Kalabahi, mediantt.com — Dua putra-putri Kabupaten Alor, lolos seleksi untuk mengikuti program S3. Satu-satunya program yang dibiayai oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Alor dalam bentuk beasiswa. Mereka adalah Daud Imanuel (DIM) Sandy Illu dan Herawati Mantaon. Kedua putra-putri Alor itu melanjutkan pendidikan Doktor di Universitas Airlangga Surabaya.
Salah satu peserta, Dim Sandy Illu,SKM,M.Si kepada wartawan Senin (18/5/2015) menuturkan, ini kesempatan terbaik baginya untuk kembali menimba ilmu dan mengaplikasikan kepada masyarakat. Pun, sekaligus mengabdikan diri untuk tanah tercinta Alor, Pantar. “Saya pun tanpa ragu meng-apply beasiswa tersebut. Ada empat orang yang meng-apply tetapi dikarenakan saya yang memliki IPK paling tinggi 3,87/berpredikat Cum Laude, maka saya yang dipilih bersama Ibu Mantaon untuk mendapatkan beasiswa ini,” tandasnya kepada mediantt.com.
Ketua LSM Komunitas Aksi Kesehatan Indonesia (KAKI) NTT ini menyebutkan, ia tamat program S1 FKM Undana tahun 2011 dengan IPK 3,55/cum laude. S1 adalah waktu dimana ia memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap segala sesuatu. Lebih dari itu, ia pun berjuang dengan studi sekaligus mulai belajar berorganisasi, baik intra maupun ektra kampus. Karena dengan kesibukannya, fluktuasi IPK pun tidak dapat dihindari.
Namun, satu hal yang ia pegang, yakni hidup adalah kerja keras. Maka perlahan tapi pasti, pencapaian IPK kembali ke angka cum laude dan pencapaian prestasi organisasi pun cukup untuk secara pribadi peka terhadap fenomena sosial, menganalisisnya, dan sampai kepada menginisiasi perubahan sosial. “Saya belajar banyak dari BEM, GMKI, dan Perkantas. Saya dibentuk menjadi pribadi yang Takut TUHAN dan cinta Tanah Air. Belajar memberikan semuanya untuk Tuhan dan Indonesia,” ujarnya.
Putra sulung Direktur PDMH Kabupaten Alor, Sandy Illu,SE ini menyebutkan, setelah wisuda S1, ia pun mulai berjuang dengan hidup. Mulai dari dunia kerja, dengan menjangkau desa-desa pedalaman di NTT untuk menajawab tantangan mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Naik turun gunung, keluar masuk kampung, membuat ia cukup banyak mengenal kebutuhan masyrakat kampong, khususnya di bidang kesehatan masyarakat, berkaitan dengan sanitasi lingkungan, gizi kesehatan masyarakat dan lain sebagainya.
Waktu berjalan, dan pada September 2012, pria 20-an tahun ini pun merasa perlu untuk meningkatkan kapasitas ilmu, khususnya di bidang kesehatan lingkungan. Sambil terus beraktifitas sebagai penggiat kesehatan masyarakat, ia menekuni bidang ilmu lingkungan selama 1,5 tahun. “Saya belajar dengan biaya sendiri dan akhirnya tamat pada Juni 2013 dengan IPK 3,87/cum laude,” kata DIM Sandy Illu.
Setelah tamat, sebut dia, ia mulai mengajar di beberapa perguruan tinggi di Kota Kupang sebagai dosen luar biasa. Tapi passionnya adalah aktifiis, sehingga ia merasa penting untuk setiap aktifitas sosial, ia terakomodir dalam suatu wadah yang resmi, sehingga lebih mudah dalam manajemen. Akhirnya pada Juni 2013, bersama beberapa teman mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), yang diberi nama Komunitas Aksi Kesehatan Indonesia (KAKI). Lembaga ini didirikan dengan Akta Notaris Emanuel Mali,SH No 98 Tahun 2013, dan dia dipilih menjadi Ketua.
Berbagai aktifitas telah dibuat di NTT, tetap pada passionnya yakni dari rumah ke rumah, kampung ke kampung, sekolah ke sekolah, rumah ibadah ke rumah ibadah dan posyandu ke posyandu. Misinya, untuk melakukan penyuluhan berkaitan dengan isu-isu kesehatan masyarakat, seperti pola hidup bersih dan sehat (PHBS), sanitasi lingkungan, demam berdarah, kesehatan reproduksi remaja dan sebagainya. “KAKI juga menyediakan consulting service untuk analisis data berbasis kesehatan masyarakat, serta menyelenggarakan seminar dan pelatihan kesehatan, mulai dari skala lokal sampai nasional,” tandasnya.
KAKI berjalan secara swadaya sejak 2013, Dan, pada akhir 2014 KAKI bekerja sama dengan Badan PBB World Food Program (WFP) untuk melakukan pendampingan, penyuluhan, konseling, pelatihan, dan monev pemberian makanan bayi dan anak di Kabupaten TTS dengan durasi kontrak selama satu tahun. KAKI terus melangkah perlahan dengan memaksimalkan ide-ide dan gagasan untuk diimplementasikan secara nyata. Di tahun 2015 ini, KAKI memiliki kerinduan untuk masuk dan juga mengabdikan diri di Alor dan bermimipi untuk turut serta secara maksimal dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Alor yang setinggi-tingginya.
Secara pribadi, masih banyak yang kurang dari KAKI. Karena itu, ingin belajar banyaknya dari siapa saja, baik itu dari pengalaman lembaga yang sudah terlebih dahulu menggeluti dunia ini, maupun dari buku. “Namun saya rasa semuanya belum cukup. Saya harus belajar lagi di strata yang lebih tinggi untuk mengembangkan kemampuan saya. Demi cita-cita saya melayani masyarakat dan mengabdikan diri sepenuhnya kepada masyarakat,” tuturnya.
Dan, ketika ada pengumuman Pemkab Alor untuk memberikan beasiswa doktor kepada dua orang putra-putri terbaik, dengan segala pertimbangan, ia memutuskan untuk melamar ke Universitas Airlangga Surabaya untuk melanjutkan kuliah program doktor (S3) ilmu kesehatan masyarakat, yang akan dimulai pada (24/5/2015). (joka)
Foto : Daud Imanuel Sandy Illu,SKM,M.Si