Direksi Baru Bank NTT Ditargetkan Laba Bersih 2019 Rp 500 Miliar

oleh -13 Dilihat

KUPANG, mediantt.com – Gubernur NTT, Viktor Laiskodat selaku Pemegang Saham Pengendali pada Bank NTT menegaskan, Direksi baru harus mampu menghasilkan laba bersih tahun 2019 sebesar Rp 500 miliar. Bila target laba itu tidak tercapai, maka direksi akan diganti seluruhnya.

Denikian ditegaskan Gubernur Viktor kepada wartawan usai memimpin Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Bank NTT di Gedung Kantor Pusat Bank NTT, Jl. W.J. Lalamentik Kupang, Rabu (28/11/ 2018) petang.

Viktor menegaskan, dalam RUPS sudah disepakati antara lain, tahun 2019 direksi yang baru harus mendapatkan laba sebesar Rp 500 miliar. Tahun 2020 Bank NTT harus jadi Bank Devisa dan tahun 2023 sudah harus Go Public.

Ditanya wartawan soal pergantian Direksi dan Komisaris, Viktor menegaskan, RUPS menugaskan Komite Remunerasi dan Nominasi (KRN) untuk memproses ulang direksi khususnya Direktur Utama (Dirut) dan Direktur Umum (Dirum) serta Komisaris seluruhnya.

“Kita minta KRN sudah harus proses cepat sehingga Desember semuanya sudah beres dan tahun depan direksi dan komisaris baru sudah mulai bekerja,” tegasnya.

Dia juga mengatakan, calon direksi dan komisaris bisa orang dalam bisa juga dari luar, yang penting memiliki kemampuan dan kompetensi untuk membangun bank ini.

“Bisa dari dalam bisa juga dari luar, Siapa saja silahkan mengikuti proses ini, tentu akan berjalan sesuai aturan. Setelah diseleksi Komite Remunerasi kita akan panggil untuk menyamakan persepsi membangun bank ini menjadi lebih baik dari sekarang setelah itu diproses oleh OJK,” tegas Viktor.

Tantangan Berat

Salah satu pemegang saham pada PT Bank NTT, Amos Corputty yang diminta komentarnya menegaskan, RUPS telah memutuskan seperti yang sudah disampaikan oleh Pemegang Saham Pengendali itu. Dan itu hal utama yang secepatnya dilakukan.

“Memang tantangan berat bagi direksi baru, tetapi itu harus menjadi target untuk mengukur kinerja mereka. Penghasilan direksi yang besar harus dibarengi kerja keras,” katanya.

Dikatakan, direksi baru itu tinggal memberikan beban kepada para kepala cabang sesuai potensi cabang masing-masing agar target itu tercapai. Ini juga tergantung gaya kepemimpinan direksi yang baru nanti.

“Sebenarnya target itu susah-susah gampang. Tapi bagaimana kepiawaian direksi untuk mengaturnya dengan tepat agar bisa tercapai,” kata Amos.

Menurutnya, Bank NTT tidak bisa duduk berpangku tangan hanya memberikan kredit kepada nasabah yang adalah aparatur sipil negara (ASN) karena kelompok nasabah ini resikonya kecil. Tapi mulai berjuang melebarkan sayap untuk memberikan kredit kepada nasabah potensial dengan berbagai usaha.

“Lamaran dimulai tanggal 1 hingga 18 Desember kemudian diproses hingga OJK dan diharapkan akhir tahun ini semuanya sudah selesai,” kata Amos. (*/jdz)