Maumere, mediantt.com – Niat Bupati Sikka Yoseph Ansar Rera dan Wakil Bupati Sikka Paolus Nong Susar untuk kembali menahkodai Kabupaten Sikka sepertinya harus dipikir seribu kali. Sebab, Fraksi Partai Demokrat menyebut kepemimpinan An-Sar berada pada level terendah.
Pernyataan Romualdus Heni selaku Ketua Fraksi Partai Demokrat ini dengan mendasari capaian kinerja dan serapan anggaran yang dilaporkan oleh Bupati Yoseph Ansar Rera pada pidato pengantar nota keuangan atas Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Sikka 2015, Selasa (2/8), di Gedung DPRD Sikka.
“Beberapa indikator menunjukan pada level terendah yaitu menerapkan pengaruh dengan kekuatan jabatan yang diemban saja belum memadai, apalagi naik ke level berikutnya,” kritik Romualdus Heni saat menyampaikan pemandangan umum fraksi, Rabu (3/8).
Pria yang akrab disapa Heni Doing ini mengatakan, dengan banyaknya target pendapatan dan belanja yang mengalami deviasi cukup besar, menunjukan kapasitas kepemimpinan birokrasi Pemkab Sikka belum optimal kalau tidak mau dikatakan belum sesuai harapan publik, khususnya Partai Demokrat.
Sebagai pemimpin birokrasi, kata Heni Doping, level ini kekuatan pengaruhnya adalah jabatan. Ternyata, An-Sar tidak cukup powerfull untuk membuat bawahan taat dan loyal untuk berupaya mencapai target kinerja yang ditetapkan.
Dia beralasan syarat utama pemimpin birokrasi adalah memberi contoh atau teladan sehingga bisa dikatakan bahwa para pemimpin birokrasi tidak atau belum memberi teladan yang baik terkait etos kerja, sehingga berdampak pada lemahnya pengaruh atau power terhadap bawahan.
“Ini baru level terbawah dengan memberi teladan, apalagi level kedua memotivasi, tentu saja masih jauh, dan untuk naik ke tingkat berikutnya masihlah sangat jauh untuk digapai. Dan kalau keadaan ini dibiarkan, maka berapa pun anggaran yang digelontorkan tidak akan membawa perubahan yang signifikan pada masyarakat Sikka,” urainya.
Heni Doing menjabarkan teori kepemimpinan yang diilhami John C Maxwell, yakni adanya kekuatan pengaruh pada beberapa level atau tingkatan. Level terbawah atau terendah adalah pengaruh karena jabatan di mana orang lain mengikuti karena keharusan. Selanjutnya adalah level kedua yaitu perkenaan di mana orang lain mengikuti karena keinginan.
Berikut level ketiga adalah produktivitas di mana orang lain mengikuti karena sumbangsih bagi organisasi. Menyusul level keempat adalah mengembangkan orang lain, di mana orang lain mengikuti karena sumbangsih bagi hidup mereka, dan level kelima atau tertinggi adalah level puncak, di mana orang lain mengikuti karena jati diri dan nilai-nilai.
Menurut Heni Doing, segala sesuatu ditentukan oleh kepemimpinan karena kemampuan seseorang mewujudkan banyak hal di dalam dan melalui orang lain ditentukan sepenuhnya oleh kepiawaian kepemimpinan. Tanpa kepemimpinan, lanjut dia, tidak akan ada kerja sama tim, dan orang-orang bekerja sesuka hati, tanpa termotivasi dan tidak merasa bersalah bila sesuatu yang tidak diselesaikan sesuai target atau harapan yang diberikan kepadanya.
Di dalam mimpi besar menuju Satu Sikka Yang Mandiri dan Sejahtera, sebut dia, para pemimpin yang dilibatkan atau diajak berjalan bersama, haruslah mereka yang berpengaruh, karena inti kepemimpinan adalah pengaruh. (vicky da gomez)
Foto: Ketua Fraksi Partai Demokrat Agustinus Romualdus Heni.