibat lanjutannya, penyakit tersebut bisa ditularkan kepada orang lain.

“Kalau dia minum obat bisa sehat, sembuh dan tidak menular kepada orang lain,” jelas Halik. (baoon)