Gedung Amat Memprihatinkan, SDN Puthau Butuh Bantuan

oleh -19 Dilihat

PUTHAU – Indikator keberhasilan sumber daya manusia (SDM) melalui regulasi peningkatan kualitas pendidikan dengan dukungan infrastruktur bangunan yang layak, sepetinya masih menjadi persoalan serius di Kabupaten Kupang. Meski anggaran yang digelontorkan pada sektor pendidikan selalu meningkat setiap tahun, tapi belum sepenuhnya menyelesaikan persoalan bangunan sekolah.

Fakta empiris ini yang terjadi pada gedung SDN Puthau, Kecamatan Amabi Oefeto Timur, Kabupaten Kupang. Sejak didirikan lima tahun silam, hingga kini bangunan sekolah itu masih sangat memprihatinkan. Kondisi bangunannya sederhana, hanya tiga ruang kelas, dan harus berbagi ruang untuk siswa kelas satu hingga kelas lima. Bangunan Cuma beratap lontar, beralaskan tanah, dindingnya pun sudah reot, tapi kondisi ini menjadi saksi bahwa spirit anak-anak, tunas harapan bangsa, untuk menggapai pendidikan yang layak, ternyata dimulai dari bangunan seadanya tersebut. Sangat tidak nyaman bagi anak didik untuk menimba ilmu.

Tapi, satu hal yang patut diapresiasi, dalam kondisi seadanya dan memprihatinkan itu, tenaga pengajar dan para murid tetap semangat untuk melaaksanakan proses belajar mengajar. Siapa yang harus peduli?

Sabtu (16/1/2016) lalu, SDN Puthau mendapat tamu istimewa, yang membawa berkah tak terhingga bagi anak-anak sekolah dan para guru yang kebanyakan tenaga honor. Tamu itu adalah Relawan Kado Untuk Anak NTT. Relawan ini berencana menyasar seluruh sekolah di pedalaman NTT. Dan, SD Puthau, di Kabupaten Kupang, menjadi salah satu sasaran. Dalam kunjungan tersebut, para penerima Beasiswa LPDP NTT yang berada dibawah naungan Komunitas Mata Garuda, bekerja sama dengan Komunitas Buku Bagi NTT dan Kalong Merah Production, memberikan kado kepada para murid, berupa satu paket buku, alat tulis dan seragam sekolah. Tak cuma itu, sembilan guru honor juga diberikan penghargaan kecil berupa bantuan uang tunai.

Selain itu, ada juga bantuan buku pelajaran, buku bacaan, peta, poster edukasi, meja dan rak buku untuk melengkapi perpustakaan mini yang diresmikan hari itu juga.

Untuk diketahui, Sekolah Negeri ini hanya berjarak kurang lebih 2,5 jam dari Kota Kupang, namun untuk mencapainya harus melewati jalan yang rusak, dan melewati bukit-bukit. Kondisi bangunannya juga sederhana, hanya memiliki tiga ruang kelas yang harus berbagi dari ruang untuk siswa kelas satu hingga lima. Bangunannya hanya beratapkan daun lontar, beralaskan tanah dan berdinding reot. Tapi ini menjadi saksi bahwa semangat anak-anak menempuh pendidikan dimulai dari bangunan seadanya ini.

Meski dengan fasilitas seadanya, semangat anak-anak dan para guru tidak pernah kendor. Ini terlihat dari gaji guru honor yang hanya dibayar sebesar Rp 75 ribu per bulan. Tapi mereka selalu hadir untuk mendidik dan memotivasi anak didiknya.

Anak-anak, para guru dan orangtua yang kebetulan hadir terlihat antusias mengikuti rangkaian kegiatan yang disiapkan relawan Kado untuk Anak NTT, yang berlangsung dari pukul 10.00-14.00 Wita.

Kegiatan itu antara lain sosialisasi kesehatan tentang DBD dan Malaria, lomba edukasi berbisik kalimat berantai, quis, pembagian peralatan sekolah, serta peresmian perpustakaan mini SDN Pathau.

Wakil Ketua Kelas 5 SDN Pathau, Romanus Woda, mengaku sangat senang karena sekolahnya dikunjungi relawan ‘Kado untuk Anak NTT’. Ia juga senang karena bisa mendapat kado seragam sekolah, dan peralatan tulis.

“Saya sangat senang dapat seragam sekolah dan peralatan sekolah yang bisa dipakai buat sekolah. Buku-buku yang disumbangkan juga cukup banyak sehingga kami bisa baca pada jam istirahat,” ujarnya.

Guru SDN Pathau, Deker Boko, berterima kasih atas kunjungan dari tim relawan Kado Untuk Anak NTT ke sekolah itu. Ia berharap, bantuan yang diberikan bisa bermanfaat bagi anak-anak.

“Semoga kunjungan ini bisa memotivasi anak-anak agar mereka lebih bersemangat dalam belajar, walau dalam kondisi gedung sekolah yang masih darurat,” katanya.

Menurutnya, SDN Pathau didirikan lima tahun lalu oleh para orangtua murid di atas lahan seluas 1,5 ha. Tanah ini dihibahkan oleh salah satu orangtua murid. Sekolah ini didirikan karena adanya keinginan kuat dari orangtua agar anak-anaknya bisa mengenyam pendidikan di lokasi yang lebih dekat dengan tempat tinggal mereka.

“Sekolah induk lokasinya sangat jauh untuk dijangkau. Jumlah siswa saat ini baru lima kelas, dan didampingi sembilan guru nonorer dan satu orang guru PNS,” tuturnya.

Salah satu relawan Kado untuk Anak NTT Melsy mengaku baru pertama kali terlibat untuk aksi relawan Kado untuk Anak NTT. Menurutnya, aksi dimaksud sangat luar biasa karena langsung tergerak dari hati pemuda pemudi NTT dalam mencerdaskan anak bangsa.

Relawan lain, Nani Tunliu, juga mengaku senang terlibat dalam kegiatan Kado Untuk Anak NTT. Ia melihat keceriaan dan tawa anak-anak seperti memberikan kebahagiaan tersendiri. “Mudah-mudahan buku yang dibagikan kelak juga memberikan pengetahuan bagi anak-anak di pedalaman Oefeto Timur agar tidak tertinggal,” ujarnya.

Ketua Panitia Kado untuk Anak NTT, Novi Djami Raga berharap, bantuan yang diberikan bisa meningkatkan minat baca anak-anak dan guru-guru, termasuk memacuh semangat mengajarnya lebih baik lagi. “Ke depan Kado Untuk Anak NTT juga bisa mensasar sekolah lain di pedalaman NTT,” ujarnya. (trii/jdz)

POSE BERSAMA – Tim Relawan Kado Untuk Anak NTT pose bersama para murid SD Pathau, Kecamatan Amabi Oefeto Timur, Kabupaten Kupang, usai penyerahan kado berupa paket buku. (mediantt.com/astrid)