Kupang, mediantt.com – Ada dua prestasi gemilang yang berhasil diraih Tim Penggerak PKK dan Dekranasda Provinsi NTT. Yakni, meraih Sertifikat Managemen Mutu ISO 9001:2015 dan angka tertinggi inovasi dalam Indeks Government Awards tingkat Provinsi NTT yang digelar Kementerian Dalam Negeri.
Hal ini diungkapkan Ketua Tim Penggerak PKK NTT, Ny Julie Sutrisno Laiskodat bersama Wakilnya Ny Maria Fransisca Djogo, ketika menggelar Ngopi Bareng Wartawan di Kantor Dekranasda NTT, Kupang, Kamis (8/10/2020).
Bunda Julie menjelaskan, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTT telah mengikuti audit sertifikasi penerapan SMM ISO 9001:2015 SZUTES Indonesia. “Audit itu dilakukan untuk mengukur sejauh mana Dekranasda NTT telah memberikan pelayanan kepada masyarakat dan stakeholder (pemangku kepentingan) lainnya sesuai Standar Internasional dalam bidang manajemen mutu,” kata Bunda Paud ini.
Menurut dia, tim audit ISO juga memeriksa fasilitas yang ada di Dekranasda NTT, seperti toko yang menjual kain tenun dan kuliner khas NTT, produksi tenun ikat oleh mama-mama penenun, perpustakaan, ruang diklat (ruang kelor), galeri 22 kabupaten/kota yang ada di NTT, ruang promosi atau dikenal dengan nama ruang HAKI (Harapan, Alani, Inovatif, Kreatif), cafetaria dan kebersihan setiap ruangan. “Akhirnya Tim Audit ISO menyatakan bahwa Dekranasda Provinsi NTT telah memenuhi syarat dalam penerapan Sistem Managemen Mutu berbasis ISO 9001:2015,” kata politisi Nasdem yang juga anggota DPR RI ini.
Bekerja dengan Hati
Sebagai Ketua Tim Penggerak PKK, Bunda Julie mamaparkan, untuk mengatasi kompleksnya persoalan pembangunan di NTT, pihaknya mencanangkan satu inovasi pengembangan daerah, dimana peran TP PKK sebagai mitra pemerintah dalam membangun NTT.
Ia mengatakan, dengan motto “Think Outside the Box dan Bekerja dengan Hati”, TP PKK NTT mendesain program pembentukan dan pemberdayaan Desa/Kelurahan Model PKK sebagai desa/kelurahan contoh dengan memfasilitasi berbagai sarana prasarana serta pelatihan khusus untuk membentuk dan mengasah kemampuan warga desa/kelurahan di 22 kab/kota.
Menurut Ketua Nasdem Bali ini, salah satu misi utama program pemberdayaan desa/kelurahan model PKK adalah penurunan jumlah penderita gizi buruk dan berkurangnya angka stunting serta adanya perputaran ekonomi yang berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat di desa/kelurahan model PKK. “Artinya, program desa/kelurahan model PKK ini merupakan program unggulan PKK NTT dalam mendukung visi dan misi gubernur dan wagub; NTT Bangkit menuju masyarakat Sejahtera”.
Dijelaskan, program pembentukan dan pembinaan desa/kelurahan model PKK meliputi; Kelompok Kerja (Pokja) I, terdiri dari, pengembangan potensi anak dan remaja melalui warung bakat dan minat (Warung Bakmi); program Rasing atau remaja bersih lingkungan; dan program pemberdayaan dan kreatifitas lanjut usia.
Pokja II, mencakup; pengadaan sarana prasarana bagi Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) untuk memenuhi standar akreditasi nasional. “Kami akan melahirkan banyak Paud yang terakreditasi karena banyak yang masih liar. Target kita adalah 24 Paud terakreditasi,” Julie yang juga Bunda Paud ini.
Selain itu, pemberdayaan sanggar budaya untuk pelestarian budaya; dan peningkatan usaha ekonomi melalui pemberdayaan kelompok remaja putri.
Pokja III, terdiri dari : peningkatan ekonomi keluarga melalui halaman asri, teratur, indah dan nyaman (Hatinya) PKK; pemberian makanan tambahan untuk pencegahan stunting dan gizi buruk. Pokja IV, meliputi : pengadaan sarana dan prasarana pos pelayanan terpadu (Posyandu).
Beebagai prestasi gemilang telah ditorehkan Dekranasda dan PKK Provinsi NTT di tingkat nasional hingga Internasional untuk mendukung suksesnya visi besar NTT Bangkit Menuju Sejahtera.
Bunda Julie menyebutkan, sejak 2018 hingga pertengahan 2020, Dekranasda NTT telah melakukan berbagai terobosan dan inovasi untuk mengangkat hasil karya masyarakat NTT khususunya di bidang tenun dan olahan pangan lokal.
Dekranasda juga gencar promosikan keunggulan produk pengrajin daerah di tingkat nasional maupun internasional serta meningkatkan kemitraan dengan instansi pemerintah dan stakeholders lainnya. “Tujuan kita adalah menggali, mengembangkan dan melestarikan warisan budaya NTT serta membina penemuan dan penggunaan teknologi baru untuk meningkatkan kualitas dalam rangka memperkokoh jati diri masyarakat NTT,” tegas Julie Laiskodat. (jdz)