Dekranasda Harus Lebih Kreatif Desain Baju Adat Pengantin

oleh -16 Dilihat

KOTA KUPANG – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Kupang menerima buku “Pesona Baju Adat Pengantin Indonesia” dari Ketua Bhayangkari Polres Kupang Kota. Diharapkan Dekranasda Kota Kupang lebih berkreasi mendesain baju adat pengantin.

Penyerahan buku terbitan Dekranas Indonesia tersebut berlangsung di Ruang Rapat Garuda, Kantor Walikota Kupang, Selasa (5/1) pagi.

Penyerahan buku oleh Ketua Bhayangkari Polres Kupang Kota, Ny. Yunita Satria Perdana dan diterima oleh Ketua Dekranasda Kota Kupang, Ny. Hilda Riwu Kore-Manafe yang diwakili oleh salah seorang pengurus Dekranasda dan Ketua DWP Kota Kupang, Ny. Lousje Marlinda Funay-Pellokila.

Selain kedua organisasi itu, buku “Pesona Baju Adat Pengantin Indonesia” juga diserahkan kepada Persatuan Istri Anggota (PIA) DPRD Kota Kupang, yang diterima oleh ketuanya Ny. Wiwiek Loudoe.

Dalam pertemuan singkat penuh suasana kekeluargaan, Ketua Bhayangkari Polres Kupang Kota menjelaskan sedikit tentang buku yang dibagikan. Menurutnya, buku tentang baju adat pengantin se-Indonesia diharapkan bisa menjadi referensi untuk lebih berkreasi lagi dalam membuat baju adat pengantin.

“Semoga ini bisa menjadi referensi bagi kita di NTT untuk lebih banyak berkreasi lagi di baju adat pengantin, memodifikasi lagi baju-baju adat pengantin yang ada tanpa merubah patern/pola dasar baju pengantin di NTT,” tuturnya.

Menurutnya, baju pengantin NTT kaya akan ragam mulai dari Sabu, Timor, Sumba, Lembata dan Alor dan semuanya sangat bagus. Dia berharap buku ini dapat bermanfaat untuk ibu-ibu pada organisasi wanita untuk bagaimana memodifikasi beberapa baju pengantin modern dan menjadi masukan dalam mengenalkan tentang budaya dari daerah lain kepada generasi muda.

“Saya berharap buku ini bermanfaat untuk ibu-ibu dan generasi muda di NTT,” katanya.

Ketua DWP Kota Kupang mewakili penerima menyampaikan terima kasih atas buku yang telah diterima yang tentunya sangat bermanfaat untuk menambah dan memperkaya khazanah pengetahuan akan baju adat pengantin yang ada di Indonesia. (ghe/st)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *