MAUMERE – Meski saat ini status gunung Egon di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah ditetapkan statusnya menjadi waspada level dua, namun warga yang bermukim di sekitar radius tiga kilometer belum juga mengungsi. Anehnya, mereka mengaku belum dapat informasi soal status waspada gunung itu.
Matias Benge, warga Desa Egon Gahar, Kecamatan Mapitara, Sikka, mengaku hingga saat ini ia bersama warga lainnya belum mendapat penjelasan dari pihak terkait maupun pemerintah setempat terkait status Gunung Egon.
Walau gunung kerap mengeluarkan asap, lanjut Matias, namun warga merasa itu hal yang biasa terjadi. Warga pun enggan meninggalkan rumah maupun kebun yang sementara ditanami palawija.
“Sudah tiga hari lalu, ada kami lihat asap keluar, bahkan setiap hari kelihatan asap. Kalau malam kami tidak apa-apa, tidak dengar apa-apa dan belum ada gempa-gempa kecil. Kami juga belum cium bau belerang ataupun gas,” kata Matias, Kamis (21/7/2016).
Matias menuturkan, akan segera mengungsi, bila status gunung tersebut meningkat dan jika ada imbauan dari pemerintah.
Status waspada level dua terhadap Gunung Egon dikeluarkan pemerintah setempat pada bulan Februari lalu. Status ini terus dipertahankan hingga saat ini, lantaran aktivitas Gunung Egon masih terus terjadi.
Pada Januari 2016, pemerintah setempat harus mengevakuasi sedikitnya 1.200 orang warga yang bermukim di sekitar gunung api tersebut. Erupsi terdahsyat Gunung Egon terjadi pada tahun 1925. Sempat non aktif selama 75 tahun, gunung setinggi 1.700 meter di atas permukaan laut ini kembali meletus pada 2006.
Warga Tiga Dusun Dievakuasi
Dari Maumere dilaporkan, sebanyak 1.208 warga yang bermukim di dekat kaki Gunung Egon, Kabupaten Sikka, dievakuasi ke tempat aman menyusul aktivitas gunung yang terus meningkat.
Wakil Bupati Sikka Paulus Nong Susar kepada Kompas.com, Selasa (19/1/2016), mengatakan, ribuan warga itu berasal dari tiga dusun di Desa Egon Gahar, Kecamatan Mapitara.
Tiga dusun yang warganya dievakuasi, lanjut Paulus, yakni Dusun Welinwatut sebanyak 198 jiwa, Baokrenget 236 jiwa, dan Dusun Lere 774 jiwa.
“Ribuan warga dari tiga dusun itu dievakuasi ke tempat yang lebih aman di dua posko, yakni di kantor Camat Mapitara dan Pasar Desa Natakoli. Masih tersisa 200 lebih warga yang belum dievakuasi dan kita sudah imbau untuk segera dievakuasi,” jelas Paulus.
Menurut Paulus, saat ini telah dibuka dapur umum sehingga memudahkan warga yang ingin memasak dan melakukan aktivitas pengolahan makanan lainnya. “Kita juga akui masih ada pembenahan sana-sini di dua posko ini, seperti, MCK, alat dapur, alat kelengkapan penginapan, kesehatan, dan pendidikan anak,” tambah Paulus.
“Kemarin (Senin), rombongan Bupati-Wabup dan Forkopimda meninjau langsung aktivitas Gunung Egon dan berdialog dengan masyarakat pengungsi dua posko tersebut,” lanjut dia.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Egon menjadi Siaga (level II) dari status sebelumnya adalah Waspada (level III). (kompas.com)
Foto : Gunung Egon di Kabupaten Skkka