KUPANG – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), mulai serius mengatasi makin tingginya kasus Covid-19 di NTT. Karena itu, Selasa (9/2), Gubernur VBL menggelar Rapat Evaluasi Penanganan Covid-19 dan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi NTT bersama para Bupati/Walikota se-NTT secara virtual di Ruang Rapat Gubernur.
Rapat yang dimoderatori Sekretaris Daerah NTT, Benediktus Polo Maing, dan dihadiri Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT, Thomas Bangke serta Kepala Biro Humas dan Protokol NTT, Marius Ardu Jelamu.
Karo Humas dan Protokol NTT, Marius Ardu Jelamu yang ditemui usai rapat evaluasi tersebut menjelaskan, Gubernur Viktor menyampaikan beberapa arahan dalam rapat itu.
Gubernur menekankan perlu dilakukan berbagai upaya untuk mencegah pertambahan angka kematian akibat virus corona. “Kita harus berupaya keras untuk mencegah terjadinya peningkatan kematian (pasien positif covid). Siapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan di berbagai rumah sakit. Perlu dilakukan pengontrolan dan pengawasan sejak seseorang dinyatakan reaktif rapid antigen. Apalagi kalau sudah positif, Tim Satuan Tugas (Satgas) harus berupaya keras untuk menyelamatkan nyawa manusia,” tutur Marius mengutip Gubernur Viktor.
Marius juga menjelaskan, Gubernur Viktor meminta Satgas yang sudah terbentuk sampai pada tingkat RT/RW agar lebih memperhatikan upaya treatment atau pengobatan setelah dilakukan tracing atau penelusuran terhadap riwayat kontak orang yang terpapar virus corona.
“Ketika diputuskan isolasi mandiri, Satgas harus memastikan keadaan rumah pasien. Layak atau tidak untuk dilakukan isolasi mandiri. Kalau di dalamnya ada lansia, orang-orang dengan penyakit bawaan dan anak-anak, yang bersangkutan diarahkan untuk lakukan isolasi terpusat. Pemerintah kabupaten/kota harus siapkan tempat untuk isolasi terpusat. Untuk isolasi mandiri di rumah, Satgas juga harus lakukan pengontrolan termasuk memastikan asupan vitamin. Jangan lepaskan begitu saja,” jelas Gubenur Viktor.
Marius mengungkapkan, karena ini sudah menjadi bencana non alam Gubernur meminta agar Satgas menyampaikan secara terbuka nama-nama pasien penderita covid-19. Alamat dan tempat tinggal mereka di mana. Walaupun dalam kode etik medis, ini tidak diperbolehkan namun karena situasi darurat pandemi, mau tidak mau kita ambil langkah ini. Tujuannya semata-mata untuk memudahkan dalam melakukan penelusuran, pengontrolan dan pengawasan.
“Ini situasi darurat pandemi, kita harus waspada penuh. Supaya Satgas yang ada di RT/RW mudah untuk melakukan pengawasan terhadap pasien yang lakukan isolasi mandiri. Satgas juga harus lakukan sosialisasi agar para tetangga bisa memberikan dukungan moral dan motivasi kepada penderita dan keluarganya.Tidak boleh mencela apalagi menjauhkan mereka. Juga bisa dikontrol agar penderita tidak jalan ke mana-mana dan tularkan virus ke orang lain. Intinya solidaritas antara warga harus dibangun untuk bersama-sama atasi wabah ini,” jelas Gubernur Viktor seperti diutarakan Marius Jelamu.
Gubernur Viktor, lanjut Marius, juga menghimbau masyarakat untuk sementara agar tidak boleh makan di restoran atau rumah makan. Kalau membeli makan, silahkan bawa pulang ke rumah. Begitupun dengan upacara dan pesta pernikahan dan pesta lainnya ditunda dulu sampai bulan Mei. Sambil pemerintah provinsi dan kabupaten/kota terus melakukan upaya vaksinasi yang dimulai dari tenaga medis.
“Tujuannya untuk menghindari kerumunan. Kita belajar dari kasus positifnya Kepala Satgas Nasional sekaligus Kepala BNPB Letjen Doni Monardo yang tertular virus saat makan. Karena saat makan bersama di warung, kita mengobrol dan membuka masker. Bupati/Walikota harus tegakkan protokol kesehatan secara tegas. Begitupun terkait penguburan orang yang meninggal bukan karena covid, Gubernur menyetujui usulan dari Bupati Sabu Raijua agar dilaksanakan tidak boleh lebih dari 24 jam untuk menghindari kerumunan orang. Harap masyarakat memahami ini untuk mencegah penularan covid-19,” jelas Marius.
Gubernur juga menghimbau kepada masyarakat terutama para penyintas atau yang sudah sembuh dari Covid untuk melakukan donor plasma. “Hal ini sangat membantu mereka yang sedang menderita akibat terpapar virus corona,” ungkap Gubernur VBL.
Gubernur juga meminta kepada para Bupati/Walikota untuk tidak ragu-ragu melakukan refocusing anggaran APBD untuk penanganan covid dan pemulihan ekonomi. Bupati/Walikota harus segera duduk bersama dengan DPRD untuk membicarakan hal ini.
“Gubernur memberikan apresiasi kepada Bupati/Walikota yang mempunyai inisiatif untuk membeli alat PCR sendiri serta menyiapkan tabung oksigen dari dana APBD nya. Gubernur juga memberikan apresiasi kepada para Walikota dan Bupati yang terus berupaya melakukan pemulihan ekonomi di wilayahnya walaupun dalam keadaan pandemi covid-19. Pertumbuhan ekonomi NTT pada triwulan IV-2020 sebesar 1,85 persen dibanding triwulan III-2020 dan mengalami kontraksi 2,27 dibanding periode yang sama tahun 2019,” jelas Marius.
Gubernur juga mengharapkan agar para Bupati/Walikota memberikan perhatian serius terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Melakukan antisipasi secara cermat.
“Lakukan pembersihan lingkungan dan fogging secara rutin. Tidak boleh membiarkan air tergenang di selokan atau got-got. Tindakan fogging sangat penting untuk membangkitkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungannya,” jelas Marius mengutip Gubernur Viktor.
Dalam rapar itu Wakil Walikota Kupang dan para Bupati melaporkan berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah kota/kabupaten se-NTT untuk mencegah penularan virus corona meluas di daerahnya. (aven/st)