Bentrok para bintang bakal tersaji dalam derby Madrid antara Atletico Madrid dan Real Madrid, Sabtu (7/2) malam ini. Siapakah yang akan jadi pemenang pada laga panas yang disiarkan RCTI pukul 22.45 Wita ini?
DUEL klasik nan berkelas tersaji pada jornada 22 La Liga Spanyol, tatkala Atletico Madrid diharuskan menjamu saudaranya, Real Madrid, di Vicente Calderon, Sabtu (7/2) petang WIB. Bentrok bertajuk derby Madrid ini menjanjikan kualitas tinggi menilik deretan penggawa yang dimiliki kedua tim.
Terlebih laga ini bertepatan dengan comeback sang mega bintang El Real, Cristiano Ronaldo, setelah mendapat hukuman dua laga akibat tindakan tak terpujinya kala Madrid menang 2-1 melawan Cordoba. “Ronaldo datang di saat yang tepat, Atletico ingin menghadapi para pemain terbaik di laga terbaik,” ujar bek kanan Atletico, Juanfran, jelang dilangsungkannya pertandingan.
Sayangnya keinginan Juanfran tak bisa sepenuhnya terwujud. Ketika Los Rojiblancos bisa turun dengan kekuatan penuhnya, Los Blancos harus kehilangan tiga penggawa kunci, sekalipun CR7 kembali. Tapi Madrid tetaplah Madrid yang berjuluk Los Galaticos dengan skuat bintangnya. Perang bintang hadapi Los Colchoneros akan tetap tersaji. Karenanya mari simak ulasan Goal Indonesia dalam duel antarlini Atletico kontra Madrid!
Miguel Angel Moya mungkin jadi pembelian terbaik Atletico Madrid musim ini. Ya, siapa yang menyangka memang, karena dirinya datang di tengah kilauan bintang macam Mario Mandzukic, Antonine Girezmann, dan sang kiper yang disebut penerus Thibaut Courtois, Jan Oblak. Harganya bata, tapi kualitasnya di bawah mistar gawang sekokoh baja.
Moya dipercaya Diego Simeone sejak pra musim. Performanya yang fantastis dan menghadirkan rasa aman, membuatnya terpilih sebagai kiper utama menyingkirkan rencana awal, Oblak. Statistiknya musim ini tergolong apik, dengan delapan clean sheets, 38 penyelamatan, meski sudah kebobolan 20 gol di La Liga Spanyol.
Iker Casillas
Kehadiran pemain sarat pengalaman seperti Iker Casillas sangat dibutuhkan di laga genting melawan Atletico Madrid apalagi Real Madrid dalam kondisi darurat pemain belakang usai Sergio Ramos, Pepe dan Marcello absen karena alasan cedera dan akumulasi kartu.
Pengalaman dan kemampuan Casillas membaca serangan dengan dipadu komunikasi apik, yang biasa dijalin kiper timnas Spanyol itu bisa jadi peringatan awal bagi dua palang pintu El Real di depannya, untuk fokus dalam bertahan.
Mimpi buruk menghantui Atletico Madrid manakala bek andalannya, Miranda, diterpa cedera pada awal musim ini. Kekokohan lini pertahanan Atletico lantas diragukan karena penggantinya adalah bek muda yang masih hijau, Jose Gimenez. Namun siapa sangka, sang youngster sukses menggantikan peran sang senior dengan sempurna.
Gimenez tampil brilian dengan sama sekali tak kikuk ketika berduet dengan Diego Godin. Ia pun mengkloning performa Miranda yang tak hanya kokoh di belakang, tapi juga tajam di depan. Ketika Miranda kembali? Simeone kini lebih condong memilik bocah asal Uruguay tersebut.
Raphael Varane
Biasa mengikuti komando Sergio Ramos, Varane sekarang harus jadi ‘pemimpin’ bagi Nacho di lini belakang. Dengan postur raksasa, Varane bisa jadi benteng kokoh bagi Real Madrid apalagi pemain Prancis ini tidak takut melakukan duel-duel keras. Tengok saja dari catatan 13 tekel yang sudah ia lancarkan di La Liga Spanyol
Tampil dalam 13 laga, satu catatan paling mencolok dari Varane adalah kemampuannya dalam melakukan halauan bola. Hal itu akan berarti krusial, karena Atletico gemar melakukan permainan bola atas.
Tua-tua keladi, makin tua makin jadi. Ungkapan itu agaknya cocok disematkan dalam diri Tiago Mendes. Menjelang usia 34 tahun, pemain asal Portugal itu makin elegan berperan sebagai gelandang tengah. Gemilang bersama Chelsea dan Olympique Lyon dikala muda, Tiago sempat meredup di Juventus. Namun dirinya bangkit dengan luar biasa bersama Atletico.
Setelah menampilkan salah satu performa terbaik di sepanjang karier sepakbolanya musim lalu, performa Tiago sama sekali tak menurun musim ini meski sempat dihadang cedera. Selain jadi lapis pertama yang tampil sebagai tembok pertahanan Atletico, tandukan Tiago dalam situasi bola mati juga mematikan. Madrid patut waspada jika kejadian di pertemuan pertama tak ingin terulang.
Toni Kroos
Serangan El Real sering dibuat buntu oleh keras dan disiplinnya para penggawa Atletico Madrid. Tetapi dengan cederanya James dan kemungkinan Khedira dimainkan sebagai gelandang bertahan, Kroos bisa menempati posisi dengan peran yang lebih menyerang sekaligus menawarkan warna lain bagi serangan Madrid.
Dengan naluri mencetak gol yang belakangan ‘disumbat’ di posisi ‘anyar’, Kroos bisa jadi alternatif penyempurna serangan. Akurasi tembakannya yang mendekati sempurna, akan menaruh Miguel Moya dalam kewaspadaan tinggi.
Adalah haram menepikan Mario Mandzukic dari starting XI, sekalipun Fernando Torres sudah menemukan sentuhannya kembali. Empat gol dalam enam laga terakhir adalah bukti kesiapannya. Sepasang gol dalam kemenangan 3-1 Atletico atas Eibar pekan lalu jadi penegasan.
Gelontoran sepuluh gol dari 18 partai yang sudah dicatatkan Mandzukic di La Liga jelas bukan torehan buruk. Menilik postur dan hobinya mencetak gol melalui kepala, pemain asal Kroasia itu akan jadi tumpuan utama Atletico, yang mengedepankan permainan bola atas.
Cristiano Ronaldo
Sanksi kartu merah selesai, sekarang superstar Portugal sudah bisa bermain bahkan dalam kondisi paling bugar di antara para penggawa Real Madrid lainnya, yang harus bermain pada pertengahan pekan lalu meladeni Sevilla.
Siapapun tahu betul, Cristiano adalah aktor penting di skema permainan Madrid dan punya kemampuan yang bisa mengubah arah angin pertandingan. Ketika itu terjadi, laju Los Blancos yang bergelimang bintang sulit untuk dibendung bahkan di Vicente Calderon sekalipun. (goal.com)