LEWOLEBA – Masa bhakti Bupati Yantjie Sunur dan Wabup Viktor Mado Watun telah berakhir. Paket Lembata Baru ini meninggalkan Lembata dalam kondisi memprihatinkan. Roda pemerintahan selama lima tahun pincang. Komunikasi politik dan sosial macet total. Pemerintah dan DPRD tak pernah bersekutu dan bersinergi sebagai mitra untuk memajukan Lembata. Tugas maha berat itu kini diemban Penjabat Bupati, Drs Sinun Piter Manuk, yang dilantik oleh Gubernur Frans Lebu Raya, Kamis (25/8).
“Saya tahu hingga saat ini LKJ 2015 belum dibahas, juga LKPJ akhir masa jabatan dan belum diserahkannya laporan keuangan pemerintah kepada BPK RI untuk diaudit. Ini pekerjaan berat yang harus dilakukan penjabat bupati. Untuk melakukan ini, pertama-tama saudara penjabat harus bertemu dengan dewan sebagai mitra bukan musuh untuk sama-sama menyelesaikan tugas berat ini,” kata Lebu Raya dalam sambutannya, usai melantik Piter Manuk yang juga Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT ini.
Lebu Raya menekankan soal kemitraan antara pemerintah daerah dengan DPRD. Sejumlah pekerjaan rumah seperti laporan keuangan daerah yang belum diserahkan ke PBK untuk diaudit membutuhkan komunikasi yang baik antara pemerintah dengan DPRD.
“Kepala daerah dengan DPRD adalah mitra. Bukan musuh atau lawan. Mari bekerja dari hati ke hati untuk persembahkan sesuatu yang baik untuk masyarakat. Beda pendapat dalam demokrasi itu biasa. Tapi tidak boleh ada niat untuk saling menghina,” tegas Lebu Raya, mengingatkan.
Lebu Raya juga mengingatkan penjabat bupati yang baru dilantik untuk mengutamakan etika pemerintahan. Sebagai contoh, sebut dia, mutasi pegawai di lingkup pemerintahan harus dilakukan sesuai aturan yang berlaku, bukan atas dasar kepentingan pihak tertentu. Hal ini penting diperhatikan agar orang bisa bekerja dengan nyaman dan pikiran jernih untuk kepentingan rakyat daerah ini.
Gubernur juga menyentil beberapa hal yang seyogyanya menjadi pokok perhatian bagi penjabat bupati yang baru dilantik. Pertama, Hari Nusantara Nasional yang akan dilaksanakan 13 Desember 2016 di Lembata. Menurutnya, persiapan harus segera dilakukan mengingat untuk pertama kalinya Lembata menjadi tuan rumah kegiatan berskala nasional.
Kedua, soal dana desa yang perlu dikawal penggunaannya. “Jaga supaya aparatur desa bisa olah secara baik dana itu. Penjabat harus turun ke desa. Buat program yang melibatkan masyarakat. Semangat gotong rotong mesti menjadi yang utama. Lembata tidak boleh terus dikatakan sebagai daerah tertinggal,” kata Lebu Raya.
Jalan Sama-sama
Sementara itu, Penjabat Bupati Lembata, Sinun Petrus Manuk kepada LIKURAI usai pelantikan mengungkapkan komitmennya untuk melaksanakan tugas serta kepercayaan yang diemban, meski banyak pekerjaan menanti. “Tapi bagi saya itu bukan merupakan beban. Karena itu saya meminta dukungan semua lapisan masyarakat, tidak hanya pihak DPRD untuk jalan bersama-sama,” katanya.
Petrus Manuk juga mengakui ada banyak hal terutam atugas berat yang ditegaskan Gubernur Frans Lebu Raya. Namun ada tiga hal utama yang menjadi perhatiannya. Pertama, bagaimana menjamin roda pemerintahan Lembata agar tetap berjalan.
“Ini soal kemitraan dengan DPRD. Hitung anggaran, laporan keuangan, perubahan anggaran, dan sebagainya, serta pelayanan kemasyarakatan di semua sektor,” kata Petrus Manuk.
Hal kedua yang menjadi tugas utamanya yakni mempersiapkan Pilkada Kabupaten Lembata tahun 2017. Ia mengakui suasana dinamika perpolitikan sudah mulai nampak. Namun, pemerintah sudah punya regulasi yang perlu diikuti baik oleh pemerintah sendiri maupun kontestan pilkada.
“Kita ikuti mekanisme yang ada. Dan jika sesuai jadwal, tanggal 15 Februari kita coblos. Selanjutnya pimpinan baru yang definitif segera kita punya dan Maret bisa dilantik,” jelasnya.
Hal ketiga yang segera harus disikapi adalah perayaan Hari Nusantara Nasional tanggal 13 Desember 2016 di Lembata. Meski waktunya semakin dekat, ia menyatakan siap bekerja semaksimal mungkin untuk menyukseskan momen akbar tersebut.
“Seperti apapun beratnya, kita jalani. Nanti saya bersama teman-teman di Lembata. Saya segera bekerja. Besok sudah ada agenda, seperti pesan pak gubernur tadi, untuk buka sumbatan dengan DPRD. Mari kita jalan sama-sama, kita bicarakan segala sesuatu. Mesti ada kesepahaman antara lembaga eksekutif yang saya pimpin dengan pihak legistatif,” tegas Petrus Manuk.
Kepada masyarakat Lembata, mantan Kadis Sosial Provinsi NTT ini berpesan agar bersama-sama menyatukan hati untuk membangun Lembata. Ia mengakui, tugas dan kepercayaan yang diberikan kepadanya merupakan kesempatan baginya untuk melakukan sesuatu bagi tanah leluhurnya.
“Mudah-mudahan irama kerja saya di Kupang saya bisa terapkan di sini. Kerja siang malam. Di atas jam empat pun siap. Kerja di hari Sabtu bahkan Minggu. Saya akan ajak semua pimpinan SKPD. Kebijakan memang ada di tangan saya, tapi hal-hal teknis ada di dinas. Mari, bergerak menuju satu tujuan, yakni Lembata yang lebih baik ke depan,” tutur Petrus Manuk. (rofinus/jdz)
Foto : Penjabat Bupati Lembata, Sinun Petrus Manuk dan Ibu pose bersama Gubernur Lebu Raya, Wakil Ketua DPRD NTT Alex Ofong dan Ketua DPRD Lembata Ferdinnad Koda.