Freddy Bongkar Suap Rp 450 Miliar ke BNN, Pernah Pakai Mobil TNI antar Narkoba

oleh -25 Dilihat

JAKARTA – Freddy Budiman, gembong narkoba yang telah dieksekusi regu tembak Jumat (29/7) dini hari di Nusakambangan, Jawa Tengah, membongkar mafia narkoba di BNN, Polisi dan TNI. Fredy mengaku menyetor uang untuk oknum pejabat di BNN mencapai angka Rp 450 miliar.

Hal tersebut diucapkan oleh kesaksian Harris Azhar, Koordinatir KontraS pada waktu melaksanakan wawancara dengan Freddy Budiman di Lapas Nusa Kambangan tahun 2014 silam.

“Saya sudah memberi uang 450 miliar ke BNN,” terang Harris, meniru omongan Freddy.

Bukan hanya ke pejabat BNN saja, Freddy juga menyatakan bahwa sudah memberikan Rp 90 miliar kepada oknum di Mabes Polri. Bahkan, Freddy juga pernah menggunakan kendaraan dinas TNI untuk bisa membawa narkoba tersebut.

“Bahkan saya menggunakan fasilitas mobil TNI bintang 2, di mana si jenderal duduk di samping saya ketika saya menyetir mobil tersebut dari Medan sampai Jakarta dengan kondisi di bagian belakang penuh barang narkoba. Perjalanan saya aman tanpa gangguan apa pun,” ujar Freddy.

Pengakuan dari Freddy tersebut ternyata mendapat tanggapan yang serius dari Ketua Komisi III DPR, Bambang Soesatyo. Ia menegaskan bahwa Panja Penegakan Hukum Komisi III DPR bakal mendalami soal pengakuan itu.

“Panja Penegakan Hukum Komisi III DPR RI akan mendalami pengakuan Freddy Budiman tersebut sebagaimana yang ditulis oleh Haris,” terangnya.

Panggil Kontras

Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu mengaku merinding membaca pengakuan terpidana mati Freddy Budiman kepada Koordinator Kontras Harris Azhar itu. Kalau kesaksian Harris berdasarkan pengakuan Freddy itu benar, Masinton meminta ditelusuri.

“Kalau benar informasi yang disampaikan Freddy kepada Harris, merinding juga saya. Di situ melibatkan oknum BNN, polri, perwira tinggi TNI. Ada yang nitip-nitip harga segala, ini kan memang permainan sindikat mafia yang bukan lagi ecek-ecek,” kata Masinton di Jakarta, Jumat (29/7/2016).

Karenanya informasi tersebut menarik ditelusuri. Komisi III, menurutnya, juga bisa mengundang Harris untuk berdiskusi soal kebenaran pengakuan Freddy. Sebab, kalau dibiarkan info itu hanya sebatas wasiat saja.

Politikus PDIP itu menyebutkan, kalau sindikat narkoba sudah terorganisir dan melibatkan banyak aparatur negara, itu sudah membahayakan negara. Untuk itu informasi dari KontraS perlu diurai.

“Ini kayak cerita di film jadinya. Freddy menggunakan mobil jenderal TNI bintang dua, berisi narkotika dari Medan ke Jakarta, kan begitu kesaksian Harris. Kita bisa bayangkan dalam waktu dua hari tiga malam di perjalanan,” ujar Masinton.

Agar masalah ini tidak simpang siur, Ia mendorong curhat Freddy itu didalami. Ditelusuri oknum-oknum yang terlibat dalam sindikat jaringan peredaran narkotika,” pungkasnya.

Sementara itu. Kapolri, Jenderal Tito Karnavian langsung memerintahkan bawahannya untuk dapat mengusut soal kebenaran dari pernyataan Freddy Budiman seperti yang diungkapkan Haris.

Guna menanggapi kabar yang kurang sedap ini, Tito langsung memerintahkan Kadiv Humas Irjen Boy Rafli Amar untuk dapat bertemu secara langsung dengan Haris untuk mengetahui secara lengkap permasalahan itu.

“Saya sudah tugaskan Boy untuk bertemu Pak Haris Azhar secepat mungkin,” ucap Tito.

Tito menambahkan pernyataan Haris itu dikhawatirkan bias dan Tito menyatakan perlu mengetahui identitas dari polisi atau anggota BNN tersebut. “Kita ingin tahu apakah beliau (Haris) ada nama jelas dan buktinya,” katanya. (jpnn/jdz)

Foto : Fredy Budiman ketika menghadiri sidang atas kasusnya