Gubernur Melki Sebut Uang di Jakarta Tak Ber-KTP NTT, Harus Cepat Ajukan Usulan!

oleh -752 Dilihat

Gubernur Melki Laka Lena di forum Ba Omong NTT, Selasa (11/2/2025).

KUPANG, mediantt.com – Gubernur NTT periode 2025-2030, yang akan dilantik pada 20 Februari, Melki Laka Lena, punya cara cerdas membaca peluang mendapat dana investasi dari pusat untuk NTT. Dia malah menyebut bahwa uang di Jakarta (pusat) tidak ber-KTP NTT. Karena itu, harus segera dilakukan usulan ke pusat, dan jangan terlambat.

“Investasi skala besar dari pemerintah pusat bisa masuk ke NTT. Sebab dana investasi dari itu bersifat kompetitif, maka perlu cepat mengajukan usulan. Saya mau kasih tahu bahwa uang di Jakarta tidak ber-KTP NTT. Kalau kita lambat, maka dana itu akan pindah ke daerah lain,” tegas Melki di forum Duduk Ba Omong yang digelar Bank Indonesia Perwakilan NTT di Aula El Tari Kantor Gubernur NTT, Selasa (11/2/2025).

Diskusi bertajuk ‘Transformasi Ekonomi Nusa Tenggara Timur (NTT) Menjadi Lebih Mandiri, Maju, dan Berkelanjutan” itu menghadirkan sejumlah pembicara, antara lain selain Melki Laka Lena, yakni Penjabat Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto, Kepala Perwakilan BI NTT, Agus Sisyo Widjajati, Akademisi dan praktisi Ekraf, Dwinita Larasti.

Tampil sebagai Leader’s ainsight, Melki Laka Lena menekankan pentingnya memperbesar belanja publik guna mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Kondisi ekonomi global saat ini, kata Wakil Ketua Umum DPP Golkar itu, sedang mengalami turbulensi yang dapat berdampak pada ekonomi nasional dan daerah.

Salah Belanja, Ekonomi Sulit Bergerak

Menurut Melki, kebijakan pemotongan anggaran yang dilakukan pemerintah pusat yang mencapai Rp300-an triliun termasuk dari BUMN, diharapkan dapat dialokasikan lebih efektif untuk program yang benar-benar berdampak bagi masyarakat. Melki juga menyoroti bahwa di NTT, sekitar 80 persen perputaran ekonomi digerakkan oleh belanja pemerintah, hanya 20 persen berasal dari sektor swasta.

Melki juga mengingatkan, kondisi ini berbeda dengan tingkat nasional, di mana ekonomi lebih banyak ditopang oleh swasta. Akibatnya, pengelolaan anggaran pemerintah menjadi faktor penentu utama dalam perkembangan ekonomi daerah.

“Jika kita salah belanja, maka ekonomi akan sulit bergerak. Sebaliknya, jika belanja dilakukan dengan baik, maka perekonomian akan terdorong ke arah yang lebih baik,” ujar Melki.

Hilirisasi dan Investasi untuk NTT

Melki juga menegaskan pentingnya hilirisasi produk lokal agar nilai tambah ekonomi dapat dinikmati di dalam daerah. Dia memastikan bahwa bahan mentah dari NTT tidak akan lagi dijual keluar dalam bentuk mentah, melainkan harus diolah di dalam daerah.

“Kami akan mengembangkan sektor pertanian, peternakan, perkebunan, dan pariwisata dengan hilirisasi sebagai fokus utama. Ini sejalan dengan visi pemerintah pusat,” tambahnya.

Selain itu, Melki juga menyoroti minimnya investasi besar di NTT. Saat ini, satu-satunya industri besar yang masih bertahan adalah PT Semen Kupang, yang kondisinya pun tidak optimal. Karena itu, dia menekankan perlunya menarik lebih banyak investasi, baik skala kecil maupun besar.

Salah satu peluang yang sedang dikembangkan adalah sektor garam dan rumput laut, di mana NTT berpotensi menjadi pusat produksi nasional. Melki berharap, setelah pemerintahan baru dilantik, fokus pembangunan ekonomi NTT semakin jelas dan konkret. Dengan strategi yang tepat dalam belanja publik dan investasi, dia optimis NTT bisa tumbuh lebih cepat dan mandiri.

“Saya tawarkan, setelah dilantik nanti kita akan bahas lebih lanjut bagaimana strategi terbaik untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi NTT,” katanya. (den/jdz)