Frans Aba saat menyerahkan berkas Cagub ke pengurus Gerindra NTT.
KUPANG, mediantt.com – Bakal Cagub NTT, Fransiskus Xaverius Lara Aba, punya pemahaman ekonomi yang tak bisa diragukan. Karena itu, dia punya komitmen tegas; melawan mafia ekonomi, juga menentang adanya kapitalisaai ruang gerak pemerintah dan jugaelawan privatisasi semua sektor.
Komitmen Frans Aba ini diutarakan ketika mendaftarkan diri sebagai Bakal Calon Gubernur NTT di Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) NTT, Kamis (2/5) sore.
Pengembalian formulir itu diterima Wakil Ketua Bappilu Tori Ata, Sekretaris Bappilu Dominggus Umbu Zasa, beserta tim yang ada di Sekretariat Gerindra NTT.
Menurut Frans Aba, berbekal kemampuan dan kompetensi di bidang ekonomi regional, dia ingin menggandeng Gerindra untuk bersama memperjuangkan kepentingan rakyat, terutama melawan mafia ekonomi yang selama ini merajalela.
“Dengan demikian, Gerakan Indonesia Raya dalam konteks NTT adalah gerakan yang mengembangkan sayap-sayap potensi masyarakat, peduli terhadap masyarakat, dan mengadvokasi orang-orang yang selama ini kerap diabaikan,” ujar Frans Aba.
Menurut dia, Gerindra bukan saja kata benda, tetapi Gerindra adalah kata sifat yang bekerja sebagai gerakan kolektif menantang kapitalisme hari-hari ini.
Secara ideologis, kata dia, idealnya Gerindra menentang kapitalisasi ruang gerak pemerintah dan melawan privatisasi semua sektor pembangunan.
“Jadi wajar jika dalam berdemokrasi, Gerindra ngotot mengadvokasi kepentingan populisme ekonomi,” tegas Frans Aba.
Wakil Ketua Bappilu Gerindra NTT, Tori Ata mengapresiasi Frans Aba karena mempercayakan Gerindra sebagai salah satu pintu atau partai pengusung.
Menurut Tori, Gerindra memang memberikan ruang untuk siapa saja mendaftar, sehingga bisa menemukan figur yang ideal untuk diusung di Pilgub NTT 2024.
“Dan saya kira kita semua tahu bahwa pak Frans Aba salah satu calon pemimpin NTT yang mau bergabung melalui Partai Gerindra,” jelasnya.
Dia menjelaskan, sesudah proses pendaftaran, baik kader internal partai maupun non kader, harus melewati tahap yang namanya survei.
“Dari hasil survei, kita akan realistis, dan tidak membedakan kader internal partai maupun eksternal. Karena nanti semuanya ditentukan oleh DPP,” ujarnya.
Untuk mengatasi perosalan di NTT, tentu membutuhkan langkah-langkah yang tidak biasa, harus ada langkah luar biasa untuk memulihkan situasi NTT.
“Sehingga, kita butuh pemimpin yang mampu membawa Provinsi Nusa Tenggara Timur ke arah yang jauh lebih baik,” tandasnya.
Sekretaris Bappilu Gerindra NTT, Dominggus Umbu Zasa menyebut orang muda pertama yang menyatakan diri maju Calon Gubernur NTT adalah Frans Aba.
“Kalau orang sudah siap maju, bagaimanapun kita tidak bisa memberi nilai-nilai negatif. Kita harus support. Karena mereka adalah kader-kader terbaik Flobamora,” tegsnya. (*/jdz)