Kupang, mediantt.com – Keterlibatan pihak swasta yang berinvestasi besar-besaran di Hotel Nihi Watu, Desa Hobawawi, Kecamatan Waikaka, Kabupaten Sumba Barat, selayaknya diberi apresiasi. Sebab, pengelolaan yang luar biasa ini menyebabkan hotel itu menjadi yang terbaik di dunia. Karena itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Marius Jelamu, menyatakan kagum dengan peras swasta dalam pengembangan Hotel Nihi Watu tersebut.
“Peran swasta dalam berinvestasi di Hotel Nihiwatu patut diapresiasi, karena menjadi hotel terbaik di dunia. Ini bukti bahwa investasi swasta mampu menampilkan keindahan alam dan kearifan budaya setempat serta menyerap tenaga kerja masyarakat lokal,” kata Marius Jelamu kepada wartawan di Kupang, Sabtu (22/10/2016).
Menurutnya, Nihi Watu merupakan hotel terbaik dunia dalam ajang ‘Worlds Best Travel Awards 2016’, yang diumumkan pada Juli 2016.
Ia mengatakan, peran swasta tersebut merupakan bukti investasi yang patut dicontohi oleh swasta lainnya.Selain itu, sebut dia, pengelola Hotel Nihi Watu juga banyak menyalurkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) kepada daerah setempat untuk mendukung berbagai pembangunan.
Jelamu juga menjelaskan, peran swasta di bidang pariwisata di Provinsi NTT semakin meningkat seiring kemajuan destinasi wisata unggulan yang terus menyedot kedatang para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Ia mencontohkan, investasi swasta lainnya di Labuan Bajo untuk penyediaan kapal cepat untuk para pengunjung yang akan menyeberang ke Pulau Komodo dan sekitarnya.
” Di Labuan Bajo, misalnya,peran investor swasta seperti James Riady menyediakan dua kapal cepat untuk para wisatawan yang menyeberanga ke Pulau Komodo dan sekitarnya,” kata Jelamu.
Selain itu, lata dia, investasi di bidang perhotelan, restauran, dan jasa pariwisata lain di Labuan Bajo pun berkembang cukup baik. “Peran investor swasta baik dalam maupun luar negeri tidak dipersoalkan yang terpenting mampu menyerap tenaga,” ujarnya.
Menurutnya, investasi di bidang perhotelan, restauran, dan jasa pariwisata lain di Labuan Bajo berkembang cukup baik. Peran investor swasta baik dalam maupun luar negeri tidak dipersoalkan yang terpenting mampu menyerap tenaga kerja masyarakat setempat.
”Aturan memperbolehkan siapa saja bisa melakukan investasi baik dalam maupun luar negeri sesuai prosedur yang berlaku, namun diharapkan mampu menyerap tenaga kerja lokal lebih banyak,” katanya, mengingatkan.
Untuk itu, ia menyarankan agar masyarakat di daerah wisata bisa memanfaatkan sektor usaha turunan dari investasi jasa pariwisata karena untuk investasi sekelas hotel membutuhkan modal yang realtif besar.
”Banyak peluang yang bisa dimanfaatkan masyarakat terkait usaha turunannnya seperti pemasok bahan makanan dan minuman, penyedia sarana transportasi, dan juga hasil kerajinan tangan lainnya,” ujar Jelamu. (*/jdz)
Foto : Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT, Marius Jelamu.