Hillary: Iran Tak Akan Punya Senjata Nuklir Jika Saya Presiden

oleh -12 Dilihat

WASHINGTON — Bakal calon presiden AS dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, Selasa (14/7/2015) waktu setempat, berjanji bahwa Teheran tidak akan dapat memperoleh senjata atom jika dia terpilih ke Gedung Putih. Clinton menyampaikan pernyataan tegas itu terkait kesepakatan nuklir Iran yang baru saja dicapai dengan sejumlah negara besar dunia.

Clinton membuat pernyataan tersebut saat sejumlah kritikus di Kongres AS, serta para sekutu AS yang skeptis di seluruh dunia, mengecam perjanjian yang memberikan Iran sebuah landasan, walau agak tertunda, ke arah pemilikan senjata nuklir pada akhirnya.

“Sebagai presiden, saya akan menggunakan setiap peralatan yang kami punya untuk memaksa kepatuhan Iran,” kata Clinton. “Pesan bagi Iran harus keras dan jelas, kami tidak akan pernah memungkinkan Anda memperoleh senjata nuklir, bukan hanya selama masa perjanjian itu.”

Clinton, seorang mantan menteri luar negeri AS, mengatakan ia “masih mempelajari rincian” penjanjian itu, tetapi telah memberikan dukungannya untuk itu. “Berdasarkan penjelasan yang saya terima dan tinjuan terhadap sejumlah dokumen, saya mendukung perjanjian itu karena hal itu dapat membantu kita mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir,” kata mantan ibu negara tersebut.

“Dengan penegakan pernjanjian yang ketat, verifikasi yang pantang menyerah, dan hukuman yang cepat untuk setiap pelanggaran, perjanjian tersebut dapat membuat Amerika Serikat, Israel dan mitra Arab kita lebih aman.”

Kesepakatan itu, yang disepakati antara enam negara besar dunia dan Iran, telah difinalisasi di Wina, Swiss, setelah pembicaraan secara maraton.

Namun Clinton mengatakan, kesepakatan tersebut hanya langkah pertama, dan bahwa “penegakan hukum yang efektif” terkait kesepakatan akan sangat penting. “Mengingat sejarah panjang masyarakat internasional dan pengalaman dengan perilaku Iran, prioritas tertinggi harus diberikan kepada penegakan hukum yang efektif terhadap perjanjian tersebut,” katanya. “Penandatanganan hanyalah awal. Sebagai presiden, saya akan menggunakan setiap peralatan yang kami punya untuk memaksa kepatuhan ketat Iran.”

Tampilkan Prajurit Nazi  

Taipan real estate yang maju menjadi calon Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali membuat kontroversi. Setelah ucapannya yang menyinggung imigran Meksiko, pria berusia 69 tahun itu kini memajang gambar prajurit Nazi di dalam foto kampanyenya.

Melalui akun Twitter @realDonaldTrump, kandidat Presiden AS dari Partai Republik itu memajang sebuah foto kampanye dirinya dengan tagar #MakeAmericaGreatAgain. Hal tersebut ternyata mengejutkan para follower-nya.

Berdasarkan laporan Guardian, Rabu (15/7/2015), foto kampanye bermasalah itu memperlihatkan wajah Trump yang direkayasa ke dalam bendera AS bersama tumpukan uang, Gedung Putih, dan prajurit Nazi. Sekilas para tentara yang tampak dalam gambar itu seperti prajurit infanteri AS, namun jika diamati lebih jeli terlihat lambang burung elang yang digunakan pasukan khusus Jerman masa Perang Dunia II Schutzstaffel (SS).

Rupanya foto yang digunakan Trump adalah sebuah foto para aktor yang memerankan prajurit partai pimpinan Hitler tersebut, dan bukan prajurit sungguhan.

Tim kampanye Donald Trump langsung menghapus tweet yang memuat foto itu dan menyatakan bahwa hal tersebut adalah kesalahan yang tidak sengaja dibuat oleh seorang pekerja magang.

Meski sekali lagi menimbulkan kontroversi, hasil polling yang dilansir USA Today satu jam setelah insiden itu menunjukkan bahwa sang pebisnis masih mengungguli kandidat lainnya dari Partai Republik seperti Jeb Bush, Scott Walker, dan Ted Cruz. (kompas.com/okezone)