Gereja Katolik Berduka! Uskup Emeritus Petrus Turang Berpulang

oleh -317 Dilihat

Uskup Emeritus Petrus Turang, Pr.

JAKARTA – Berita duka untuk Gereja Indonesia, khususnya untuk Keuskupan Agung Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Uskup Emeritus Keuskupan Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang telah dipanggil Tuhan ke pangkuan-Nya pada Jumat, 4 April 2025, pukul 05.20 WIB, di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Berita duka ini disampaikan oleh Ketua Komisi Komsos Keuskupan Agung Kupang, Pastor Yan Kiri pagi ini pada pukul 06.40. Pastor Yan memohon kepada semua umat agar berdoa untuk keselataman arwah Mgr. Turang.

Uskup Petrus Turang wafat dalam usia 78 tahun satu bulan sebelas hari. Jenazah Mgr Petrus Turang akan diberangkatkan dari Jakarta ke Kupang pada Sabtu (5/4/2025), selanjutnya disemayamkan di Gereja Katedral Kristus Raja Kupang.

Mgr. Petrus Turang ditahbiskan sebagai Uskup Koajutor Keuskupan Agung Kupang pada 27 Juli 1997 oleh Kardinal Julius Darmaatmadja, SJ. Kala itu masih bertakhta Mgr. Gregorius Monteiro, SVD.

Tak lama kemudian, Tuhan memanggil Monteiro ke pangkuan-Nya pada 10 Oktober 1997. Secara otomatis, Mgr. Turang mengambil alih tongkat penggembalaan umat Kuskupan Agung Kupang.

Dilansir dari keuskupanagungkupang.or, Keuskupan Agung Kupang meliputi Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Sabu Raijua, dan Kabupaten Alor.

Pada tahun 2020-2022, umat Keuskupan Agung Kupang berjumlah 256.372 dengan 35 paroki, 8 kuasi paroki serta 330 stasi dan kapela.

Profil Mgr Petrus Turang Pr

Dikutip dari kupang.tribunnews.com, Mgr Petrus Turang Pr bukanlah orang asli NTT. Namun selama 27 tahun menjadi Uskup dan melayani di wilayah Keuskupan Agung Kupang membuatnya sangat dikenal di NTT.

Bahkan, dirinya juga sangat mengenal dengan baik NTT dan karakter orang-orang NTT .

Mgr Turang sudah mendedikasikan hidupnya untuk NTT yang mebuatnya begitu dicintai di Provinsi yang disbut nusa toleransi ini .

Dikutip dari Wikipeda, Mgr. Petrus Turang lahir 23 Februari 1947 adalah Uskup Agung Kupang sejak 10 Oktober 1997 hingga 9 Maret 2024.

Turang ditahbiskan menjadi imam diosesan Keuskupan Manado pada 18 Desember 1974.

Dia sempat memegang jabatan sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Konferensi Waligereja Indonesia.

Selama memegang jabatan tersebut, ia ditunjuk sebagai Uskup Agung Koajutor Keuskupan Agung Kupang pada 21 April 1997.

Dia ditahbiskan pada 27 Juli 1997 di Arena Promosi Hasil Kerajinan Tangan Rakyat NTT, Kelurahan Fatululi, Kecamatan Kelapa Lima, Kupang.

Uskup Agung Jakarta, Kardinal Julius Darmaatmadja, S.J. bertindak sebagai Penahbis Utama, dengan didampingi oleh Pro-Nuncio Apostolik untuk Indonesia yang bergelar Uskup Agung Tituler Bellicastrum, Pietro Sambi dan Uskup Agung Kupang saat itu, Gregorius Manteiro, S.V.D.

Seiring dengan wafatnya Uskup Agung Manteiro, Turang secara otomatis meneruskan jabatan sebagai Uskup Agung Kupang sejak 10 Oktober 1997.

Ia menjadi Penahbis Pendamping bagi Mgr. Alberto Ricardo da Silva sebagai Uskup Dili pada 2 Mei 2004 dan bagi Mgr. Dominikus Saku sebagai Uskup Atambua pada 21 September 2007.

Turang sempat dikecam terkait aksinya saat menegur seorang imam, yakni R.D. Yohanes Subani, yang merupakan pendidik dan pengajar di Seminari Tinggi Santo Michael, Penfui, Kupang, yang tidak mencium cincin uskup.

Kejadian ini berlangsung pada 10 Januari 2013 setelah perayaan natal bersama di Gereja Katedral Kupang.

Hal ini juga berujung pada adanya surat terbuka yang ditujukan kepada Ketua KWI dan Nuncio Apostolik. Menurut pihak Turang, ia telah meminta maaf setelahnya, tetapi tidak mendapat respons.

Karya Pengembalaan Mgr Turang

Mgr Petrus Turang Pr memulai karya penggembalaan di wilayah Keuskupan Agung Kupang sejak Ia ditahbiskan.

Tanggal 27 Juli 1997 menjadi catatan sejarah yang selalu dikenang oleh seluruh umat wilayah Keuskupan Agung yang merayakan peristiwa iman dan akbar itu. Kehadiran Mgr Petrus Turang Pr sebagai Uskup Agung Kupang menjadi tanda rahmat Allah bagi Keuskupan ini.

