Hanya TNI yang Bisa Menjangkau Rakyat di Daerah Perbatasan Terpencil

oleh -18 Dilihat

“Dengan adanya TMMD kami merasa diperhatikan oleh negara. Negara kita sudah merdeka 70-an tahun tapi kami merasa belum merdeka dalam segala aspek pembangunan. Jadi kami minta ada perhatian pemerintah”

OEPOLI, mediantt.com – Kehadiran TNI di daerah perbatasan RI dengan Distrik Oekusi Timor Leste, sejatinya merupakan wujud nyata kehadiran negara untuk warganya, yang selama ini merasa didiskriminasi. Bagi warga di tapal batas Oepoli, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, kehadiran TNI melalui program TMMD ke 105 tahun 2019, bukan hal baru. Sebab, bagi mereka hanya TNI yang bisa menjangkau rakyat di daerah perbatasan yang terpencil dan terisoliasi di Amfoang Timur.

“Rakyat di wilayah Amfoang Timur sangat dekat dengan TNI khususnya dari Kodim 1604/Kupang. TNI selalu ada di setiap kesulitan rakyat. Mereka hadir dengan program yang langsung menyentuh kehidupan rakyat. Jadi kami merasa hanya TNI yang bisa menjangkau kami (rakyat) di wilayah terpencil ini,” kata tokoh adat Amfoang Timur, Amadeo Sonbai kepada mediantt.com di Oepoli, Rabu (10/7), usai pembukaan TMMD ke 105 tahun 2019.

Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Kupang jarang sekali melihat rakyatnya di Amfoang Timur. Porsi pembangunan pun hampir tidak menyentuh rakyat di wilayah perbatasan dengan Distrik Oekusi, Timor Leste itu. “Yang rakyat lihat ada di sini hanya prajurit TNI yang ditugaskan menjaga perbatasan, baik itu Angkatan Darat yang menjaga perbatasan maupun Angkatan Laut yang menjaga Pulau Batek,” kata tokoh adat yang sangat berpengaruh itu.

Karena itu, menurut dia, rakyat merasa ada perhatian dan kepedulian pemerintah melalui kehadiran TNI, dengan program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD). Dan, ini tahun kedua TNI melaksanakan TMMD di Amfoang Timur, khususnya di Desa Netemnanu Utara dan Desa Nunuana.

“Dengan adanya TMMD kami merasa diperhatikan oleh negara. Negara kita sudah merdeka 70-an tahun tapi kami merasa belum merdeka dalam segala aspek pembangunan. Jadi kami minta ada perhatian pemerintah demi pemerataan pembangunan,” tegas Amadeo Sonbai.

Senada dengan itu, tokoh adat lainnya, Tom Kameo, berharap pemerintah baik pusat maupun daerah, dalam hal ini Kabupaten Kupang dan Provinsi NTT, melihat keberadaan masyarakat di wilayah perbatasan ini sebagai warga NKRI yang diperlakukan secara layak seperti daerah lain.

“Kita sudah merdeka puluhan tahun tapi kami masih belum merasakan ada perlakuan yang adil dari pemerintah. TNI yang selalu ada bersama dan membantu kami adalah bagian dari negara, tapi dimana pemerintah. Kami butuh pemerintah untuk membangun di wilayah perbatasan ini,” harap Tom Kameo. (jdz)

Ket Foto : Tokoh adat bersama masyarakat Amfoang Timur ketika menghadiri pembukaan TMMD ke 105 tahun 2019 di Lapangan SMP San Daniel Oepoli, Rabu (10/7).