Guru Jangan Kalah dengan Televisi dan Media Sosial

oleh -20 Dilihat

JAKARTA – Pada peringatan Hari Guru Nasional (HGN) ke-21, Presiden Joko Widodo mengatakan, guru adalah agen perubahan karakter bangsa dan tantangan terbesar guru saat ini adalah televisi dan media sosial.

Hal ini dikatakan Jokowi dalam sambutannya di Gedung Istora Senayan, Jakarta, Selasa (24/11). Turut mendampingi presiden adalah Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifudin, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan , serta dihadiri oleh 12.500 guru yang berlangsung meriah.

Mantan Wali Kota Solo ini menyatakan, dalam membentuk karakter siswa, guru terlebih dahulu menanamkan semangat sehingga ditiru oleh siswa. Hal ini terlihat ketika berkunjung ke Jambi. Ketika memasuki kelas guru menyapa dengan ceria dan semangat, sehingga karakter anak sangat dipengaruhinya sehingga nilai- nilai seperti etos kerja, pekerja keras integritas, kejujuran, optimisme disiplin, dan gotong royong bisa ditumbuhkan.

“Di sana kita mendapatkan teladan, praktik nyata pembelajaran di kelas,” ujar dia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengingatkan, selain guru semua pihak perlu menjadi pendidik. Anak-anak malam hari jangan dididik oleh televisi, atau dididik oleh media sosial seperti Facebook, Youtube, Twitter, Instagram, dan Path karena semuanya sangat mempengaruhi karakter anak.

Jokowi mengharapakan, agar kekuatan mendidik anak diperkuat di sekolah dan di rumah karena pembangunan karakter anak sangat penting untuk menjawab tantanga abad 21. Sebab persaingan sekarang bukan antar kota, provinsi,tetapi antar negara.

“Masyarakat ekonomi ASEAN dibuka 1 Januari. Tidak bisa kita tolak lagi. Mobilisasi barang, dan orang akan sama cepatnya. Jadi kita perlu persiapan mendidik karkater anak,” kata Jokowi.

Dia menambahkan, persaingan kompetisi antar bangsa ini akan cepat sekali berkembang, maka untuk menjadi bangsa pemenang dengan mentalitas berani bersaing generasi masa depan wajah depan bangsa ada pada pundak guru dan tenaga kependidikan.

Presiden Jokowi mengharapkan, para guru tidak lelah untuk berkarya dengan melakukan metode pembelajaran yang kreatif, inovatif, sehingga dapat memancing anak berpikir kritis dengan tetap memiliki keluhuran budi pekerti yang tinggi dan sikap solidaritas yang kuat sebagai bangsa Indonesia. (beritasatu.com)