Kutukan berusia lebih dari setengah abad membuat Jerman selalu punya ketakutan tersendiri setiap kali berjumpa Italia di turnamen resmi.
Percaya atau tidak, kutukan dalam sepakbola itu nyata. Salah satu yang paling terkenal adalah kutukan Bela Guttmann, sebuah kutukan yang diucapkan langsung dari mulut mendiang pelatih Benfica itu yang dikecewakan klub pada 1962 silam. Guttmann mengutuk Benfica tidak akan pernah juara Eropa selama 100 tahun ke depan.
Ibarat mantra yang tak punya penangkal, ucapan Guttmann tersebut masih berlaku hingga hari ini. Sebab sejak saat itu, Benfica selalu kalah dalam delapan final kompetisi Eropa, baik Liga Champions maupun Liga Europa.
Tahun 1962 juga mengawali sebuah kutukan terkenal lainnya. Adalah Jerman, raksasa sepakbola Eropa dan dunia, yang selalu mengalami petaka setiap kali berhadapan dengan Italia di turnamen utama.
Ya, Jerman tidak pernah bisa menang atas Italia di ajang Piala Dunia maupun Piala Eropa. Terhitung sejak 1962, kedua tim ini sudah delapan kali berjumpa di PD dan Euro, namun Tim Panser hanya mampu mengukir empat seri dan empat kali kalah.
Hasil negatif terkini dicatat di Euro 2012, ketika Jerman menyerah 2-1 di semi-final. Laga tersebut menghadirkan salah satu momen paling ikonik dalam sejarah Euro, ketika sang pahlawan kemenangan Gli Azzurri, Mario Balotelli, melakukan selebrasi telanjang dada mematung usai mencetak gol keduanya.
“Saya tidak suka membicarakan tentang gol-gol saya di masa lalu karena itu sudah lewat. Saya lebih suka menatap ke depan. Tetapi momen itu selalu menyenangkan untuk diingat,” kenang Balotelli kepada Goal.
Takdir akhirnya mempertemukan kembali Jerman dan Italia di Euro 2016. Dua kekuatan tradisional Eropa ini akan bertarung di perempat-final di Bordeaux pada Minggu (3/7) dini hari WIB.
Tidak ada Balotelli kali ini, tetapi Italia tetap layak membuat Jerman was-was. Lihat saja performa mereka di Prancis. Pasukan Antonio Conte menjadi tim kedua setelah tuan rumah Prancis yang lolos ke babak knock-out usai memetik dua kemenangan atas Belgia (2-0) dan Swedia (1-0).
Meski menelan kekalahan dari Republik Irlandia (1-0) di laga pamungkas grup — yang terjadi lebih disebabkan karena memainkan skuat lapis kedua — Italia tetap keluar sebagai juara Grup E dan bahkan tampil menggila di babak 16 besar. Juara bertahan Spanyol mampu mereka gebuk 2-0 secara komprehensif.
Gianluigi Buffon dkk. pun menatap partai perempat-final kontra Jerman dengan penuh percaya diri, terlepas dari fakta bahwa Italia masih sanggup mempertahankan rekor tak pernah kalah dari Jerman itu tadi.
Jerman tentu akan mengerahkan segala upaya untuk menangkal kutukan berusia 54 tahun itu. Pelatih Joachim Low tak sungkan untuk mendengar tips dan trik Sami Khedira, gelandang dengan bekal pengetahuan sepakbola Italia setelah satu tahun berkarier di Juventus, klub yang menjadi basis kekuatan La Nazionale. “Sami Khedira adalah pemain cerdas dan saya akan mencari nasihat darinya untuk laga melawan Italia,” tutur Low.
Performa Jerman sendiri terlihat mulai menanjak. Sempat kurang meyakinkan di fase grup, Jerman secara terduga tampil solid di babak 16 besar dengan sukses menghajar Slowakia 3-0. Mesin Jerman mulai panas dan mereka siap menantang siapa pun di sisa Euro 2016.
Pertemuan terkini kedua tim, yang berakhir dengan kemenangan telak 4-1 untuk Jerman di partai uji coba pada Maret lalu, dapat memberikan suntikan moral bagi Thomas Muller cs. untuk menampilkan performa terbaik kontra Italia di medan perang yang sesungguhnya. Ditambah dengan materi skuat yang lebih berkualitas, Jerman seharusnya punya segala syarat untuk bisa mengakhiri kutukan ini.
“Saya sangat menanti pertandingan melawan Italia. Kami tidak memiliki trauma Italia. Ini adalah tim berbeda dan berada di bawah kondisi yang berbeda pula,” ujar Low yakin, mengetahui bahwa inilah kesempatan terbaik bagi Jerman untuk menangkal kutukan Italia sekaligus menggenggam tiket ke semi-final. (sandy mariatna/goal.com/jdz)