Keuskupan Agung Kupang yang meliputi 6 kabupaten (Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Alor) dengan cakupan wilayah geografis yang luas dan multikultural menjadi wilayah kepelayanan penggembalaannya.

Pada saat itu (1999-2000), sesuai dengan data statistik, umat katolik di wilayah Keuskupan Agung Kupang berjumlah 106.478 jiwa. Jumlah ini tersebar di 22 paroki dan dilayani oleh 38 imam diosesan.

Mgr Petrus Turang Pr sebagai penanggung jawab reksa pastoral di wilayah Gereja Partikular Keuskupan Agung Kupang, memulai tugas kegembalaanya.

Menghidupi spirit Pertransiit Benefaciendo : berkeliling sambil berbuat baik, Mgr Petrus Turang Pr mengunjungi dan melayani di seluruh wilayah kegembalaanya.

Semua paroki dan bahkan hampir semua kapela telah dikunjungi secara langsung untuk mengenal kegembiraan dan harapan serta dukacita dan kecemasan umatnya.

Inilah model khas perihal pastoral kehadiran yang dilakukannya dengan menyetuh dan mengalami secara langsung kehidupan umat di kapela-kapela khususnya yang berada di pedalaman wilayah Keuskupan Agung Kupang.

Perjalanan kegembalaan Mgr Petrus Turang Pr di wilayah Keuskupan Agung Kupang telah menghadirkan pelayanan kasih yang sungguh dirasakan oleh seluruh umat. Kehidupan iman umat di wilayah Keuskupan Agung Kupang terus berkembang dari waktu ke waktu.

Melihat perkembangan iman umat yang begitu pesat, maka Mgr Petrus Turang Pr sebagai penanggung jawab reksa pastoral di Keuskupan Agung Kupang membangun kapela-kapela dan memekarkan paroki-paroki baru, demi mendekatkan pelayanan sabda dan pelayanan sakramen yang memadai kepada umat.

Para imam diosesan sebagai wakil Uskup, oleh uskup, ditempatkan di stasi, dan kuasi Paroki agar seluruh umat dapat dilayani dengan utuh.

Inilah sesungguhnya bentuk perhatian Mgr Petrus Turang Pr terhadap umatnya yang sederhana sekaligus menunjukkan keberpihakan Gereja kepada orang-orang kecil.

Potret kehidupan umat dengan dinamikanya di wilayah Keuskupan Agung Kupang, sesungguhnya mengalami perkembangan yang signifikan.

Hingga tahun 2005 umat Katolik telah berjumlah 125.123 jiwa yang masih tersebar di wilayah-wilayah paroki (22 paroki) dengan jumlah imam diosesan 44 orang.

Sementara itu, kehadiran para hidup bakti pun terus bertambah. Sebanyak 13 biara pada tarekat laikal/para suster dan 4 tarekat klerikal/para imam religius.

Kehadiran para hidup bakti selalu disambut baik oleh Mgr Petrus Turang Pr untuk mendukung dan bersama membangun sumber daya pastoral yang berkualitas di Keuskupan Agung Kupang serta menjadi tanda kehadiran pelayanan kegembalaan Mgr Petrus Turang Pr.

Ziarah perjalanan Mgr Petrus Turang Pr sebagai Uskup Agung Kupang selalu memberi kesan yang beragam kepada para imamnya dan seluruh umatnya.

Kehadiran yang menyata melalui kunjungan-kunjungan pastoral menjadi bentuk kepedulian yang besar kepada seluruh umat.

Pemekaran paroki dan stasi terus bertambah demi menjawabi kebutuhan umat agar semua umat terlayani dengan baik.

Tahun 2009, Jumlah umat semakin bertambah hingga 137.473 jiwa, dengan jumlah imam diosesan masih sebanyak 44 orang.

Spirit pelayananan kegembalaan Uskup Agung Kupang yang berlandaskan kasih serta kepedulian yang besar kepada seluruh umat menjadi rahmat kegembiraan bagi seluruh umat Keuskupan Agung Kupang.

Pertransiit benefaciendo menyata di dalam karyanya dengan menghadirkan model gembala yang memberikan contoh dan teladan di dalam membangun comunio, merayakan leitourgia, menggerakkan kerygma, melaksananakn diakonia dan memberikan teladan martyria.

Mgr Petrus Turang Pr menghidupi panggilannya sebagai gembala utama dalam gereja partikular Keuskupan Agung Kupang.

Model kepelayanan inilah yang juga menjadi cikal bakal dan semangat dari para remaja untuk menjejaki hidup mereka sebagai calon imam.

Maka, panggilan menjadi imam semakin hari semakin bertambah oleh karena kesaksian dan teladan hidup dari Mgr Petrus Turang Pr serta kepedulian dan dukungan yang berarti terhadap panggilan-panggilan untuk menjadi imam.

Keuskupan Agung Kupang terus berkembang di dalam jumlah umat dan juga para imam diosesan. Pada setiap tahunnya, terdapat 5 sampai dengan 11 calon imam diosesan yang ditahbiskan menjadi imam oleh Mgr Petrus Turang Pr.

Hingga kini Keuskupan Agung Kupang berkembang baik dalam pemekaran parokial maupun dalam bidang-bidang kerasulan religiositas lainnya. (hidup/pkc/jdz)