Kefamenanu, mediantt.com – Ini kabar memprihatinkan. Seorang bayi berjenis kelamin laki-laki, warga Desa Oelami, Kabupaten TTU, lahir dengan kondisi usus terburai di luar kulit. Bayi dengan berat badan 3,3 kg ini lahir secara normal dari rahim Patricia Berkanis, 29, pada Selasa (29/11).
Keterangan yang diperoleh di Kefamenanu, Kamis (1/12), pasangan suami istri Wilibrodus Bobo (29) dan Patricia Berkanis (29), warga desa Oelami, Kecamatan Bikomi Selatan, tak menduga bayi kedua mereka akan lahir dengan kondisi usus terburai di luar kulit perut.
”Saya melahirkan Selasa (29/11) jam 06.00 Wita, dibantu bidan dari puskesmas. Saya kaget saat bayi keluar dengan kondisi seperti ini,” tutur Patricia, didampingi suaminya Wilibrodus Bobo, ketika ditemui di kediamannya.
Menurut Berkanis, perkiraan bidan bayinya baru akan melahirkan pada 30 Desember 2016. “Tapi Tuhan berkehendak lain hingga saya melahirkan hari ini (Selasa),” katanya sambil menatap wajah buah hatinya.
Kata dia, saat melahirkan normal. Ari-ari dan anak langsung keluar, hanya saat dilihat utuh, usus dan organ lainnya terburai di luar kulit perut. ”Setelah melahirkan kami langsung berangkat ke RSUD Kefamenanu, namun siangnya langsung pulang karena dokter juga tak bisa berbuat apa – apa dengan usia bayi masih terlalu kecil sehingga tak bisa dioperasi. Kami pasrah, jika memang tak ada yang bisa menolong bayi kami,” katanya.
Ia juga menjelaskan, selama hamil ia rutin melakukan pemeriksaan kesehatan ke puskesmas setempat. Dan tak mendapat tanda atau firasat buruk terhadap musibah yang menimpah keluarganya.
Sementara suaminya Bobo mengaku mendapat tanda melalui mimpi, menyeberangi sungai yang sedang dilanda banjir besar.
”Saya bermimpi buruk semalam, hujan deras dan sungai terendam banjir besar. Kami berusaha menyeberang, namun sia-sia dan sayapun kaget terbangun dari mimpi. Mungkin jawaban dari mimpi saya adalah kecacatan kelahiran anak saya. Ya, kami pasrah saja,” polos dia, sambil menatap ke arah sang bayi yang dibaringkan di sampingya.
Dokter Spesialis Anak, RSUD Kefamenanu Mervin Tri Hadianto saat dikonfirmasi, Rabu (30/11/2016) mengakui adanya kasus tersebut. Namun tidak bisa ditangani walau di fasislitasi RS Tipe A.
”Kasus itu tidak bisa ditangani, 99 persen akan meninggal walaupun difasilitasi RS Tipe A yang ada spesialis bedah anak. Jadi kasus anensefal atau tak punya tengkorak, gastroschizis usus terburai, dinsrom trysomi 13 dan trysomi 18 prognosis fatal dan tak perlu diopname di RS. Itulah pertimbangan saya sehingga saya mengedukasi keluarga untuk pasrah dan dirawat di rumah saja,” jelas Mervin.
Ia mengatakan, jika sempat di USG sebelum melahirkan, maka sudah ketahuan bayinya akan mengalami kelainan atau kecacatan tubuh. Kata dia, kasus yang sama pernah ditanganinya di RSUD dokter Kariadi Semarang. Bayi yang gastroschizil 100 persen meninggal meskipun sudah mendapat lapisan silikon yang dikerjakan dokter spesialis anak.
Pantauan media, bayi terlahir cacat yang belum berusia sehari ini terus-menerus menangis kehausan sambil memasukan jarinya ke dalam mulut. Patricia tidak berani mengambil resiko menyusui bayinya, lantaran takut saat digendong usus dan organ tubuh lain yang terburai di luar kulit perut pecah atau resiko lainnya yang bisa menyebabkan bayinya meninggal.
Kasus kecacatan kelahiran bayi sudah beberapa kali terjadi di Timor Tengah Utara. Beberapa tahun silam, tercatat beberapa bayi terlahir dengan sebagian organ tubuh dan otak terburai keluar. Namun hingga saat ini faktor penyebabnya masih belum dapat dipastikan. (dit/st)
Foto : Ilustrasi