Adrianus Bria Seran memimpin rapat bersama pengurus Golkar Malaka.
HAITIMUK, mediantt.com – Partai Golkar Malaka mulai bergerak membentuk Posko Karya Peduli Sesama yang telah diluncurkan Minggu (1/8) malam oleh Ketua Golkar NTT Melki Laka Lena. Sebagai langkah awal akan dibentuk 1 posko di di setiap desa. Ada 127 posko yang segera dibentuk.
Kepada mediantt.com, Senin (2/8), Wakil Ketua Golkar Malaka, Petrus Nahak, ST, mengatakan, sebagai tindak lanjut dari peluncuran Posko Karya Peduli Sesama pada Minggu malam lalu, Golkar Malaka menggelar rapat internal membahas hal itu.
“Hari ini (Senin) kami melaksanakan rapat internal dipimpin oleh Bapa Ketua Adrianus Bria Seran, untuk menindaklanjuti hasil rapat virtual Minggu (1/8) malam,” kata Petrus Nahak.
Dia juga mengatakan, agenda rapat offline dengan protokol kesehatan yang ketat itu, adalah membahas persiapan rakorda san rapimda, konsolidasi organisasi, pembahasan 8 program strategis Partai Golkar, juga persiapan pembentukan poskoh karya peduli sesama di 127 desa se-kabupaten Malaka.
“Untuk Posko Karya Peduli Sesama ini sebagai langkah awal kita bentuk 1 desa 1 poskoh. Jadi kita segera bentuk di 127 desa di Malaka,” jelas anggota DPRD Malaka ini.
Seperti diberitakan, Minggu (1/8) malam, Ketua Golkar NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, secara resmi meluncurkan Posko Karya Peduli Sesama.
“Posko ini bagian dari gerakan Golkar NTT untuk membantu pemerintah sampai level RT RW, Lurah Kades dan masyarakat dalam penanganan covid-19, baik aspek kesehatan, sosial dan ekonomi,” tegas Wakil Ketua Komisi IX DPR RI ini.
Menurut dia, Golkar harus bersama masyarakat membentuk posko karya peduli sesama. Ini bukan hal baru. Kita ingin memastikan agar potensi di bawah bisa bersinergi dengan baik dari aspek kesehatan, ekonomi, dan sosial. Konsentrasi kita pada pasar dan terminal, baik di darat maupun laut.
Dia mengatakan, kehadiran posko ini juga untuk memicu optimisme positif masyarakat, yang diperkuat dengan spirit dari, oleh dan untuk warga sekitar tempat tinggalnya, dengan melibatkan perwakilan tokoh senior, anak muda milenial dan kalangan perempuan.
“Paling banyak tim terdiri dari 15 orang yang bergerak cepat dan bersifat sukarela. Tim penggerak mewakili berbagai kalangan lintas kelompok dan melaporkan pembentukan posko kepada Ketua RT/RW atau kepada kades atau lurah setempat juga kalangan TNI Polri (babinsa dan bahinkamtibmas),” jelas Melki. (jdz)