Cuaca Buruk, 50 Peserta Pramuka Alor Nyaris Terlantar di Ende

oleh -13 Dilihat

Kalabahi, mediantt.com — Sebanyak 50 peserta Pramuka asal Alor, yang baru selesai mengikuti kegiatan Jambore Daerah (Jamda) di Kabupaten Ngada, nyaris terlantar di Pelabuhan Ende, Selasa (14/7/15). Akibat cuaca buruk, mereka gagal melanjutkan perjalanan saat pulang ke Kalabahi, melalui jalur transportasi laut. Kontingen pramuka asal Kota Kenari itu, saat ini sedang ditampung di asrama Pramuka Ende.

Wakil Ketua DPRD NTT, Gabriel Beri Binna kepada mediantt.com, Rabu (15/7/15) mengakui, 50 peserta pramuka asal Alor nyaris terlantar di Ende. Menurut dia, mereka saat ini sedang ditampung di asrama Pramuka Ende.

Ia menjelaskan, peserta pramuka yang mengikuti jambore di Ngada itu, hanya dibekali biaya transportasi kapal Feri oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Alor. Sesuai jadwal mereka seharusnya, sudah tiba di Kalabahi Rabu (15/7/15). “Karena cuaca buruk, pelayaran saat ini dihentikan. Anak-anak kita kemarin pulang ikut Ende. Tidak ada Kapal, mereka terpaksa ditampung di asrama pramuka Ende,” katanya.

Menurut Beri Binna, peserta pramuka itu diperkirakan akan kehabisan stok bahan makanan maupun uang, jika harus menunggu hingga cuaca membaik kembali. Karena itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemkab Ende melalui Asisten I, guna membantu bahan makanan selama beberapa hari di Ende. “Selaku Ketua DPRD NTT, atas nama lembaga saya sudah koordinasi dengan Asisten I Setda Ende. Secara pribadi, saya juga sudah meminta bantuan melalui Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Ende untuk bisa melihat langsung 50 anak-anak kita di pelabuhan Ende. Ada mobil ambulance kita disana, bisa dimanfaatkan,” tandas Beri Binna yang dihubungi wartawan ke ponselnya.

Politisi Partai Gerindra itu menjelaskan, peristiwa ini memang diluar perhitungan manusiawi. Tetapi kita tidak boleh alpa mengurus anak-anak kita. “Saya sudah koordinasi dengan teman saya di DPRD Ende, Muhammad Orba, untuk langsung ke pelabuhan melihat mereka. Ini anak-anak yang sebenarnya tidak boleh kita biarkan, tetapi harus memberikan perhatian yang lebih baik. Saat ini, sudah banyak pihak yang kami hubungi. Kami juga tidak lupa berkoordinasi dengan paguyuban Alor yang ada di Ende,” imbuhnya.

Ia menambahkan, untuk di Kupang atas nama DPRD NTT, pihaknya sudah koordinasi dengan komunitas Alor, juga dengan beberapa orangtua dan elemen pemuda Alor. “Apabila kemudian mereka tiba di Kupang dan harus menginap, tempatnya sudah disediakan dan kita akan bahu membahu mengurus anak-anak kita ini. Secara pribadi dan kelembagaan, kami siap back up,” tegasnya.

Ketika ditanya, ada beberapa anak-anak muslim yang akan merayakan Idul Fitri bersama keluarganya. Beri Binna menuturkan, pada intinya DPRD NTT akan berupaya semaksimal mungkin. “Satu dua hari lagi kemungkinan ada Kapal Awu dari Ende, mereka memang kekurangan uang. Karena mereka hanya dibekali Pemkab Alor biaya transportasi Kapal Feri. Kami sudah saling koordinasi untuk bagaimana mereka bisa menjalankan labaran di Kalabahi. Tetapi yang terpenting ialah, bagaimana mereka tiba di keluarga masing-masing dalam keadaan sukacita,” ucapnya sembari menegaskan, kali berikut ini menjadi atensi yang serius dari Pemkab Alor. Untuk kepentingan pendidikan dan daerah kita harus mengantisipasi maksimal, jika nantinya ada kejadian yang buruk seperti ini.

Salah satu pemuda Alor di Kupang, Sokan Teibang menambahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan orangtua di Kupang. Bersama Wakil Ketua DPRD NTT, Gabriel Beri Binna, juga berkoordinasi dengan Ketua Fraksi Gerindra DPRD Ende, untuk bisa melihat 50 peserta pramuka. “Di sini (Kupang) kami sudah siapkan beras dan lauk pauk, sambil menunggu mereka,” katanya.

Menurut dia, pihaknya merasa sesal karena sampai dengan saat ini, tidak ada perhatian Pemkab Alor terkait nasib 50 anak pramuka. Sementara labaran tinggal beberapa hari lagi, ada peserta beragama muslim yang mungkin harus melakukan hari raya bersama keluarganya. “Ini kegiatan bawa nama daerah, tetapi sampai saat ini belum ada perhatian Pemerintah. Kami sudah berkoordinasi dengan pak Gabriel Beri Binna, Moh Ansor dengan orangtua disini untuk siap membantu biaya transportasi. Rencananya mereka tukar Kapal Awu, tetapi biaya tidak cukup karena mereka hanya dibekali biaya transportasi kapal Feri, belum ditambah lagi makan minum,” tandasnya.

Hingga berita ini tayang Bupati Alor, Amon Djobo belum berhasil dikonfirmasi. (joka)

Foto : Wakil Ketua DPRD NTT, Gabriel Beri Binna, bersama keluarga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *